HIV tetap terjadi di Kotim, meski saat ini serangan Covid-19 masih melanda. Parahnya jumlah kasus terus bertambah setiap tahunnya. Komisi Penanggulangan AIDS Kotawaringin Timur mendata sejak Januari hingga Juni 2021, ada 25 kasus HIV dan AIDS ada sebanyak 13 kasus. Kasus baru, 9 laki-laki, 16 perempuan.
Wakil Bupati (Wabup) Kotim, Irawati meminta kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah itu bisa mengambil bagian dalam mensosialisasikan tentang bahayanya penyakit HIV/AIDS kepada masyarakat. Hal itu penting dilakukan agar masyarakat bisa mengetahui dan memahami dampak dari penyakit tersebut.
“Saya harap para ASN dapat membantu memutus mata rantai HIV/AIDS. Dengan cara menyampaikan bahayanya penyakit tersebut,” kata Irawati, Rabu (18/8).
Irawati menambahkan, tujuan dari penyampaian tersebut yakni mengajak masyarakat membangun kesadaran terhadap pentingnya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Dia mengatakan kampanye pencegahan HIV/AIDS mencakup ajakan untuk mengutamakan hidup sehat serta menghindari berganti-ganti pasangan, perilaku yang bisa menyebabkan penularan penyakit mematikan itu.
“Masyarakat perlu menyadari pentingnya mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS sehingga ke depan, angka penderitanya makin berkurang karena sampai saat ini belum ada obatnya,” beber Irawati.
Dia menekankan, pentingnya upaya membangun kesadaran mengenai pentingnya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS guna mengekang peningkatan kasus tersebut. Irawati menambahkan, guna memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS, masyarakat diminta aktif memberi dukungan kepada orang dengan HIV Aids (ODHA) dengan menolak semua stigma buruk mereka.
“Doronglah mereka untuk memberikan karya-karya terbaiknya bagi masyarakat. Terakhir, saya mengajak, mari kita putus penularan HIV mulai dari sekarang. Jangan tinggalkan satu orangpun, kita pasti bisa,” tandasnya.