Site icon Prokalteng

Uni Emirat Arab Kucurkan Rp 145 Triliun untuk IKN

uni-emirat-arab-kucurkan-rp-145-triliun-untuk-ikn

JAKARTA – Uni Emirat Arab (UEA) siap menanamkan investasinya di Indonesia. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan, seluruh komitmen investasi UEA senilai USD 44,6 miliar atau setara Rp 642,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per USD) bisa terealisasi paling lambat pada awal 2024.

”Investasi USD 44,6 miliar bukan tahun 2022 semua. Ini kita rencanakan sampai 2023 akhir atau paling lambat 2024 semua sudah terealisasi,’’ ucapnya (11/11). Bahlil menambahkan, pada 2022 ditargetkan minimal USD 8 miliar dari total komitmen investasi USD 44,6 miliar sudah bisa direalisasikan. Hal itu berdasar rencana investasi Air Products dengan sejumlah BUMN dan perusahaan swasta. ”Air Products sudah akan jalan pada Januari 2022 dengan Pertamina, PT BA (Bukit Asam), dan pengusaha nasional untuk bangun DME (dimetil eter),’’ ujarnya.

Air Products and Chemicals merupakan perusahaan besar asal AS yang bergerak di bidang pengolahan gas dan kimia. Perusahaan itu akan membangun industri gasifikasi batu bara dan turunannya di Indonesia. Kesepakatan investasi tersebut telah diteken dan disaksikan langsung Presiden Joko Widodo di UEA awal bulan ini.

Selain itu, UEA akan berinvestasi sebesar USD 10 miliar atau sekitar Rp 145 triliun untuk pembangunan ibu kota negara baru di Kaltim. Bentuknya, pembangunan fasilitas gedung serta sarana informasi dan teknologi (TI). Kemudian, kawasan industri hijau seperti energi terbarukan.

Bahlil menyebutkan, tidak mudah untuk meyakinkan investor UEA untuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Karakteristik mereka merupakan kombinasi dari semua investor yang telah ditemuinya dari berbagai belahan dunia, mulai Jepang, Tiongkok, AS, Korsel, hingga Eropa.

”Kalau karakteristik Jepang itu kan susah, rumit di awal, tapi di akhir aman. Kalau Korsel juga beda-beda tipis. Kalau Tiongkok gampang di depan, di belakang agak sedikit belok-belok. Eropa itu lingkungan dulu, sama juga AS. Kalau UEA itu gabungan dari AS, Eropa, Tiongkok, Jepang, dan Korsel. Sangat teliti dan itu menurut saya bagus di prinsip bisnis,’’ katanya.

Exit mobile version