30 C
Jakarta
Monday, April 21, 2025

TBC Masih Ancam Nyawa, Dinkes Kalteng Dorong Deteksi dan Pengobatan Dini

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ancaman tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok serius di Kalimantan Tengah. Penyakit menular ini tercatat sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi secara global. Melihat kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah mendorong deteksi dini dan pengobatan tepat guna menekan angka penularan dan kematian akibat TBC.

Sebagai bentuk komitmen, Dinkes Kalteng menggelar Puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2025, Rabu (16/4), di halaman kantor Dinkes setempat. Kegiatan ini dibuka oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Riza Syahputra, mewakili Kepala Dinas Kesehatan.

Dalam sambutan tertulis Kepala Dinas yang dibacakan Riza, disebutkan bahwa HTBS bukan sekadar seremonial, melainkan momentum penting untuk memperkuat langkah bersama menanggulangi TBC, yang hingga kini masih menjadi tantangan besar bagi dunia kesehatan.

“Tuberkulosis atau TBC masih menjadi penyebab kematian menular tertinggi di dunia. Setelah pandemi COVID-19 mereda, TBC kembali tercatat sebagai penyakit menular paling mematikan secara global, dengan lebih dari 10 juta kasus dan jutaan kematian setiap tahunnya. TBC menyebar melalui udara dan sangat mudah menular, terutama di lingkungan padat dan tertutup. Tanpa pengobatan yang tepat dan tuntas, risikonya bisa fatal. Padahal, TBC adalah penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan,” ujarnya.

Baca Juga :  Jelang Lebaran, Gubernur Kalteng Pastikan Kesiapan Mudik dan Stabilitas Harga

Ia juga mengungkapkan, berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia menduduki peringkat kedua dunia setelah India dalam jumlah kasus TBC. Diperkirakan lebih dari satu juta orang sakit tiap tahun, dengan lebih dari 125 ribu kematian atau sekitar 14 orang meninggal setiap jam.

“Sejalan dengan situasi tersebut, Presiden telah menetapkan penanggulangan TBC sebagai salah satu program prioritas nasional. Komitmen ini diperkuat melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, yang menegaskan bahwa eliminasi TBC harus menjadi gerakan bersama lintas sektor. Komitmen ini juga dijabarkan dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebagai bentuk keseriusan pemerintah untuk menghapus TBC sebagai ancaman kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa di Kalimantan Tengah, upaya penanggulangan TBC terus mengalami perkembangan positif. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan dalam penemuan kasus, investigasi kontak, hingga cakupan terapi pencegahan.

Peringatan HTBS 2025 mengusung tema global “Yes! We Can End TB: Commit, Invest, Deliver” dan tema nasional “GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata”. Selama satu bulan terakhir, Dinkes telah menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif yang menjangkau masyarakat luas. Di antaranya melalui media online, videotron di Bundaran Besar dan Bandara Tjilik Riwut, talkshow di RRI dan MMC Diskominfosantik, serta Temu Kader TBC.

Baca Juga :  Gubernur Serahkan Bansos Korban Kebakaran di Kotim dan Seruyan

Menurut Kepala Dinas, seluruh rangkaian kegiatan melibatkan elemen masyarakat, tenaga medis, organisasi profesi, pelajar, mahasiswa, hingga mitra pembangunan. Kegiatan juga diisi dengan senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi tentang TBC, hingga keterlibatan aktif komunitas.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Tengah untuk berperan aktif dalam upaya eliminasi TBC, dimulai dari mengenali gejala secara dini, tidak ragu untuk memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan, serta memberikan dukungan moral dan sosial kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan hingga tuntas. Mari kita jadikan peringatan HTBS ini bukan sekedar agenda seremonial tahunan, tetapi titik tolak bagi lahirnya gerakan yang berkelanjutan, yang tumbuh dari individu, keluarga, hingga komunitas demi Kalimantan Tengah yang lebih sehat dan bebas TBC,” tutupnya. (mmckalteng)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ancaman tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok serius di Kalimantan Tengah. Penyakit menular ini tercatat sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi secara global. Melihat kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah mendorong deteksi dini dan pengobatan tepat guna menekan angka penularan dan kematian akibat TBC.

Sebagai bentuk komitmen, Dinkes Kalteng menggelar Puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2025, Rabu (16/4), di halaman kantor Dinkes setempat. Kegiatan ini dibuka oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Riza Syahputra, mewakili Kepala Dinas Kesehatan.

Dalam sambutan tertulis Kepala Dinas yang dibacakan Riza, disebutkan bahwa HTBS bukan sekadar seremonial, melainkan momentum penting untuk memperkuat langkah bersama menanggulangi TBC, yang hingga kini masih menjadi tantangan besar bagi dunia kesehatan.

“Tuberkulosis atau TBC masih menjadi penyebab kematian menular tertinggi di dunia. Setelah pandemi COVID-19 mereda, TBC kembali tercatat sebagai penyakit menular paling mematikan secara global, dengan lebih dari 10 juta kasus dan jutaan kematian setiap tahunnya. TBC menyebar melalui udara dan sangat mudah menular, terutama di lingkungan padat dan tertutup. Tanpa pengobatan yang tepat dan tuntas, risikonya bisa fatal. Padahal, TBC adalah penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan,” ujarnya.

Baca Juga :  Jelang Lebaran, Gubernur Kalteng Pastikan Kesiapan Mudik dan Stabilitas Harga

Ia juga mengungkapkan, berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia menduduki peringkat kedua dunia setelah India dalam jumlah kasus TBC. Diperkirakan lebih dari satu juta orang sakit tiap tahun, dengan lebih dari 125 ribu kematian atau sekitar 14 orang meninggal setiap jam.

“Sejalan dengan situasi tersebut, Presiden telah menetapkan penanggulangan TBC sebagai salah satu program prioritas nasional. Komitmen ini diperkuat melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, yang menegaskan bahwa eliminasi TBC harus menjadi gerakan bersama lintas sektor. Komitmen ini juga dijabarkan dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebagai bentuk keseriusan pemerintah untuk menghapus TBC sebagai ancaman kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa di Kalimantan Tengah, upaya penanggulangan TBC terus mengalami perkembangan positif. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan dalam penemuan kasus, investigasi kontak, hingga cakupan terapi pencegahan.

Peringatan HTBS 2025 mengusung tema global “Yes! We Can End TB: Commit, Invest, Deliver” dan tema nasional “GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata”. Selama satu bulan terakhir, Dinkes telah menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif yang menjangkau masyarakat luas. Di antaranya melalui media online, videotron di Bundaran Besar dan Bandara Tjilik Riwut, talkshow di RRI dan MMC Diskominfosantik, serta Temu Kader TBC.

Baca Juga :  Gubernur Serahkan Bansos Korban Kebakaran di Kotim dan Seruyan

Menurut Kepala Dinas, seluruh rangkaian kegiatan melibatkan elemen masyarakat, tenaga medis, organisasi profesi, pelajar, mahasiswa, hingga mitra pembangunan. Kegiatan juga diisi dengan senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi tentang TBC, hingga keterlibatan aktif komunitas.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Tengah untuk berperan aktif dalam upaya eliminasi TBC, dimulai dari mengenali gejala secara dini, tidak ragu untuk memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan, serta memberikan dukungan moral dan sosial kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan hingga tuntas. Mari kita jadikan peringatan HTBS ini bukan sekedar agenda seremonial tahunan, tetapi titik tolak bagi lahirnya gerakan yang berkelanjutan, yang tumbuh dari individu, keluarga, hingga komunitas demi Kalimantan Tengah yang lebih sehat dan bebas TBC,” tutupnya. (mmckalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru