Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Anwar Sanusi mengatakan, sebanyak 120 tenaga pendidik (guru) di Kaltim meninggal dunia karena terpapar positif Covid-19.
”Terhitung mulai Maret 2020, awal virus korona masuk Kaltim, hingga 27 Juli, sebanyak 120 guru kita meninggal dunia,” kata Kadispendikbud Kaltim Anwar Sanusi seperti dilansir dari jpc
Dia mengatakan, mayoritas para guru yang meninggal adalah tenaga pendidik di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tersebar di kabupaten dan kota di Kaltim. Kondisi itu, makin memberatkan dunia pendidikan Kaltim.
”Satu sisi kami masih kekurangan jumlah tenaga pendidik, namun banyak guru yang berkurang karena meninggal terpapar Covid-19 dan juga pensiun (purnatugas),” terang Anwar.
Kadispendikbud menyebutkan, guru di Kaltim yang berstatus PNS masih sedikit jumlahnya atau masih kurang 700 orang. Jika tahun ini ada penambahan 400 guru dari P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), masih tetap kekurangan 300 guru.
”Tetap masih kurang jumlahnya. Ini pun belum dikurangi 120 guru yang telah meninggal dunia itu,” ujar Anwar Sanusi.
Oleh sebab ini, tidak salah kalau Gubernur Isran Noor sangat berhati-hati dan belum memberi lampu hijau bagi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah. ”Kita sedih kondisi ini. Tapi itu jadi kehati-hatian kita dengan guru. Termasuk jaminan keselamatan anak didik kita jika tetap melakukan sekolah tatap muka,” ucap Anwar Sanusi.