27.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

Tidak Sembarangan, Ini Keunikan Membuat Alat Musik Panting

PROKALTENG.CO-Mendengar kata Panting masyarakat pasti akan langsung terbayangkan sebuah alat musik petik melodi yang memiliki 3 senar seperti gitar tetapi memiliki bentuk kecil dan unik.

Panting menjadi salah satu alat musik khas dari daerah Kalimantan Selatan yang memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi bentuk ataupun suara yang dihasilkannya.

Pada alat musik panting tidak ada pembatas melodi seperti yang ada di gitar. Alat musik ini terbuat dari kayu yang jenisnya berbeda – beda, bisa terbuat dari kayu Akasia, kayu Nangka, kayu wali, dan kayu rembesi bahan yang memang khusus untuk alat musik.

Dari zaman dahulu pembuatan Panting memiliki aturan atau pakem tersendiri yang harus diikuti dalam membuat alat musik Panting ini.

Baca Juga :  Melaju Kencang, Mobil Dinas di Binuang Hantam 4 Motor Sekaligus

Panting menjadi salah satu budaya serapan dari budaya arab yaitu Gambus. Pada zaman dahulu Musik Panting dinamakan dengan musik Japin karena digunakan untuk mengiringi tradisi Japin Gunung.

Selain itu, Panting ini dimainkan oleh masyarakat untuk mengisi kekosongan waktu agar tidak suntuk dan menjaga tanaman – tanaman di sawah atau kebun.

Menurut keterangan Ramdani Arsa Jovanka, salah satu pemain musik panting, ada satu tokoh bernama Abdul Wahab Syarbaini berasal dari Barikin, Hulu Sungai Tengah yang menjadi pelopor atau pencipta ciri khas baru dari Kalimantan Selatan yaitu Musik Panting.

Desa Barikin menjadi sentra untuk pengembangan Musik Panting sejak tahun 1985 yang kemudian menyebar di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan.

Baca Juga :  Tiga Pemancing Tewas Tenggelam di Kolam Buatan Komplek Linda Regency Tabalong

Musik Panting sendiri terdiri dari beberapa komponen alat musik lain seperti panting, babon, biola, agung, Marawis, tamborin, dan lain – lain. Panting sendiri terbagi menjadi 3 macam yaitu Panting Pembawa, Panting Paningkah, dan Panting Panggulung.

Pada zaman sekarang Musik Panting ini sedikit mengalami perubahan dari segi genre seperti halnya Musik Panting Acoustic, Rock, dan Orkestra untuk mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut menjadi solusi agar Musik Panting ini lebih bisa diterima oleh telinga anak – anak muda zaman sekarang sehingga mereka bisa tertarik untuk belajar mendalami Musik Panting itu sendiri. (rizky/yn/ris/jpg)

PROKALTENG.CO-Mendengar kata Panting masyarakat pasti akan langsung terbayangkan sebuah alat musik petik melodi yang memiliki 3 senar seperti gitar tetapi memiliki bentuk kecil dan unik.

Panting menjadi salah satu alat musik khas dari daerah Kalimantan Selatan yang memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi bentuk ataupun suara yang dihasilkannya.

Pada alat musik panting tidak ada pembatas melodi seperti yang ada di gitar. Alat musik ini terbuat dari kayu yang jenisnya berbeda – beda, bisa terbuat dari kayu Akasia, kayu Nangka, kayu wali, dan kayu rembesi bahan yang memang khusus untuk alat musik.

Dari zaman dahulu pembuatan Panting memiliki aturan atau pakem tersendiri yang harus diikuti dalam membuat alat musik Panting ini.

Baca Juga :  Melaju Kencang, Mobil Dinas di Binuang Hantam 4 Motor Sekaligus

Panting menjadi salah satu budaya serapan dari budaya arab yaitu Gambus. Pada zaman dahulu Musik Panting dinamakan dengan musik Japin karena digunakan untuk mengiringi tradisi Japin Gunung.

Selain itu, Panting ini dimainkan oleh masyarakat untuk mengisi kekosongan waktu agar tidak suntuk dan menjaga tanaman – tanaman di sawah atau kebun.

Menurut keterangan Ramdani Arsa Jovanka, salah satu pemain musik panting, ada satu tokoh bernama Abdul Wahab Syarbaini berasal dari Barikin, Hulu Sungai Tengah yang menjadi pelopor atau pencipta ciri khas baru dari Kalimantan Selatan yaitu Musik Panting.

Desa Barikin menjadi sentra untuk pengembangan Musik Panting sejak tahun 1985 yang kemudian menyebar di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan.

Baca Juga :  Tiga Pemancing Tewas Tenggelam di Kolam Buatan Komplek Linda Regency Tabalong

Musik Panting sendiri terdiri dari beberapa komponen alat musik lain seperti panting, babon, biola, agung, Marawis, tamborin, dan lain – lain. Panting sendiri terbagi menjadi 3 macam yaitu Panting Pembawa, Panting Paningkah, dan Panting Panggulung.

Pada zaman sekarang Musik Panting ini sedikit mengalami perubahan dari segi genre seperti halnya Musik Panting Acoustic, Rock, dan Orkestra untuk mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut menjadi solusi agar Musik Panting ini lebih bisa diterima oleh telinga anak – anak muda zaman sekarang sehingga mereka bisa tertarik untuk belajar mendalami Musik Panting itu sendiri. (rizky/yn/ris/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru