PALANGKA RAYA – Kedatangan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran
menengok Dilah Saputra (15) dan kedua adiknya Nur Aida (Ida) dan Muhammad Ramadani (Adan), Selasa (21/5/2019) sore
tampaknya merupakan berkah tersendiri bagi ketiga yatim piatu itu.
Saat bertemu langsung dengan
Dillah dan kedua adiknya, gubernur berjanji akan membelikan satu unit rumah dan
memberikan bantuan uang tunai puluhan juta serta kebutuhan pokok untuk mereka.
“Nanti abah akan belikan rumah
untuk kalian. Tipe 36, Insya Allah cukup ya,†kata gubernur saat melihat kamar
barak (kos) yang ditempati tiga kakak beradik itu.
(Baca juga: Kisah
Haru Dilah Saputra, Ditinggal Kedua Orangtua dan Kini Menghidupi Kedua Adiknya)
Namun rupanya perhatian gubernur
tak hanya mengenai kebutuhan materi ketiga anak itu. Pasalnya, kehidupan masa
depan para belia itu pun menjadi perhatian seriusnya. Terutama pendidikan yang
layak.
“Pak kadisdik, tolong ini diurus
sebaik mungkin agar mereka segera bisa sekolah dengan baik. Kakaknya (Dilah)
yang putus sekolah, bisa segera sekolah lagi. Jangan sampai pendidikan mereka terputus
atau sampai tidak sekolah,†kata gubernur kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik)
Provinsi Kalteng, Slamet Winaryo yang turut serta dalam rombong.
Keberlanjutan pendidikan
anak-anak tersebut menurut gubernur, sangat penting bagi masa depan mereka.
“Ini bukan hanya soal kemanusiaan,
tetapi juga kewajiban pemerintah untuk bisa hadir membantu masyarakat dan targetnya
adalah mewujudkan visi misi Kalteng Berkah bagi semua. Karena pendidikan ini
sangat vital untuk membangun SDM masyarakat Kalteng,†sebut gubernur kepada kaltengpos.co di sela kunjungannya itu.
(Baca juga: Responsif,
Gubernur Belikan Rumah untuk Dillah Bersaudara)
Perhatian gubernur tentang
pendidikan anak itu rupanya tak hanya berhenti kepada Dillah bersaudara. Saat melanjutkan
perjalanannya berkeliling di kawasan Flamboyan Bawah, gubernur juga
menyempatkan bertanya kepada puluhan anak yang mengerumbunginya.
Sejumlah anak dengan polos
menjawab bahwa mereka tidak lagi mengenyam bangku sekolah. “Saya hanya sampai
kelas 5 SD, lalu berhenti. Karena orang tua tidak mampu membiayai,†tutur
seorang anak perempuan kepada gubernur.
Ungkapan-ungkapan senada yang
rata-rata dengan alasan keterbatasan ekonomi orang tua membuat mereka harus
meninggalkan bangku sekolah, juga disampaikan beberapa anak lainnya.
Bahkan tidak hanya anak-anak, pada
kesempatan itu ada beberapa ibu yang langsung menyambangi gubernur dan meminta
tolong agar anaknya bisa kembali bersekolah.
Menyikapi hal itu, kembali gubernur
langsung menginstruksikan kadisdik agar segera mengecek persyaratan dan
mekanismenya agar anak-anak yang putus sekolah ini bisa segera melanjutkan
pendidikannya. (nto)