29.7 C
Jakarta
Sunday, July 13, 2025

Heboh! Mucul Habib Palsu di HST, Pakai Marga Assegaf Tapi Tak Pernah ke Masjid

PROKALTENG.CO-Hamidan, 35 tahun, membuat warga setempat resah atas keberadaannya yang mengaku sebagai habib. Dia lalu dilaporkan ke Polsek Limpasu pada Senin (16/6).

Warga asli Batu Tungku, Kabupaten Tanah Laut itu kemudian diamankan oleh aparat kepolisian pada Rabu (18/6).

Kapolsek Limpasu, Ipda Sembiring mengatakan, usai mengamankan Hamidan, mereka langsung melakukan penyelidikan.

โ€œHasilnya, habib palsu itu ternyata buronan. Dia dua kali melakukan pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Banjar,โ€ ujarnya, Kamis (19/6).

Selain buronan, Hamidan juga ternyata residivis kasus pencurian sepeda motor yang pernah divonis 1 tahun 3 bulan penjara.

Bermodal pernah jadi santri di salah satu pondok pesantren di Martapura, Hamidan berhasil membangun citra sebagai habib dan memikat simpati warga.

Ia bahkan sempat membuka majelis taklim dan mengumpulkan puluhan jemaah. Tapi di balik semua itu, Hamidan menyimpan identitas asli sebagai pelaku curanmor.

Kisah penipuannya terungkap setelah warga mulai resah dengan sikap tertutup dan intimidatif Hamidan. โ€œIa sering mengucapkan ancaman mistik. Kalau tidak hormat dengan habib, nanti bisa kena kutuk, masuk neraka,โ€ ujar Dayat, Ketua RT setempat.

Baca Juga :  Diduga Overdosis Seorang Remaja Tergeletak di Tempat Wudhu Masjid

Warga pun mulai curiga. Apalagi, Hamidan tak pernah terlihat ke masjid, tak aktif dalam kegiatan sosial, dan tak membaur dengan lingkungan sekitar.

Sejumlah tokoh masyarakat lalu menelusuri kebenaran nasab Hamidan ke sejumlah habaib di Barabai. Hasilnya mengejutkan. Ia dipastikan bukan keturunan habib, apalagi dari marga Assegaf sebagaimana yang dia klaim.

Berkoordinasi dengan Polres Banjar, tim gabungan dari Polsek Limpasu dan Polsek Martapura Timur langsung bergerak. Hamidan diamankan di rumahnya pada Rabu (19/6) sekitar pukul 19.00 Wita.

Saat ini, Hamidan sudah ditahan di Polsek Martapura Timur untuk proses hukum lebih lanjut. Mengenakan hoodie hitam, wajah Hamidan terlihat muram dan penuh penyesalan. Ia duduk bersila di ruang pemeriksaan Mapolsek Martapura Timur.

Baca Juga :  2 Truk Adu Banteng di Sabuhur

Di hadapannya, selembar kertas putih berisi pengakuan penting yang menggugurkan klaimnya selama ini sebagai seorang habib dari fam Assegaf.

Dengan suara berat, Hamidan membacakan langsung isi surat pernyataan yang ditulisnya sendiri. โ€œSaya menyatakan bahwa saya bukan keturunan Rasulullah dengan marga Assegaf,โ€ ujarnya lirih, Kamis (19/6).

Pengakuan ini sekaligus menjadi titik terang atas klaim palsu yang sempat menghebohkan warga, khususnya di Desa Hawang, Kecamatan Limpasu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Dalam suratnya, Hamidan juga menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan tersebut. Ia menyebut penyesalan mendalam dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

โ€œAtas kekhilafan saya sebelum mengaku bermarga Assegaf, saya memohon maaf dan menyesali perbuatan saya,โ€ tulisnya. โ€œSaya buat surat ini dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun,โ€ lanjutnya.

Momen pembacaan surat ini turut disaksikan oleh perwakilan DPC Rabithah Alawiyah Martapura โ€“ Banjarbaru dan warga. (jpg)

 

PROKALTENG.CO-Hamidan, 35 tahun, membuat warga setempat resah atas keberadaannya yang mengaku sebagai habib. Dia lalu dilaporkan ke Polsek Limpasu pada Senin (16/6).

Warga asli Batu Tungku, Kabupaten Tanah Laut itu kemudian diamankan oleh aparat kepolisian pada Rabu (18/6).

Kapolsek Limpasu, Ipda Sembiring mengatakan, usai mengamankan Hamidan, mereka langsung melakukan penyelidikan.

โ€œHasilnya, habib palsu itu ternyata buronan. Dia dua kali melakukan pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Banjar,โ€ ujarnya, Kamis (19/6).

Selain buronan, Hamidan juga ternyata residivis kasus pencurian sepeda motor yang pernah divonis 1 tahun 3 bulan penjara.

Bermodal pernah jadi santri di salah satu pondok pesantren di Martapura, Hamidan berhasil membangun citra sebagai habib dan memikat simpati warga.

Ia bahkan sempat membuka majelis taklim dan mengumpulkan puluhan jemaah. Tapi di balik semua itu, Hamidan menyimpan identitas asli sebagai pelaku curanmor.

Kisah penipuannya terungkap setelah warga mulai resah dengan sikap tertutup dan intimidatif Hamidan. โ€œIa sering mengucapkan ancaman mistik. Kalau tidak hormat dengan habib, nanti bisa kena kutuk, masuk neraka,โ€ ujar Dayat, Ketua RT setempat.

Baca Juga :  Diduga Overdosis Seorang Remaja Tergeletak di Tempat Wudhu Masjid

Warga pun mulai curiga. Apalagi, Hamidan tak pernah terlihat ke masjid, tak aktif dalam kegiatan sosial, dan tak membaur dengan lingkungan sekitar.

Sejumlah tokoh masyarakat lalu menelusuri kebenaran nasab Hamidan ke sejumlah habaib di Barabai. Hasilnya mengejutkan. Ia dipastikan bukan keturunan habib, apalagi dari marga Assegaf sebagaimana yang dia klaim.

Berkoordinasi dengan Polres Banjar, tim gabungan dari Polsek Limpasu dan Polsek Martapura Timur langsung bergerak. Hamidan diamankan di rumahnya pada Rabu (19/6) sekitar pukul 19.00 Wita.

Saat ini, Hamidan sudah ditahan di Polsek Martapura Timur untuk proses hukum lebih lanjut. Mengenakan hoodie hitam, wajah Hamidan terlihat muram dan penuh penyesalan. Ia duduk bersila di ruang pemeriksaan Mapolsek Martapura Timur.

Baca Juga :  2 Truk Adu Banteng di Sabuhur

Di hadapannya, selembar kertas putih berisi pengakuan penting yang menggugurkan klaimnya selama ini sebagai seorang habib dari fam Assegaf.

Dengan suara berat, Hamidan membacakan langsung isi surat pernyataan yang ditulisnya sendiri. โ€œSaya menyatakan bahwa saya bukan keturunan Rasulullah dengan marga Assegaf,โ€ ujarnya lirih, Kamis (19/6).

Pengakuan ini sekaligus menjadi titik terang atas klaim palsu yang sempat menghebohkan warga, khususnya di Desa Hawang, Kecamatan Limpasu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Dalam suratnya, Hamidan juga menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan tersebut. Ia menyebut penyesalan mendalam dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

โ€œAtas kekhilafan saya sebelum mengaku bermarga Assegaf, saya memohon maaf dan menyesali perbuatan saya,โ€ tulisnya. โ€œSaya buat surat ini dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun,โ€ lanjutnya.

Momen pembacaan surat ini turut disaksikan oleh perwakilan DPC Rabithah Alawiyah Martapura โ€“ Banjarbaru dan warga. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru