26.1 C
Jakarta
Monday, June 9, 2025

Kena Modus Perbaikan Nilai dan Beasiwa, Satu Siswa SMA 1 Dusel Tertipu

BUNTOK, PROKALTENG.CO – Modus penipuan melalui telepon dengan dalih perbaikan nilai dan rekomendasi beasiswa oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), mulai terjadi di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Barito Selatan (Barsel).

Ya, salah satunya, SMA 1 Negeri Dusun Selatan (Dusel) Kabupaten Barito Selatan.  Sebanyak 34 siswa telah dihubungi melalui telepon oleh oknum yang mengaku sebagai guru. Dalam aksinya, oknum yang mengaku mengatas namakan sebagai Pak Anito Walikelas X MIPA 6 tersebut, meminta data kartu keluarga, data siswa untuk melakukan perubahan nilai dan memberikan usulan beasiswa dari Disdik Provinsi Kalteng dengan meminta biaya.

Hebatnya, oknum yang mengaku sebagai guru itu, mengetahui dan menyebutkan beberapa nama guru yang ada di SMA 1 Dusel.

Wakil Kepala Sekolah (Kepsek) Bidang Kurikulum SMA 1 Dusel, Pince mengatakan, bahwa oknum yang mengaku  sebagai guru tersebut, mengatas namakan Pak Anito sebagai Wali Kelas X MIPA 6.

Baca Juga :  Kuda Besi Baku Hantam, Zainuril Tewas di Jalan

"Setelah kita menghubungi Pak Anito bahwa hal itu tidak benar dan oknum tersebut mengatasnamakan dirinya untuk mendapatkan keutungan," ucapnya kepada Prokalteng.co, Selasa (27/7).

Kemudian dari informasi Pak Anito, oknum tersebut telah menghubungi sebanyak 34 siswa. "Salah satu siswa bernama Nadia. Namun untungnya siswa tidak tertipu, karena mengenali suara Pak Anito yang asli," ungkapnya.

Tetapi lanjut dia, salah satu siswa bernama Anisa dari Desa Sampudau, berhasil dikelabuhi. Sehingga mengirimkan uang sebanyak 500ribu. "Dengan cara mengirimkan pulsa 100 ribu sebanyak dua kali, selanjutnya dana untuk memperbaiki nilai 300 ribu," bebernya.

Akhirnya setelah beberapa saat, menurutnya, Anisa bersama orang tua akhirnya menyadari, bahwa dirinya sedang ditipu oleh oknum guru yang mengatasnamakan Pak Anito tersebut.

"Kemudian kami menghubungi orang tua Anisa, untuk menanyakan apakah perlu meneruskan kasus ini ke pihak berwajib. Namun orang tua Anisa menyerahkan seluruhnya kepada pihak Sekolah SMA 1 Dusel," terangnya.

Baca Juga :  Bunuh Istri di Ketapang, Imam Dibekuk di Pangkalan Bun

 

Setelah berkoordinasi dengan Plt Kepsek Hj Mayani, untuk sementara belum di putuskan ke jalur hukum karena baru terjadi satu temuan kasus saja.

"Tetapi jika ke depan masih terjadi seperti ini, kami akan melaporkan hal ini ke pihak berwajib. Karena cukup mencoreng nama sekolah kami," tegasnya.

Saat di tanyai kemungkinan terjadi kebocoran data, dirinya menjawab bahwa tidak pernah membocorkan data ataupun adanya unsur ketidaksengajaan terjadinya kebocoran data. "Namun jika mengingat kembali saat salah satu orang kementerian dari Jakarta hadir ke sekolah, data guru, data sekolah bisa dicari sendiri di youtube," bebernya.

Untuk itu, dia mengimbau, agar seluruh siswa, khususnya SMA 1 Dusel agar bisa lebih berhati-hati. Agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

"Siswa-siswa wajib mengenali wajah maupun suara guru-gurunya. Apalangi sekarang belajar secara virtual, suara lebih diutamakan dalam proses belajar mengajar ini,"ujarnya.

BUNTOK, PROKALTENG.CO – Modus penipuan melalui telepon dengan dalih perbaikan nilai dan rekomendasi beasiswa oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), mulai terjadi di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Barito Selatan (Barsel).

Ya, salah satunya, SMA 1 Negeri Dusun Selatan (Dusel) Kabupaten Barito Selatan.  Sebanyak 34 siswa telah dihubungi melalui telepon oleh oknum yang mengaku sebagai guru. Dalam aksinya, oknum yang mengaku mengatas namakan sebagai Pak Anito Walikelas X MIPA 6 tersebut, meminta data kartu keluarga, data siswa untuk melakukan perubahan nilai dan memberikan usulan beasiswa dari Disdik Provinsi Kalteng dengan meminta biaya.

Hebatnya, oknum yang mengaku sebagai guru itu, mengetahui dan menyebutkan beberapa nama guru yang ada di SMA 1 Dusel.

Wakil Kepala Sekolah (Kepsek) Bidang Kurikulum SMA 1 Dusel, Pince mengatakan, bahwa oknum yang mengaku  sebagai guru tersebut, mengatas namakan Pak Anito sebagai Wali Kelas X MIPA 6.

Baca Juga :  Kuda Besi Baku Hantam, Zainuril Tewas di Jalan

"Setelah kita menghubungi Pak Anito bahwa hal itu tidak benar dan oknum tersebut mengatasnamakan dirinya untuk mendapatkan keutungan," ucapnya kepada Prokalteng.co, Selasa (27/7).

Kemudian dari informasi Pak Anito, oknum tersebut telah menghubungi sebanyak 34 siswa. "Salah satu siswa bernama Nadia. Namun untungnya siswa tidak tertipu, karena mengenali suara Pak Anito yang asli," ungkapnya.

Tetapi lanjut dia, salah satu siswa bernama Anisa dari Desa Sampudau, berhasil dikelabuhi. Sehingga mengirimkan uang sebanyak 500ribu. "Dengan cara mengirimkan pulsa 100 ribu sebanyak dua kali, selanjutnya dana untuk memperbaiki nilai 300 ribu," bebernya.

Akhirnya setelah beberapa saat, menurutnya, Anisa bersama orang tua akhirnya menyadari, bahwa dirinya sedang ditipu oleh oknum guru yang mengatasnamakan Pak Anito tersebut.

"Kemudian kami menghubungi orang tua Anisa, untuk menanyakan apakah perlu meneruskan kasus ini ke pihak berwajib. Namun orang tua Anisa menyerahkan seluruhnya kepada pihak Sekolah SMA 1 Dusel," terangnya.

Baca Juga :  Bunuh Istri di Ketapang, Imam Dibekuk di Pangkalan Bun

 

Setelah berkoordinasi dengan Plt Kepsek Hj Mayani, untuk sementara belum di putuskan ke jalur hukum karena baru terjadi satu temuan kasus saja.

"Tetapi jika ke depan masih terjadi seperti ini, kami akan melaporkan hal ini ke pihak berwajib. Karena cukup mencoreng nama sekolah kami," tegasnya.

Saat di tanyai kemungkinan terjadi kebocoran data, dirinya menjawab bahwa tidak pernah membocorkan data ataupun adanya unsur ketidaksengajaan terjadinya kebocoran data. "Namun jika mengingat kembali saat salah satu orang kementerian dari Jakarta hadir ke sekolah, data guru, data sekolah bisa dicari sendiri di youtube," bebernya.

Untuk itu, dia mengimbau, agar seluruh siswa, khususnya SMA 1 Dusel agar bisa lebih berhati-hati. Agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

"Siswa-siswa wajib mengenali wajah maupun suara guru-gurunya. Apalangi sekarang belajar secara virtual, suara lebih diutamakan dalam proses belajar mengajar ini,"ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru