25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Lokasi Banjir Jadi Wisata

MUARA TEWEH-Kota Muara
Teweh masih dikepung banjir hingga Senin (9/3). Salah satu wilayah yang direndam
banjir karena luapan air sungai Barito, Keluraha Melayu, Kecamatan Teweh Tengah,
tepatnya di dekat Water Front City. Namun banjir di lokasi ini malah dijadikan
tempat bermain dan wisata masyarakat.

Salah seorang warga Yuliawati
Misky mengaku bahwa Kota Muara Teweh yang terletak di pinggiran sungai Barito
memang kerap kali dilanda banjir. Setahun bisa mengalami dua sampai empat kali
banjir.

“Aku bukannya
ingin membandingkan banjir di kampungku dengan kondisi banjir di ibu Kota
Jakarta. Tetapi percaya atau tidak, banjir di kampungku justru dijadikan
semacam wisata air oleh masyarakatnya,” ungkap Yulianti, Senin (9/3).

Baca Juga :  Wabup Kobar Ancam Tindak Tegas Operator Angkutan Laut

Dikatakannya bahwa
masyarakat di sana bukannya kekurangan hiburan, meskipun jauh berada di
tengah-tengah Pulau Kalimantan. “Lebih tepatnya memanfaatkan momen, itulah
yang saya tangkap dari peristiwa ini. Warga masih bisa bergembira dengan
keadaan jalan-jalan dipenuhi oleh genangan air. Anak-anak bermain air ditemani
orang tua mereka, tentu saja di tempat yang surut, pada ketinggian air selutut
orang dewasa,” terangnya.

Dia mengungkapkan,
selain dijadikan wisata, banjir dimanfaatkan masyarakat untuk mengais rezeki. “Bahkan,
tidak sedikit ojek perahu dadakan menawarkan jasa, mencoba mencari rejeki, siap
mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan,” papar wanita itu.

Dia mengaku tidak bisa
menyalahkan pemerintah, semua menerima dengan lapang dada kondisi kota yang
memang berada di pinggir sungai.
 

Baca Juga :  Warga Keluhkan Harga Elpiji 3 Kg, Minta Pertamina dan Pemda Turun Tang

“Bahagia itu tidak
perlu menunggu keadaan sempurna. Tapi mampu menikmati suasana apa adanya adalah
sebuah kebahagiaan yang sempurna,” pungkas Yuliawati.

Sementara itu, salah
seorang anak yang ikut menikmati luapan air Sungai Barito, Aldo mengaku senang
bisa berenang. Dia bersama teman-temannya keram bermain air setiap kali banjir
melanda daerah tersebut. Bahkan Aldo bersama teman-temannya sampai terjun dari
atas jembatan. Dia tampak ngos-ngosan, namun wajah telihat bahagianya menikmati
momen tersebut.

“Ketika banjir bisa kumpul mandinya bersama
teman-teman,” anak yang masih duduk di kelas VI MIN Melayu Muara Teweh
ini, Senin (9/3).(adl/uni/dar)

MUARA TEWEH-Kota Muara
Teweh masih dikepung banjir hingga Senin (9/3). Salah satu wilayah yang direndam
banjir karena luapan air sungai Barito, Keluraha Melayu, Kecamatan Teweh Tengah,
tepatnya di dekat Water Front City. Namun banjir di lokasi ini malah dijadikan
tempat bermain dan wisata masyarakat.

Salah seorang warga Yuliawati
Misky mengaku bahwa Kota Muara Teweh yang terletak di pinggiran sungai Barito
memang kerap kali dilanda banjir. Setahun bisa mengalami dua sampai empat kali
banjir.

“Aku bukannya
ingin membandingkan banjir di kampungku dengan kondisi banjir di ibu Kota
Jakarta. Tetapi percaya atau tidak, banjir di kampungku justru dijadikan
semacam wisata air oleh masyarakatnya,” ungkap Yulianti, Senin (9/3).

Baca Juga :  Wabup Kobar Ancam Tindak Tegas Operator Angkutan Laut

Dikatakannya bahwa
masyarakat di sana bukannya kekurangan hiburan, meskipun jauh berada di
tengah-tengah Pulau Kalimantan. “Lebih tepatnya memanfaatkan momen, itulah
yang saya tangkap dari peristiwa ini. Warga masih bisa bergembira dengan
keadaan jalan-jalan dipenuhi oleh genangan air. Anak-anak bermain air ditemani
orang tua mereka, tentu saja di tempat yang surut, pada ketinggian air selutut
orang dewasa,” terangnya.

Dia mengungkapkan,
selain dijadikan wisata, banjir dimanfaatkan masyarakat untuk mengais rezeki. “Bahkan,
tidak sedikit ojek perahu dadakan menawarkan jasa, mencoba mencari rejeki, siap
mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan,” papar wanita itu.

Dia mengaku tidak bisa
menyalahkan pemerintah, semua menerima dengan lapang dada kondisi kota yang
memang berada di pinggir sungai.
 

Baca Juga :  Warga Keluhkan Harga Elpiji 3 Kg, Minta Pertamina dan Pemda Turun Tang

“Bahagia itu tidak
perlu menunggu keadaan sempurna. Tapi mampu menikmati suasana apa adanya adalah
sebuah kebahagiaan yang sempurna,” pungkas Yuliawati.

Sementara itu, salah
seorang anak yang ikut menikmati luapan air Sungai Barito, Aldo mengaku senang
bisa berenang. Dia bersama teman-temannya keram bermain air setiap kali banjir
melanda daerah tersebut. Bahkan Aldo bersama teman-temannya sampai terjun dari
atas jembatan. Dia tampak ngos-ngosan, namun wajah telihat bahagianya menikmati
momen tersebut.

“Ketika banjir bisa kumpul mandinya bersama
teman-teman,” anak yang masih duduk di kelas VI MIN Melayu Muara Teweh
ini, Senin (9/3).(adl/uni/dar)

Terpopuler

Artikel Terbaru