MUARA
TEWEH-Sebanyak
117 pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Utara di-rapid test.
Khususnya, pegawai yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif
virus corona (Covid-19). Hasilnya, ditemukan tiga pegawai yang reaktif
Covid-19. Termasuk satu pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Barito Utara (Batara).
“Karena ada salah
seorang pegawai di lingkungan Setwan yang terkonfirmasi reaktif Covid-19. Maka
memutuskan untuk menunda semua agenda dewan,†terang Ketua DPRD Batara, Hj Mery
Rukaini, Kamis (2/7).
Selain itu, ketua dewan
meminta seluruh gedung dikosongkan sejak Rabu (1/7), selanjutnya meminta Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk melakukan penyemprotan disinfektan
di seluruh ruangan kerja. “Ada beberapa rapat kerja yang mestinya dilaksanakan
pada 1-3 Juli ini, tapi semua dibatalkan untuk mencegah penyebaran virus,â€
tegas Ketua Demokrat Batara ini.
Sementara itu, dua
pegawai reaktif lainnya berasal dari Kantor Sekretariat Daerah dan Bappeda
Litbang Batara. Namun pegawai Setda berinsial SS, ketika di-rapid test ulang di
Laboratorium Kesehatan Daerah, hasilnya malah non reaktif. Akan tetapi para
pegawai yang terindikasi reaktif tetap diisolasi untuk penanganan lebih lanjut.
“Rapid test ini sebagai
tindak lanjut dari hasil swab IK, salah seorang pejabat Setda yang positif
Covid-19 dan kini dirawat di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya,†jelas Juru
Bicara Gugus Tugas Covid-19 Batara, H Siswandoyo. IK merupakan istri almarhum
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batara, SP yang meninggal karena Covid-19.
Tidak hanya IK, anaknya juga terkonfirmasi positif, sehingga sama-sama dirawat.
Setelah itu, Tim Gugus
Tugas melakukan rapid test terhadap seluruh pegawai DLH Batara. Lalu ditemukan
satu pegawai reaktif, begitu juga suami dari pegawai itu juga terkonfirmasi
reaktif, sehingga dirawat di RSUD Muara Teweh. Secara keseluruhan, terdapat 15
pasien Covid-19 asal Batara. Dengan rincian lima sembuh, dua meninggal dan
sisanya masih dirawat.
Lebih lanjut,
Siswandoyo menerangkan, ada kemungkinan penyebaran transmisi lokal, karena
ditemukan dua pasien positif, yakni ayah dan anak berinisial NGD dan BG, warga
Kelurahan Melayu. Keduanya tidak pernah bepergian ke luar daerah. Hasil
pelacakan, baik NGD maupun BG cuma bepergian ke Muara Teweh dan sekitarnya.
Rutinitas keduanya, NGD ke luar rumah untuk menerima pensiun. Sedangkan BG ke
pasar, karena dia berjualan sembako dan paling jauh ke Lemo, kampung istrinya.
NGD dan BG digolongkan sebagai orang tanpa gejala (OTG) yang kini berstatus
positif Covid-19.
“Orang-orang yang
kontak erat dengan NGD dan BG, sudah di-rapid test dengan hasil non reaktif.
Empat orang ini bakal diperiksa ulang pada tujuh sampai 10 hari mendatang,â€
tandas Siswandoyo. Berhubung istri Tuan
BG sering pergi ke Lemo, Tim Gugus Tugas sudah meminta teman-teman di Puskesmas
Lemo untuk melakukan rapid test terhadap kontak erat.