29.8 C
Jakarta
Sunday, April 27, 2025

Banjir di Sejumlah Daerah, Ribuan Fasilitas Umum di Kalteng Terendam

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Hujan deras yang mengguyur Kalimantan Tengah dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir merendam sejumlah daerah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalimantan Tengah, hingga Sabtu (26/4).

Tiga kabupaten yang terdampak parah adalah Barito Selatan, Barito Timur, dan Pulang Pisau. Di Barito Selatan, air meluap hingga ketinggian hampir tiga meter, menggenangi puluhan desa.

Sementara di Barito Timur dan Pulang Pisau, ribuan warga terdampak dan aktivitas harian warga terganggu.

Kepala BPB-PK Kalteng, Ahmad Toyib, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Alpius Patanan, mengungkapkan bahwa Barito Selatan mencatat ketinggian banjir tertinggi, mencapai 275 cm. Banjir ini melanda enam kecamatan dan 65 desa atau kelurahan di wilayah tersebut.

“Total masyarakat terdampak mencapai 94.642 jiwa dari 31.054 kepala keluarga (KK). Selain itu, sebanyak 1.322 fasilitas umum, termasuk jalan, sekolah, dan rumah ibadah, ikut terendam,” ujar Alpius.

Sebagai langkah cepat, BPB-PK Kalteng telah melakukan pemantauan berkala, menetapkan status tanggap darurat, membangun posko bencana, mengevakuasi warga, serta mengamankan lalu lintas di titik-titik banjir.

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat terpenuhi,” tambah Alpius.

Baca Juga :  Ivo Sugianto Sabran Beberkan Peran TP-PKK dalam Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kalteng

Menanggapi situasi ini, Plt. Sekda Kalteng, Leonard S. Ampung, menegaskan pentingnya pendataan akurat sebagai landasan utama penanganan. Ia juga menekankan bahwa proses belajar harus tetap berjalan meski di tengah bencana.

“Data siswa terdampak di semua jenjang harus segera dihimpun. Selain itu, skema pembelajaran alternatif harus dipastikan berjalan agar anak-anak tidak kehilangan waktu belajar,” ujarnya.

Leonard juga mendorong percepatan pemulihan pasca-banjir, mulai dari bantuan sosial hingga pembangunan infrastruktur. Ia menegaskan bantuan akan dialokasikan melalui Belanja Tak Terduga (BTT) dan dipastikan tepat sasaran.

Di sisi lain, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, mengatakan banjir yang terjadi sejak 16 April 2025 ini juga memukul sektor pendidikan. Sebanyak 15 sekolah tingkat SMA dan SMK terdampak langsung, sementara data untuk SD dan SMP masih dalam proses pendataan.

“Total dari 422 sekolah yang kami data, ada 15 sekolah terdampak, tersebar di Buntok, Kotawaringin Lama, Kapuas, dan Palangka Raya,” ungkap Reza.

Sebagai respons, Dinas Pendidikan telah menerbitkan surat edaran terkait pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah-sekolah terdampak. Evakuasi peralatan elektronik juga dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Ajak Masyarakat Kenali Gizi Ikan Melalui Kampanye Gemarikan

“Kami sedang menyiapkan sistem pendataan khusus untuk mengidentifikasi sekolah-sekolah rawan bencana sebagai dasar kebijakan ke depan, termasuk kemungkinan relokasi,” jelasnya.

Dalam upaya mitigasi, perahu karet dan kelotok yang tersedia di beberapa sekolah dioptimalkan untuk membantu evakuasi. Selain itu, rapat virtual dengan sekolah terdampak rutin dilakukan untuk memantau kondisi terkini.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kalteng, Shalahuddin, mengatakan banjir ini merupakan bencana musiman yang nyaris terjadi setiap tahun. Ia menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Barito mulai menunjukkan penurunan debit air, namun empat titik masih menghadapi arus deras.

“Penanganan jalur banjir membutuhkan alat berat untuk menimbun ruas jalan yang rusak,” jelasnya.

Shalahuddin juga mengingatkan pentingnya pembatasan kendaraan berat untuk menghindari kemacetan dan mempercepat perbaikan.

Senada, Kepala Dinas Perhubungan Kalteng, Yulindra Dedy, menyampaikan langkah pembatasan lalu lintas kendaraan berat di jalur terdampak. Ia mengungkapkan, debit air di hilir Sungai Barito menurun 5 cm, namun di hulu justru meningkat hingga 1,5 meter, meningkatkan potensi banjir susulan.

“Kami imbau masyarakat membatasi aktivitas malam hari untuk keselamatan, dan kendaraan angkutan berat seperti truk sawit sementara kami tahan,” ujarnya. (mut/*afa/kpg)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Hujan deras yang mengguyur Kalimantan Tengah dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir merendam sejumlah daerah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalimantan Tengah, hingga Sabtu (26/4).

Tiga kabupaten yang terdampak parah adalah Barito Selatan, Barito Timur, dan Pulang Pisau. Di Barito Selatan, air meluap hingga ketinggian hampir tiga meter, menggenangi puluhan desa.

Sementara di Barito Timur dan Pulang Pisau, ribuan warga terdampak dan aktivitas harian warga terganggu.

Kepala BPB-PK Kalteng, Ahmad Toyib, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Alpius Patanan, mengungkapkan bahwa Barito Selatan mencatat ketinggian banjir tertinggi, mencapai 275 cm. Banjir ini melanda enam kecamatan dan 65 desa atau kelurahan di wilayah tersebut.

“Total masyarakat terdampak mencapai 94.642 jiwa dari 31.054 kepala keluarga (KK). Selain itu, sebanyak 1.322 fasilitas umum, termasuk jalan, sekolah, dan rumah ibadah, ikut terendam,” ujar Alpius.

Sebagai langkah cepat, BPB-PK Kalteng telah melakukan pemantauan berkala, menetapkan status tanggap darurat, membangun posko bencana, mengevakuasi warga, serta mengamankan lalu lintas di titik-titik banjir.

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat terpenuhi,” tambah Alpius.

Baca Juga :  Ivo Sugianto Sabran Beberkan Peran TP-PKK dalam Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kalteng

Menanggapi situasi ini, Plt. Sekda Kalteng, Leonard S. Ampung, menegaskan pentingnya pendataan akurat sebagai landasan utama penanganan. Ia juga menekankan bahwa proses belajar harus tetap berjalan meski di tengah bencana.

“Data siswa terdampak di semua jenjang harus segera dihimpun. Selain itu, skema pembelajaran alternatif harus dipastikan berjalan agar anak-anak tidak kehilangan waktu belajar,” ujarnya.

Leonard juga mendorong percepatan pemulihan pasca-banjir, mulai dari bantuan sosial hingga pembangunan infrastruktur. Ia menegaskan bantuan akan dialokasikan melalui Belanja Tak Terduga (BTT) dan dipastikan tepat sasaran.

Di sisi lain, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, mengatakan banjir yang terjadi sejak 16 April 2025 ini juga memukul sektor pendidikan. Sebanyak 15 sekolah tingkat SMA dan SMK terdampak langsung, sementara data untuk SD dan SMP masih dalam proses pendataan.

“Total dari 422 sekolah yang kami data, ada 15 sekolah terdampak, tersebar di Buntok, Kotawaringin Lama, Kapuas, dan Palangka Raya,” ungkap Reza.

Sebagai respons, Dinas Pendidikan telah menerbitkan surat edaran terkait pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah-sekolah terdampak. Evakuasi peralatan elektronik juga dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Ajak Masyarakat Kenali Gizi Ikan Melalui Kampanye Gemarikan

“Kami sedang menyiapkan sistem pendataan khusus untuk mengidentifikasi sekolah-sekolah rawan bencana sebagai dasar kebijakan ke depan, termasuk kemungkinan relokasi,” jelasnya.

Dalam upaya mitigasi, perahu karet dan kelotok yang tersedia di beberapa sekolah dioptimalkan untuk membantu evakuasi. Selain itu, rapat virtual dengan sekolah terdampak rutin dilakukan untuk memantau kondisi terkini.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kalteng, Shalahuddin, mengatakan banjir ini merupakan bencana musiman yang nyaris terjadi setiap tahun. Ia menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Barito mulai menunjukkan penurunan debit air, namun empat titik masih menghadapi arus deras.

“Penanganan jalur banjir membutuhkan alat berat untuk menimbun ruas jalan yang rusak,” jelasnya.

Shalahuddin juga mengingatkan pentingnya pembatasan kendaraan berat untuk menghindari kemacetan dan mempercepat perbaikan.

Senada, Kepala Dinas Perhubungan Kalteng, Yulindra Dedy, menyampaikan langkah pembatasan lalu lintas kendaraan berat di jalur terdampak. Ia mengungkapkan, debit air di hilir Sungai Barito menurun 5 cm, namun di hulu justru meningkat hingga 1,5 meter, meningkatkan potensi banjir susulan.

“Kami imbau masyarakat membatasi aktivitas malam hari untuk keselamatan, dan kendaraan angkutan berat seperti truk sawit sementara kami tahan,” ujarnya. (mut/*afa/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/