25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bahas Radikalisme, Kapolda Kalteng Hadirkan Imam Besar Masjid Istiqlal

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi
Prasetyo menginisiasi focus group disscussion (FGD) yang menghadirkan Imam
Besar Masjid Istiqlal Prof. KH Nasaruddin Umar, sebagai pemateri.

Selain KH Nashrudin Umar, FGD
juga menghadirkan Ketua Program Study PenelitianTerorisme Universitas Indonesia,
Muhammad Syaiqillah, yang semuanya menyampaikan paparan melalui video
conference dan diikuti para tokoh masyarakat, tokoh agama hingga tokoh adat,
pemuda dan mahasiswa dari Hotel Swiss bell Jalan Tjilik Riwut Km 5 Kota
Palangka Raya, Kamis (22/04/2021).

Saat membuka FGD, kapolda
menyatakan, Kalteng yang memiliki filosofi budaya huma betang, menunjukkan
bahwa masyarakatnya adalah masyarakat yang heterogen. Namun demikian,
masyarakatnya tetap bisa mengedepankan musyawarah mufakat, kesetaraan,
kejujuran dan kesetiaan dalam satu kesatuan huma betang.

Baca Juga :  Berbatasan dengan Kaltim, Mura Bersiap Jadi Penyangga Ibu Kota Negara

“Hal itu sama dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yag berdiri di atas beragam agama, suku dan
bahasa. Bila ini tidak dijaga secara maksimal akan menjadi ancaman serius bagi
keutuhan bangsa,” kata kapolda.

Lebih lanjut dikatakan Dedi,
diperlukan komitmen yang kuat dari semua elemen untuk menangkal paham-paham
yang dapat mengikis persatuan dan kesatuan bangsa, dengan menempatkan Pancasila
dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Dengan pemaparan dari para
pemateri, diharapkan para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda
maupun mahasiswa, bisa semakin memperkuat komitmen bersama dalam menangkal
paham radikalisme dan terorisme,” ujarnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi
Prasetyo menginisiasi focus group disscussion (FGD) yang menghadirkan Imam
Besar Masjid Istiqlal Prof. KH Nasaruddin Umar, sebagai pemateri.

Selain KH Nashrudin Umar, FGD
juga menghadirkan Ketua Program Study PenelitianTerorisme Universitas Indonesia,
Muhammad Syaiqillah, yang semuanya menyampaikan paparan melalui video
conference dan diikuti para tokoh masyarakat, tokoh agama hingga tokoh adat,
pemuda dan mahasiswa dari Hotel Swiss bell Jalan Tjilik Riwut Km 5 Kota
Palangka Raya, Kamis (22/04/2021).

Saat membuka FGD, kapolda
menyatakan, Kalteng yang memiliki filosofi budaya huma betang, menunjukkan
bahwa masyarakatnya adalah masyarakat yang heterogen. Namun demikian,
masyarakatnya tetap bisa mengedepankan musyawarah mufakat, kesetaraan,
kejujuran dan kesetiaan dalam satu kesatuan huma betang.

Baca Juga :  Berbatasan dengan Kaltim, Mura Bersiap Jadi Penyangga Ibu Kota Negara

“Hal itu sama dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yag berdiri di atas beragam agama, suku dan
bahasa. Bila ini tidak dijaga secara maksimal akan menjadi ancaman serius bagi
keutuhan bangsa,” kata kapolda.

Lebih lanjut dikatakan Dedi,
diperlukan komitmen yang kuat dari semua elemen untuk menangkal paham-paham
yang dapat mengikis persatuan dan kesatuan bangsa, dengan menempatkan Pancasila
dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Dengan pemaparan dari para
pemateri, diharapkan para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda
maupun mahasiswa, bisa semakin memperkuat komitmen bersama dalam menangkal
paham radikalisme dan terorisme,” ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru