26.1 C
Jakarta
Wednesday, April 2, 2025

Pemko Banjarmasin Dituding Anggap Remeh Persoalan Sampah

SAMPAH yang meluber ke badan jalan tidak hanya bikin jorok dan bau, tetapi juga bisa memicu kecelakaan lalu lintas. Dan, korbannya sudah ada. Insiden ini terjadi di TPS Lingkar Dalam Selatan, Pekapuran Raya, Banjarmasin Selatan. Korbannya Syahrawi. Warga Jalan Prona 1, Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan.

Kronologinya, saat berkendara di malam hari, gara-gara menghindari luberan sampah di jalan ia terjatuh dari motornya. Syahrawi mendapat cedera serius. Mengalami patah tulang bahu. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (20/4) malam lalu.

“Saat menghindari sampah saya dihadapkan gundukan,” ucap Syahrawi, Senin (22/4).

Motor yang dinaikinya oleng, tubuhnya terhempas ke aspal.

Dia berharap, jangan lagi ada korban berikutnya. Pemko harus memikirkan bagaimana mengatasi masalah TPS yang overload ini.

Di Lingkar Dalam Selatan, luberan sampah terkadang memakan hingga separo badan jalan.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Marzuki mengatakan, TPS itu dipaksa menampung sampah dari lima kelurahan.

Baca Juga :  Mabuk, Seorang Pemuda Tusuk Ayah Kandungnya Sendiri

Perhitungannya, dalam sehari TPS itu harus menampung 30 ton sampah. “Karena volume sampahnya luar biasa banyak, pasti meluber ke jalan,” ujarnya.

Ditambah keberadaan pemulung yang kerap mengais-ngais dan membuat sampah berserakan. “Pemulung biasa menghambur-hamburkan sampah di situ,” ujarnya.

Saking banyaknya pemulung, Marzuki mengaku kewalahan mencegah.

Ditanya solusi, Marzuki malah mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Saat jam pembuangan, kami tidak bisa melokalisir lokasi,” ucapnya.

“Tapi akan dipasang tanda, semacam rambu atau peringatan bagi yang melintas di kawasan itu (agar lebih berhati-hati),” tambahnya.

DPRD: Jangan Anggap Remeh

Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin, Hendra merasa sudah berulang-ulang kali mengingatkan pemko agar bekerja lebih serius dalam menangani masalah sampah.

“Ketika rapat dengar pendapat, kami sudah berulang kali mengingatkan,” ujarnya, kemarin.

“Tolong, DLH perhatikan TPS-TPS, ini hal yang mendesak. Untuk yang sifatnya rutin seperti pengangkutan sampah juga tolong lebih diperhatikan,” tambahnya.

Baca Juga :  Apes, Embat HP Nyaris Dihajar Massa

Apalagi sampah meluber di TPS Lingkar dalam Selatan yang sudah menjadi pemandangan karib.

“Tapi apa jawaban DLH? Mereka selalu berdalih bahwa warga yang tidak disiplin membuang sampah di situ,” ujarnya.

Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap mendengar solusi, bukan alasan.

Termasuk berdalih keterbatasan lahan tempat pembuangan akhir (TPA). “Bukankah sudah ada TPST atau TPS3R? Semestinya hal seperti itu yang diperhatikan,” tegasnya.

“Terus terang saja, kami melihat DLH seperti menganggap remeh masalah sampah ini,” cecarnya.

“Akhirnya, ketika tidak bisa meraih Adipura, TPA lagi yang menjadi alasan. Padahal TPS juga bermasalah,” imbuhnya.

Hendra juga menuntut DLH tegas pada keberadaan pemulung. “Intinya harus ada tindakan konkret dan jelas. Mengingat kejadian seperti ini terus berulang,” katanya.

“Tolong, persoalan yang berhubungan dengan kemaslahatan orang banyak ini diseriusi. Jadikan prioritas,” pungkasnya. (jpg)

SAMPAH yang meluber ke badan jalan tidak hanya bikin jorok dan bau, tetapi juga bisa memicu kecelakaan lalu lintas. Dan, korbannya sudah ada. Insiden ini terjadi di TPS Lingkar Dalam Selatan, Pekapuran Raya, Banjarmasin Selatan. Korbannya Syahrawi. Warga Jalan Prona 1, Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan.

Kronologinya, saat berkendara di malam hari, gara-gara menghindari luberan sampah di jalan ia terjatuh dari motornya. Syahrawi mendapat cedera serius. Mengalami patah tulang bahu. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (20/4) malam lalu.

“Saat menghindari sampah saya dihadapkan gundukan,” ucap Syahrawi, Senin (22/4).

Motor yang dinaikinya oleng, tubuhnya terhempas ke aspal.

Dia berharap, jangan lagi ada korban berikutnya. Pemko harus memikirkan bagaimana mengatasi masalah TPS yang overload ini.

Di Lingkar Dalam Selatan, luberan sampah terkadang memakan hingga separo badan jalan.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Marzuki mengatakan, TPS itu dipaksa menampung sampah dari lima kelurahan.

Baca Juga :  Mabuk, Seorang Pemuda Tusuk Ayah Kandungnya Sendiri

Perhitungannya, dalam sehari TPS itu harus menampung 30 ton sampah. “Karena volume sampahnya luar biasa banyak, pasti meluber ke jalan,” ujarnya.

Ditambah keberadaan pemulung yang kerap mengais-ngais dan membuat sampah berserakan. “Pemulung biasa menghambur-hamburkan sampah di situ,” ujarnya.

Saking banyaknya pemulung, Marzuki mengaku kewalahan mencegah.

Ditanya solusi, Marzuki malah mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Saat jam pembuangan, kami tidak bisa melokalisir lokasi,” ucapnya.

“Tapi akan dipasang tanda, semacam rambu atau peringatan bagi yang melintas di kawasan itu (agar lebih berhati-hati),” tambahnya.

DPRD: Jangan Anggap Remeh

Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin, Hendra merasa sudah berulang-ulang kali mengingatkan pemko agar bekerja lebih serius dalam menangani masalah sampah.

“Ketika rapat dengar pendapat, kami sudah berulang kali mengingatkan,” ujarnya, kemarin.

“Tolong, DLH perhatikan TPS-TPS, ini hal yang mendesak. Untuk yang sifatnya rutin seperti pengangkutan sampah juga tolong lebih diperhatikan,” tambahnya.

Baca Juga :  Apes, Embat HP Nyaris Dihajar Massa

Apalagi sampah meluber di TPS Lingkar dalam Selatan yang sudah menjadi pemandangan karib.

“Tapi apa jawaban DLH? Mereka selalu berdalih bahwa warga yang tidak disiplin membuang sampah di situ,” ujarnya.

Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap mendengar solusi, bukan alasan.

Termasuk berdalih keterbatasan lahan tempat pembuangan akhir (TPA). “Bukankah sudah ada TPST atau TPS3R? Semestinya hal seperti itu yang diperhatikan,” tegasnya.

“Terus terang saja, kami melihat DLH seperti menganggap remeh masalah sampah ini,” cecarnya.

“Akhirnya, ketika tidak bisa meraih Adipura, TPA lagi yang menjadi alasan. Padahal TPS juga bermasalah,” imbuhnya.

Hendra juga menuntut DLH tegas pada keberadaan pemulung. “Intinya harus ada tindakan konkret dan jelas. Mengingat kejadian seperti ini terus berulang,” katanya.

“Tolong, persoalan yang berhubungan dengan kemaslahatan orang banyak ini diseriusi. Jadikan prioritas,” pungkasnya. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru