29.5 C
Jakarta
Tuesday, July 29, 2025

Desa Kubur: Perkampungan di Kabupaten Balangan yang Dianggap Angker

KALAU ada orang menyebut “Desa Kubur”, apa yang langsung muncul di pikiran Anda? Tempat pemakaman, film horor, atau malah tempat berkumpulnya makhluk halus.

Nah, ternyata Desa Kubur itu bukan cuma ada di cerita-cerita orang tua zaman dulu. Nama ini pernah benar-benar ada di Kalsel, tepatnya di wilayah Paringin Selatan, Kabupaten Balangan.

Sebelum tahun 2003, wilayah itu memang dikenal sebagai Desa Kubur, bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tapi sekarang, nama itu sudah diganti menjadi Desa Bungin. “Ganti nama bukan tanpa alasan. Tapi, karena nama Kubur dianggap terlalu seram dan bikin merinding bagi yang dengar,” tutur sejarawan Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur.

Nama itu tidak hanya bikin orang salah paham, tapi juga diselimuti cerita-cerita mistis. Zaman dulu, daerah ini dipercaya sebagai tempat yang angker. Bahkan, orang luar daerah jarang berani singgah terlalu lama di sana.

Baca Juga :  Akses Jalan Darat Dorong Kemajuan Desa Terusan

Konon, siapapun yang makan atau minum di Desa Kubur bisa tiba-tiba jatuh sakit, muntah darah, lalu meninggal dunia. Cerita itu diyakini berasal dari praktik wisa atau pemberian racun, yang disebut-sebut sebagai bagian dari ritual pesugihan.

Itu sebabnya, banyak pendatang memilih menjauh. Desa Kubur pun makin dicap sebagai kampung berhantu.

Karena desa itu makin dikucilkan, beberapa tokoh masyarakat bersama pemerintah saat itu sepakat mengganti nama kampung. Dilaksanakanlah ritual khas Banjar tasmiyah, yaitu pemberian nama baru.

“Maka sejak itu, Desa Kubur berubah jadi Desa Bungin. Diambil dari nama sungai yang melintasi wilayah tersebut. Harapannya, nama baru itu membawa suasana baru yang lebih sejuk, tidak mistis lagi, dan membuat warga luar berani datang,” bebernya.

Baca Juga :  Harga Anjlok, Toko Sepeda di Kalsel Berharap PTM

Jangan sangka nama Kubur cuma cerita dari mulut ke mulut. Dalam peta Belanda tahun 1924, wilayah ini memang sudah tertulis dengan nama Koeboer. Kawasan itu dipenuhi perkebunan karet dan punya jalur kuda (paarden pad). “Jadi itu bukan karangan, tapi memang ada bukti historisnya,” ujarnya.

Pasti banyak yang bertanya, benarkah orang-orang dulu mati karena racun di Desa Kubur? Atau itu cuma cerita yang tumbuh karena rasa takut dan ketidaktahuan?

“Jawabannya bisa jadi campuran antara sejarah dan imajinasi kolektif. Tapi yang pasti, nama dan cerita itu sudah jadi bagian dari sejarah Banua kita. Sebuah pelajaran bahwa kadang nama tempat bisa membentuk nasib dan stigma yang panjang,” pungkas Mansyur. (jpg)

 

KALAU ada orang menyebut “Desa Kubur”, apa yang langsung muncul di pikiran Anda? Tempat pemakaman, film horor, atau malah tempat berkumpulnya makhluk halus.

Nah, ternyata Desa Kubur itu bukan cuma ada di cerita-cerita orang tua zaman dulu. Nama ini pernah benar-benar ada di Kalsel, tepatnya di wilayah Paringin Selatan, Kabupaten Balangan.

Sebelum tahun 2003, wilayah itu memang dikenal sebagai Desa Kubur, bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tapi sekarang, nama itu sudah diganti menjadi Desa Bungin. “Ganti nama bukan tanpa alasan. Tapi, karena nama Kubur dianggap terlalu seram dan bikin merinding bagi yang dengar,” tutur sejarawan Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur.

Nama itu tidak hanya bikin orang salah paham, tapi juga diselimuti cerita-cerita mistis. Zaman dulu, daerah ini dipercaya sebagai tempat yang angker. Bahkan, orang luar daerah jarang berani singgah terlalu lama di sana.

Baca Juga :  Akses Jalan Darat Dorong Kemajuan Desa Terusan

Konon, siapapun yang makan atau minum di Desa Kubur bisa tiba-tiba jatuh sakit, muntah darah, lalu meninggal dunia. Cerita itu diyakini berasal dari praktik wisa atau pemberian racun, yang disebut-sebut sebagai bagian dari ritual pesugihan.

Itu sebabnya, banyak pendatang memilih menjauh. Desa Kubur pun makin dicap sebagai kampung berhantu.

Karena desa itu makin dikucilkan, beberapa tokoh masyarakat bersama pemerintah saat itu sepakat mengganti nama kampung. Dilaksanakanlah ritual khas Banjar tasmiyah, yaitu pemberian nama baru.

“Maka sejak itu, Desa Kubur berubah jadi Desa Bungin. Diambil dari nama sungai yang melintasi wilayah tersebut. Harapannya, nama baru itu membawa suasana baru yang lebih sejuk, tidak mistis lagi, dan membuat warga luar berani datang,” bebernya.

Baca Juga :  Harga Anjlok, Toko Sepeda di Kalsel Berharap PTM

Jangan sangka nama Kubur cuma cerita dari mulut ke mulut. Dalam peta Belanda tahun 1924, wilayah ini memang sudah tertulis dengan nama Koeboer. Kawasan itu dipenuhi perkebunan karet dan punya jalur kuda (paarden pad). “Jadi itu bukan karangan, tapi memang ada bukti historisnya,” ujarnya.

Pasti banyak yang bertanya, benarkah orang-orang dulu mati karena racun di Desa Kubur? Atau itu cuma cerita yang tumbuh karena rasa takut dan ketidaktahuan?

“Jawabannya bisa jadi campuran antara sejarah dan imajinasi kolektif. Tapi yang pasti, nama dan cerita itu sudah jadi bagian dari sejarah Banua kita. Sebuah pelajaran bahwa kadang nama tempat bisa membentuk nasib dan stigma yang panjang,” pungkas Mansyur. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru

/