Site icon Prokalteng

Serius Kembangkan Pertanian, Mentan dan Gubernur Bertemu Insan Perkebu

serius-kembangkan-pertanian-mentan-dan-gubernur-bertemu-insan-perkebu

PALANGKA RAYA-Setelah meluncurkan program Benih
Unggul Perkebunan (BUN) 500 Juta Batang di Sido Mulyo, Kecamatan Bukit Batu,
Palangka Raya, Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman bersama Gubernur
Kalteng H Sugianto Sabran melakukan temu insan perkebunan di Hotel Aquarius
Palangka Raya, Kamis (18/7) malam.

Andi meminta agar program-program
Kementerian Pertanian yang selama ini sudah berjalan dengan baik tetap
dipertahankan, karena sangat berdampak pada keberhasilan menurunkan angka
kemiskinan serta meningkatkan ekonomi pertanian di tanah air.

Mentan juga meminta agar
beberapa program strategis pertanian yang sedang berjalan saat ini
ditindaklanjuti secara serius. Sebab, program tersebut dapat berdampak besar
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan masa depan Indonesia.

Beberapa program
strategis yang sedang berjalan, di antaranya pengembangbiakan sapi belgian blue
dan pengembangan biodiesel 100 (B100). Kalau ini dilanjutkan, maka diyakininya
akan menentukan masa depan. Indonesia tak perlu lagi mengimpor sapi, sebaliknya
justru melakukan ekspor. Begitu juga dengan program lainnya.

“Jika semua program
yang ada dapat berjalan dengan baik dan terwujud, kita bisa menghemat devisa.
Mungkin bisa sampai Rp100 triliun, jika ini sudah sempurna dilaksanakan,”
imbuhnya.

Dengan luas tanaman
pangan di seluruh Indonesia yang mencapai 16 juta hektare, pemerintah telah
menyiapkan strategi untuk mengatasi kemungkinan ancaman kekeringan.

“Jika terjadi
kekeringan, maka telah disiapkan asuransi 1 juta hektare, sehingga tidak ada
alasan bagi petani untuk rugi,” ungkap pria kelahiran Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan.

Meski fuso (tidak
mengeluarkan hasil) terjadi setiap tahun, namun angkanya sangat kecil dengan
ambang batas 5 persen. Itu dinilai tidak menganggu produksi tanaman pangan.
Justru saat ini produksi yang tersedia di gudang sebanyak 2,4 juta ton.

Kementerian Pertanian
juga telah menggarap beberapa daerah pasang surut yang sudah tertanami pada
musim kering, yakni Kalsel, Sumatera Selatan, Jambi, Sulawesi Selatan, dan
Lampung.

“Jadi masalah kering
sudah diantisipasi dan ditangani. Karena itu, kepada seluruh kepala Dinas
Tanaman Pangan se-Indonesia diminta, agar seratus ribu pompa yang telah
dibagikan itu, difungsikan untuk memitigasi kekeringan,” tegasnya.

Ada hal yang berbeda dengan
mitigasi tahun sebelumnya. Sebab, saat ini telah tersedia pompa, ada lumbung,
dam-dam yang besar, serta embung yang sudah dibangun. Diyakini bahwa tahun ini
akan jauh lebih baik dari sebelumnya.

Beras Indonesia jauh
lebih murah dari beras Jepang dan beberapa negara lainnya. Jika beras bulog
dibeli Rp8 ribu per kilo, maka harga pada petani berkisar Rp7 ribu, karena ada
pengusaha dan lain-lain. Artinya, biasa produksi sangat bersaing saat ini.

Pada akhir
perbincangan, Andi Amran Sulaiman mengimbau kepada kepala dinas, bupati dan
wali kota, serta gubernur dan jajarannya untuk serius dan bekerja sama dalam
meningkatkan pertanian di Provinsi Kalteng. Dengan demikian, ketahanan pangan di
wilayah ini akan terjaga.

“Kepala dinas yang
hadir pada malam ini akan diprioritaskan, jika ada dana bantuan dan lain-lain
dalam kaitan dengan pengembangan pertanian. Yang tidak hadir kita kesampingkan.
Artinya, mereka yang tidak hadir belum membutuhkannya,” ungkap Amri tegas.

Terpisah, Gubernur
Kalteng H Sugianto Sabran mengungkapkan, untuk mengembangkan tanaman pangan di
Kalteng, keberadaan lahan gambut bukanlah jadi masalah berat. 

“Jika itu dijadikan lahan produktif, maka akan sangat
bermanfaat. Kita memiliki banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi
pertanian, seperti tebu, cokelat, dan beberapa tanaman lainnya,” pungkasnya. (nue/ce/ala) 

Exit mobile version