30.9 C
Jakarta
Monday, April 7, 2025

Kabupaten Banjar Dikepung Banjir, Warga Keluhkan Penyaluran Bantuan

PROKALTENG.CO-Cuaca cerah dalam dua hari terakhir, mengurangi titik banjir di wilayah Kabupaten Banjar. Salah satunya adalah Desa Pengaron, Kecamatan Pengaron.

Air banjir yang sebelumnya merendam ratusan rumah warga di desa ini, sudah tidak ada lagi kemarin (28/1). “Alhamdulillah sudah tidak banjir lagi,” ungkap Ahmad Sarpai, warga setempat, Selasa (28/1) malam.

Saat ini, kata Sarpai, masing- masing warga mulai membersihkan rumahnya dari lumpur sisa endapan banjir.

Meski demikian, kondisi ini tidak membuat Sarpai senang. “Karena airnya turun ke Sungai Martapura. Jadi kasihan warga yang di bawah, seperti Martapura dan Sungai Tabuk misalnya. Di sana pasti tambah dalam banjirnya,” ungkapnya.

Benar saja, salah satu daerah yang terdampak air kiriman dari Pengaron adalah Desa Bincau Muara, Kecamatan Martapura. Di sini, banjir sudah terjadi hampir sebulan lamanya. Aspal di jalanan desa tersebut sampai berlumut, terlalu lama terendam banjir. Di badan jalan, air sudah mencapai lutut orang dewasa.

Risa (22) mengungkapkan air mulai naik di Bincau Muara sejak Minggu (26/1) sore, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. “Terus tadi malam, Senin (27/1), air tambah naik lagi, bahkan masuk ke dalam rumah,” kata Risa.

Baca Juga :  Sidang Lanjutan PK Mardani H Maming, Begini Kesimpulan Jaksa KPK

Keluarga Risa baru saja selesai membuat apar-apar untuk mengamankan barang-barang berharga. “Kalau air tambah naik, kami mungkin akan mengungsi,” ujarnya.

Namun, Risa belum tahu akan mengungsi ke mana. Ia hanya berharap air cepat surut. Menurut Risa, bantuan yang diterima warga sejauh ini masih sangat terbatas. Mereka baru sekali menerima bantuan sembako. “Bantuan dari desa waktu itu hari Kamis, 23 Januari 2025. Isinya hanya dua bungkus mi instan, sarden, beras, dan dua gelas air mineral,” tuturnya

Penanganan Banjir Dikeluhkan

Penanganan banjir yang dilakukan Pemkab Banjar banyak mendapat keluhan. Utamanya terkait bantuan untuk korban banjir. Seperti yang dirasakan warga di Desa Jawa Laut, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

Kepala Lingkungan Desa Jawa Laut, Abdussalam mengatakan setidaknya ada 9 RT yang terdampak banjir di wilayahnya. Mulai dari RT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08 dan 11. “Yang paling parah di RT 11. Ketinggian mencapai kurang lebih satu meter di dalam rumah,” ujarnya, Selasa (28/1).

Kondisi ini membuat sebagian warganya mulai terserang penyakit kulit, seperti kutu air hingga gatal-gatal. “Keluhan warga saat ini ada mengalami gatal-gatal dan belancat (kutu air, red),” tambahnya.

Baca Juga :  Kapolres Ditunjuk Komandani Penanganan Banjir di Pulang Pisau

Namun, warganya belum merasakan bantuan apapun dari pemerintah. “Selama satu bulan ini, belum ada bantuan apapun kepada warga kami, baik itu sembako dan juga obat-obatan,” tukas Abdussalam.

Jika di Desa Jawa Laut mengeluh terkait bantuan logistik, beda halnya dengan yang dirasakan warga di perumahan Berkat Alam Sekumpul RT 12, Desa Bincau, Kecamatan Martapura.

Warga setempat, Hendra kecewa karena permohonan warga untuk meminjam perahu karet tidak dihiraukan BPBD Kabupaten Banjar. Padahal, perahu yang mau dipinjam itu untuk mengevakuasi warga dan benda berharga lain agar tidak terkena banjir.

“Kami ingin meminjam perahu karet untuk melakukan evakuasi, tetapi pihak BPBD Banjar tidak menanggapi,” ujarnya, Selasa (28/1).

Saat dikonfirmasi terkait keluhan warga, BPBD Banjar belum memberi jawaban. Radar Banjarmasin hanya dikirimi laporan harian dari Pusdalops PB BPBD Kabupaten Banjar pada 28 Januari 2025.

Total wilayah terdampak ada 68 desa di 9 kecamatan. Total rumah yang terdampak ada sebanyak 13.229 unit, dengan 40.599 jiwa. Jumlah pengungsi ada 86 orang. (jpg)

PROKALTENG.CO-Cuaca cerah dalam dua hari terakhir, mengurangi titik banjir di wilayah Kabupaten Banjar. Salah satunya adalah Desa Pengaron, Kecamatan Pengaron.

Air banjir yang sebelumnya merendam ratusan rumah warga di desa ini, sudah tidak ada lagi kemarin (28/1). “Alhamdulillah sudah tidak banjir lagi,” ungkap Ahmad Sarpai, warga setempat, Selasa (28/1) malam.

Saat ini, kata Sarpai, masing- masing warga mulai membersihkan rumahnya dari lumpur sisa endapan banjir.

Meski demikian, kondisi ini tidak membuat Sarpai senang. “Karena airnya turun ke Sungai Martapura. Jadi kasihan warga yang di bawah, seperti Martapura dan Sungai Tabuk misalnya. Di sana pasti tambah dalam banjirnya,” ungkapnya.

Benar saja, salah satu daerah yang terdampak air kiriman dari Pengaron adalah Desa Bincau Muara, Kecamatan Martapura. Di sini, banjir sudah terjadi hampir sebulan lamanya. Aspal di jalanan desa tersebut sampai berlumut, terlalu lama terendam banjir. Di badan jalan, air sudah mencapai lutut orang dewasa.

Risa (22) mengungkapkan air mulai naik di Bincau Muara sejak Minggu (26/1) sore, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. “Terus tadi malam, Senin (27/1), air tambah naik lagi, bahkan masuk ke dalam rumah,” kata Risa.

Baca Juga :  Sidang Lanjutan PK Mardani H Maming, Begini Kesimpulan Jaksa KPK

Keluarga Risa baru saja selesai membuat apar-apar untuk mengamankan barang-barang berharga. “Kalau air tambah naik, kami mungkin akan mengungsi,” ujarnya.

Namun, Risa belum tahu akan mengungsi ke mana. Ia hanya berharap air cepat surut. Menurut Risa, bantuan yang diterima warga sejauh ini masih sangat terbatas. Mereka baru sekali menerima bantuan sembako. “Bantuan dari desa waktu itu hari Kamis, 23 Januari 2025. Isinya hanya dua bungkus mi instan, sarden, beras, dan dua gelas air mineral,” tuturnya

Penanganan Banjir Dikeluhkan

Penanganan banjir yang dilakukan Pemkab Banjar banyak mendapat keluhan. Utamanya terkait bantuan untuk korban banjir. Seperti yang dirasakan warga di Desa Jawa Laut, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

Kepala Lingkungan Desa Jawa Laut, Abdussalam mengatakan setidaknya ada 9 RT yang terdampak banjir di wilayahnya. Mulai dari RT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08 dan 11. “Yang paling parah di RT 11. Ketinggian mencapai kurang lebih satu meter di dalam rumah,” ujarnya, Selasa (28/1).

Kondisi ini membuat sebagian warganya mulai terserang penyakit kulit, seperti kutu air hingga gatal-gatal. “Keluhan warga saat ini ada mengalami gatal-gatal dan belancat (kutu air, red),” tambahnya.

Baca Juga :  Kapolres Ditunjuk Komandani Penanganan Banjir di Pulang Pisau

Namun, warganya belum merasakan bantuan apapun dari pemerintah. “Selama satu bulan ini, belum ada bantuan apapun kepada warga kami, baik itu sembako dan juga obat-obatan,” tukas Abdussalam.

Jika di Desa Jawa Laut mengeluh terkait bantuan logistik, beda halnya dengan yang dirasakan warga di perumahan Berkat Alam Sekumpul RT 12, Desa Bincau, Kecamatan Martapura.

Warga setempat, Hendra kecewa karena permohonan warga untuk meminjam perahu karet tidak dihiraukan BPBD Kabupaten Banjar. Padahal, perahu yang mau dipinjam itu untuk mengevakuasi warga dan benda berharga lain agar tidak terkena banjir.

“Kami ingin meminjam perahu karet untuk melakukan evakuasi, tetapi pihak BPBD Banjar tidak menanggapi,” ujarnya, Selasa (28/1).

Saat dikonfirmasi terkait keluhan warga, BPBD Banjar belum memberi jawaban. Radar Banjarmasin hanya dikirimi laporan harian dari Pusdalops PB BPBD Kabupaten Banjar pada 28 Januari 2025.

Total wilayah terdampak ada 68 desa di 9 kecamatan. Total rumah yang terdampak ada sebanyak 13.229 unit, dengan 40.599 jiwa. Jumlah pengungsi ada 86 orang. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru