SEUMUR hidupnya, Harry Purwanto takkan bisa melupakan teriakan sang teman kencan. Kamis (3/6) pagi di Mapolresta Banjarmasin, pria 40 tahun itu menceritakan pembunuhan sadis yang dilakoninya.
Korbannya adalah perempuan 34 tahun berinisial RH. Aksi keji itu dilancarkan di sebuah rumah kosong di Jalan Belitung Darat Gang Keluarga RT 7 Banjarmasin Barat, Rabu (2/6) dini hari.
Purwanto mengaku marah dan merasa diperas. Lantaran RH terus meminta uang kencan tambahan. Dari semula Rp300 ribu, naik menjadi Rp500 ribu.
Tak cukup, RH juga meminta Purwanto berbelanja membelikan popok dan susu. Seingatnya, malam itu ia terpaksa menghabiskan setidaknya Rp700 ribu.
Barang belanjaan kemudian dititipkan di meja resepsionis losmen tempat keduanya berkencan, Selasa (1/6) malam.
RH kembali merengek, meminta tambahan uang dengan iming-iming layanan yang bakal memuaskan Purwanto.
Ia menyanggupi, asalkan RH bersedia mengantarnya ke sebuah rumah untuk mengambil uang tunai. RH mengiyakan tanpa curiga.
Purwanto teramat mengenal rumah kosong di Gang Keluarga itu. Ia pernah tinggal di sana. Sejak tak dihuni, hanya dipakai untuk menggelar pesta minuman keras.
Baru menjejakkan kaki ke dalam rumah, dari belakang, Purwanto menghujamkan gunting ke leher RH. Gunting yang telah ia modifikasi menjadi pisau.
Purwanto bekerja cekatan. Hanya perlu tiga menit untuk menggorok dan memelintir leher RH sampai putus.
"Yang saya ingat cuma tiga kata: tolong, sakit dan sayang," tuturnya. "Saya merasa, kalau enggak sampai putus, dia enggak akan mati-mati," tambahnya.
Sekarang, bagaimana menghilangkan jejak pembunuhan? Awalnya ia terpikir untuk menggotong tubuh RH ke kamar mandi. Lalu melucuti pakaian RH dan mengepel lantai yang penuh ceceran darah.
Terlalu merepotkan, Purwanto pun mengambil langkah simpel. Siramkan solar dan dibakar saja.
Karena sudah bokek, Purwanto sempat menemui kenalannya untuk berutang. Solar sudah didapat, tubuh RH ia gotong ke semak belukar yang tak jauh dari rumah kosong tersebut. Kepala RH ia lemparkan sekitar beberapa meter dari lokasi pembakaran.
"Saya lalu kabur ke Batibati (Kabupaten Tanah Laut) dengan memakai motor RH. Di sana, saya juga sempat menyervis motornya. Mengganti aki dan lain-lain di bengkel," bebernya.
Kurang dari 12 jam setelah membunuh, Purwanto diringkus tim gabungan Resmob, Macan Kalsel, Satreskrim Polresta dan Polsek Banjarmasin Barat.
Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmah Hendrawan mengatakan, Purwanto sebenarnya hendak bersembunyi di Kapuas, Kalteng.
"Saat diamankan, di dalam mobil, tersangka mengoceh sendiri. Katanya, 'Mampus! Biar saja aku dipenjara'," kata Rahmat.
Tapi Rahmat menegaskan, Purwanto membunuh dalam keadaan sadar. "Tadi malam sudah menjalani pemeriksaan, termasuk tes urin. Kondisinya normal," tutupnya.
Pernah Dipenjara 5 Tahun
HUKUMAN berat sudah menanti Harry Purwanto. Polisi menjeratnya dengan pasal 338 jo pasal 351 KUHP dengan ancaman minimal 15 tahun penjara.
Meski mengaku menyesal, buruh toko bangunan itu tampak tenang saat meladeni cecaran pertanyaan wartawan.
Rupanya, ini bukan pengalaman pertamanya di dunia kejahatan. "Pelaku pernah dipenjara selama lima tahun karena kasus narkotika," sebut Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Rachmat Hendrawan.
Rincian lain, perihal gunting yang sudah diasah menjadi pisau, Purwanto mengaku biasa membawanya untuk mengiris buah mangga.
Korban dan pelaku juga baru saling mengenal. Mereka bisa berkencan berkat aplikasi chatting.
Perihal maraknya prostitusi online tersebut, Rachmat mengaku sudah meminta Satreskrim dan Polda Kalsel untuk bekerja sama mengusutnya.
Langkah awal, patroli atau razia ke tempat-tempat yang rawan menjadi tempat transaksi prostitusi. Contoh hotel-hotel kelas melati.
"Kepada masyarakat, jangan keluar malam kalau tak ada keperluan penting. Lalu, jangan ragu untuk melapor bila melihat ada yang mencurigakan," pesannya.