PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Penasehat hukum orang tua bayi dugaan malpraktik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus, Roy Sidabutar mengatakan dirinya dihubungi oleh oknum yang ingin berdamai dengan keluarga bayi.
“Tadi malam saya bertemu di salah satu hotel, tetapi saya tidak menanggapi. Saya bilang orang tua bayi ini tidak mencari rupiah. Semua yang diomongkan ke saya itu seolah-olah orang tua bayi ini mencari santunan, saya menyesalkan itu,” ungkap Roy pada Senin, (25/3/2024).
Menurutnya tidak ada intervensi dari oknum tersebut, tetapi ada upaya untuk merayunya untuk menbujuk klien atau keluarga bayi. Ia menyatakan dari awal tidak mau menempuh jalur seperti itu, karena kasus tersebut menyangkut kematian dan kemanusiaan.
“Saya juga mempertanyakan dokter yang membedah almarhum bayi keluarga korban adalah dokter bedah umum bukan dokter bedah spesialis anak. Harusnya almarhum bayi dirujuk ke rumah sakit di Banjarmasin saja daripada berani mengambil tindakan yang sebelumnya tidak ada berkomunikasi dan edukasi kepada keluarga pasien,” pungkasnya. (jef)
PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Penasehat hukum orang tua bayi dugaan malpraktik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus, Roy Sidabutar mengatakan dirinya dihubungi oleh oknum yang ingin berdamai dengan keluarga bayi.
“Tadi malam saya bertemu di salah satu hotel, tetapi saya tidak menanggapi. Saya bilang orang tua bayi ini tidak mencari rupiah. Semua yang diomongkan ke saya itu seolah-olah orang tua bayi ini mencari santunan, saya menyesalkan itu,” ungkap Roy pada Senin, (25/3/2024).
Menurutnya tidak ada intervensi dari oknum tersebut, tetapi ada upaya untuk merayunya untuk menbujuk klien atau keluarga bayi. Ia menyatakan dari awal tidak mau menempuh jalur seperti itu, karena kasus tersebut menyangkut kematian dan kemanusiaan.
“Saya juga mempertanyakan dokter yang membedah almarhum bayi keluarga korban adalah dokter bedah umum bukan dokter bedah spesialis anak. Harusnya almarhum bayi dirujuk ke rumah sakit di Banjarmasin saja daripada berani mengambil tindakan yang sebelumnya tidak ada berkomunikasi dan edukasi kepada keluarga pasien,” pungkasnya. (jef)
