PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.CO – Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Kalteng juga fokus dalam rangkan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan
(karhutla).
Meski demikian,
kejadian kebakaran dan titik api sudah mulai terjadi. Berdasarkan laporan
penanganan karhutla, sejak awal Januari hingga Rabu (26/8) pukul 07.00 WIB
sudah terjadi 1.575 titik api di Kalteng.
Wakil Komandan
Satgas Karhutla Kalteng Darliansjah mengatakan, jumlah hotspot pada kurun waktu
24 jam, terhitung sejak Selasa (25/8) hingga Rabu (26/8) terjadi penambahan 16
titik hotspot di Kabupaten Barito Utara (Batara), Murung Raya (Mura), Katingan,
Kotim dan Pulang Pisau (Pulpis).
“Semula
dilaporkan total hotspot sebanyak 1.559
titik menjadi 1.575 titik,†kata Darliansjah, Rabu (26/8).
Diungkapkannya,
untuk jumlah kejadian karhutla juga terjadi penambahan di lima kabupaten.
(lihat tabel). Semula total kejadian kahutla sebanyak 288 kejadian, sehingga
menjadi 299 kejadian. “Sedangkan untuk luas kebakaran 524,09 hektare,†tegasnya.
Dijelaskan pria
yang juga sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kalteng ini, rencana aksi yang dilakukan di antaranya, satgas
kabupaten/kota meliputi BPBD, TNI, Polri, KPH, MA dan lainnya, terus mengupdate
laporan dan memastikan titik api yang terdeteksi tidak ada yang menjadi kebakaran
dan belum dipadamkan.
“Meningkatkan
upaya patroli dan sosialisasi pada daerah-daerah dengan tingkat kemudahan
terbakar dan sangat mudah terbakar,†ucapnya.
Tim patroli dan
sosialisasi tetap dilakukan sesuai rencana jadwal dan mengutamakan wilayah yang
terindikasi berpotensi kebakaran. Dapat menggunakan data kejadian kebakaran
yang sudah terpetakan sebagai bahan rencana pendukung operasi. “Petugas
patroli tetap melaporkan terkait daerah-daerah yang ditemukan rawan pembakaran
untuk mendukung pemetaan kawasan rawan karhutla,†pungkasnya.