27.3 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Desa BRILian Membawa Berkah Bagi Petani di Pelosok Kalsel

BARITO KUALA, PROKALTENG.CO – Program Desa BRILian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Desa Karang Bunga, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ternyata membawa berkah bagi para petani di wilayah setempat.

Kepedulian BRI dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sudah dirasakan oleh warga di pelosok Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Tepatnya di Desa Karang Bunga, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala. Warga desanya hampir 100 persen bekerja sebagai petani.

Salah satu petani padi dan jeruk, Agus Esthi Panti Iti ini mengaku merasakan manfaat dari layanan BRI. Salah satunya dengan kehadiran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ditambah lagi, ia mendapatkan pelatihan terkait pengelolaan pertanian.

”Pelatihan dari ilmu pengetahuan,  kan lahan jeruk selalu perlu yang bawah selalu ditabuk,  jadi lahan  padi semakin sempit, kita interpretasi lahan sempit, supaya hasil banyak. Kemarin kita BRI memberi seminar, dapat arahan dari pakar-pakar arahnya ke agrowisata,” ujarnya, Senin (4/3).

Selain latihan terkait pertanian, ia juga mengaku mendapatkan alat-alat pertanian, beberapa yang disebut yakni pestisida dan insektisida. Bagi dia, bantuan tersebut sangat berguna sekali untuk pengembangan pertanian.

Dia mengaku sebelum adanya kehadiran BRI, pengetahuan tentang pengelolaan padi minim. Sehingga berkat pelatihan yang disediakan BRI, keilmuan dirinya tentang pengelolaan padi bertambah.

Selain itu, Agus juga dibantu BRI dalam penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penggunaan KUR, lanjut dia,  dilakukan pada ragam musim tanam.

Baca Juga :  Raih Opini WTP 5 Kali Berturut-turut

”Kita memerlukan pengelolaan tanah, sampai tanamnya, kemudian peralatan pada waktu panen itu juga ada. Masyarakat harus bisa memanajemen, jangan dihabiskan semua, jadi harus diatur,” ungkapnya.

”Mulai mengelola tanah,sampai tanam perlu biaya, pupuk segala, untung ada subsidi satu hektare, tapi kita cuman dapat 150 kilogram, sedikit sekali tapi itu membantu membeli yang nonsubsidi,” sambungnya.

Dia menjelaskan, KUR yang digunakan nilainya bervariasi tergantung permintaan. Dari nilai Rp.10 juta sampai Rp.30 juta.

Agus menerangkan dalam kurun waktu satu tahun, sebanyak dua kali menanam padi. Tanaman padi yang pertama, menggunakan padi unggul, sedangkan kedua tergantung pilihannya. Bisa menggunakan padi unggul atau padi lokal.

Dia menjelaskan, dalam kurun waktu satu kali bisa panen sekitar 3 ton padi. Hal itu jika lahan padi tersebut yang juga ditanami jeruk.

Bagi Agus, kehadiran KUR berdampak positif bagi usaha taninya. Jika tidak ada KUR, maka usaha taninya akan mengalami penurunan, lantaran ada pengijon.

”Penghasilan tani otomatis habis, sisa berapa. Kalau kita dengan pinjam KUR, kita manajemen,” tegasnya.

Sementara itu, Pimpinan Cabang BRI Marabahan Edwin Agus Franico Sipayung mengatakan, dalam pengimplementasian program Desa BRILian di Desa Karang Bunga, BRI telah memberikan pengembangan cluster unggulan padi dengan nama Sri Bahagia pada tahun 2023 berupa pelatihan dan Penyerahan Bantuan Alat Semprot Electric Battery Sprayer sebanyak 60 unit, dengan nilai bantuan Rp 50.000.000,-.

Baca Juga :  Mengenal Desa Wawowae, Pemenang Kategori Desa Potensial Wilayah Tengah Program Desa BRILian

Menurut Edwin, adanya KUR BRI sangat berdampak positif bagi petani. Dengan adanya KUR BRI, petani yang pada umumnya kelompok UMKM bisa mendapatkan modal kerja yang murah.

”Sehingga tidak perlu meminjam modal dari para rentenir yang bunganya sangat tinggi, atau modal dari para tengkulak yang pada akhirnya membuat posisi tawar petani menjadi lemah. Pola pembayaran KUR juga bisa disesuaikan dengan periode panen,” ujarnya.

”Sehingga tidak mengganggu cashflow petani untuk membayar angsuran jika belum tiba waktunya masa panen,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut dia menjelaskan KUR BRI yang bisa sampai dengan Rp 500 juta bisa dimanfaatkan untuk memperbanyak atau memperbesar kapasitas pertanian sehingga hasil panen juga bisa lebih besar.

Edwin berharap dengan adanya Desa BRILian ini, BRI bisa hadir untuk menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam ekosistem desa tersebut.

”Yang hadir untuk memenuhi kebutuhan layanan perbankan seluruh stakeholder desa, mulai dari aparatur desa, BUMDes, pelaku UMKM, bahkan seluruh masyarakat desa, serta memastikan Desa BRILian ini bisa menjadi titik-titik pertumbuhan ekonomi baru yang saling terhubung satu sama lain,” tambahnya.

”Dan pada akhirnya BRI tidak hanya ikut berperan serta dalam pertumbuhan dan kemajuan satu atau dua desa saja, namun bisa berkontribusi dalam skala yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan tema besar BRI, Memberi Makna Indonesia,” harapnya. (hfz)

BARITO KUALA, PROKALTENG.CO – Program Desa BRILian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Desa Karang Bunga, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ternyata membawa berkah bagi para petani di wilayah setempat.

Kepedulian BRI dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sudah dirasakan oleh warga di pelosok Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Tepatnya di Desa Karang Bunga, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala. Warga desanya hampir 100 persen bekerja sebagai petani.

Salah satu petani padi dan jeruk, Agus Esthi Panti Iti ini mengaku merasakan manfaat dari layanan BRI. Salah satunya dengan kehadiran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ditambah lagi, ia mendapatkan pelatihan terkait pengelolaan pertanian.

”Pelatihan dari ilmu pengetahuan,  kan lahan jeruk selalu perlu yang bawah selalu ditabuk,  jadi lahan  padi semakin sempit, kita interpretasi lahan sempit, supaya hasil banyak. Kemarin kita BRI memberi seminar, dapat arahan dari pakar-pakar arahnya ke agrowisata,” ujarnya, Senin (4/3).

Selain latihan terkait pertanian, ia juga mengaku mendapatkan alat-alat pertanian, beberapa yang disebut yakni pestisida dan insektisida. Bagi dia, bantuan tersebut sangat berguna sekali untuk pengembangan pertanian.

Dia mengaku sebelum adanya kehadiran BRI, pengetahuan tentang pengelolaan padi minim. Sehingga berkat pelatihan yang disediakan BRI, keilmuan dirinya tentang pengelolaan padi bertambah.

Selain itu, Agus juga dibantu BRI dalam penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penggunaan KUR, lanjut dia,  dilakukan pada ragam musim tanam.

Baca Juga :  Raih Opini WTP 5 Kali Berturut-turut

”Kita memerlukan pengelolaan tanah, sampai tanamnya, kemudian peralatan pada waktu panen itu juga ada. Masyarakat harus bisa memanajemen, jangan dihabiskan semua, jadi harus diatur,” ungkapnya.

”Mulai mengelola tanah,sampai tanam perlu biaya, pupuk segala, untung ada subsidi satu hektare, tapi kita cuman dapat 150 kilogram, sedikit sekali tapi itu membantu membeli yang nonsubsidi,” sambungnya.

Dia menjelaskan, KUR yang digunakan nilainya bervariasi tergantung permintaan. Dari nilai Rp.10 juta sampai Rp.30 juta.

Agus menerangkan dalam kurun waktu satu tahun, sebanyak dua kali menanam padi. Tanaman padi yang pertama, menggunakan padi unggul, sedangkan kedua tergantung pilihannya. Bisa menggunakan padi unggul atau padi lokal.

Dia menjelaskan, dalam kurun waktu satu kali bisa panen sekitar 3 ton padi. Hal itu jika lahan padi tersebut yang juga ditanami jeruk.

Bagi Agus, kehadiran KUR berdampak positif bagi usaha taninya. Jika tidak ada KUR, maka usaha taninya akan mengalami penurunan, lantaran ada pengijon.

”Penghasilan tani otomatis habis, sisa berapa. Kalau kita dengan pinjam KUR, kita manajemen,” tegasnya.

Sementara itu, Pimpinan Cabang BRI Marabahan Edwin Agus Franico Sipayung mengatakan, dalam pengimplementasian program Desa BRILian di Desa Karang Bunga, BRI telah memberikan pengembangan cluster unggulan padi dengan nama Sri Bahagia pada tahun 2023 berupa pelatihan dan Penyerahan Bantuan Alat Semprot Electric Battery Sprayer sebanyak 60 unit, dengan nilai bantuan Rp 50.000.000,-.

Baca Juga :  Mengenal Desa Wawowae, Pemenang Kategori Desa Potensial Wilayah Tengah Program Desa BRILian

Menurut Edwin, adanya KUR BRI sangat berdampak positif bagi petani. Dengan adanya KUR BRI, petani yang pada umumnya kelompok UMKM bisa mendapatkan modal kerja yang murah.

”Sehingga tidak perlu meminjam modal dari para rentenir yang bunganya sangat tinggi, atau modal dari para tengkulak yang pada akhirnya membuat posisi tawar petani menjadi lemah. Pola pembayaran KUR juga bisa disesuaikan dengan periode panen,” ujarnya.

”Sehingga tidak mengganggu cashflow petani untuk membayar angsuran jika belum tiba waktunya masa panen,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut dia menjelaskan KUR BRI yang bisa sampai dengan Rp 500 juta bisa dimanfaatkan untuk memperbanyak atau memperbesar kapasitas pertanian sehingga hasil panen juga bisa lebih besar.

Edwin berharap dengan adanya Desa BRILian ini, BRI bisa hadir untuk menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam ekosistem desa tersebut.

”Yang hadir untuk memenuhi kebutuhan layanan perbankan seluruh stakeholder desa, mulai dari aparatur desa, BUMDes, pelaku UMKM, bahkan seluruh masyarakat desa, serta memastikan Desa BRILian ini bisa menjadi titik-titik pertumbuhan ekonomi baru yang saling terhubung satu sama lain,” tambahnya.

”Dan pada akhirnya BRI tidak hanya ikut berperan serta dalam pertumbuhan dan kemajuan satu atau dua desa saja, namun bisa berkontribusi dalam skala yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan tema besar BRI, Memberi Makna Indonesia,” harapnya. (hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru