32 C
Jakarta
Saturday, October 18, 2025

Gubernur Kalteng Turun ke Lapangan, Bongkar Masalah Lahan Pertanian yang Tak Produktif

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran turun langsung ke lapangan meninjau sektor pertanian yang dinilai belum optimal. Dalam kunjungannya ke Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, Palangka Raya, Rabu (8/10), Gubernur menegaskan komitmen Pemprov Kalteng untuk membenahi lahan pertanian yang masih terbengkalai agar bisa memberi hasil nyata bagi petani.

Di bawah kepemimpinan Agustiar-Edy, Pemprov Kalteng menempatkan pembangunan pertanian sebagai prioritas utama. Potensi lahan yang luas disebut belum tergarap maksimal, sehingga perlu dikelola dengan strategi dan kebijakan yang tepat.

“Saya minta seluruh kabupaten dan kota mencadangkan lahan khusus untuk jagung. Petani itu ujung tombak ketahanan pangan, kesejahteraan mereka harus naik seiring peningkatan hasil panen,” tegas Gubernur.

Ia juga mengungkapkan, pemerintah provinsi tengah menyiapkan pabrik pakan ternak yang membutuhkan pasokan jagung hingga 70 persen. Setiap daerah juga diminta memiliki Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk menjaga stabilitas pasokan bahan pokok.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalteng H. Edy Pratowo menyampaikan bahwa pemerintah provinsi terus memperkuat langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Tahun ini, Kalteng menargetkan produksi padi mencapai 400 ribu ton, naik signifikan dibanding dua tahun sebelumnya.

“Produksi padi Kalteng pada 2023 mencapai sekitar 330 ribu ton, meningkat menjadi 366 ribu ton pada 2024. Kami optimistis target 400 ribu ton tahun ini bisa tercapai,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Leadership Forum CNN Indonesia: Pilar Nusantara, Penopang Asta Cita di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (14/10).

Baca Juga :  Kebakaran Hampir Putus Pasokan Listrik Kalteng, Sinergi PLN dan BPBD Selamatkan Tower Transmisi

Menurut Edy, peningkatan tersebut didorong pengelolaan lahan yang lebih efektif dan dukungan infrastruktur pertanian yang makin baik. Pemprov juga memperbaiki sistem logistik agar hasil panen tersalurkan lebih cepat dan biaya distribusi bisa ditekan.

“Kalau distribusi lancar, petani lebih sejahtera. Kami tidak hanya fokus ke produksi, tapi juga ke sistem pendukungnya mulai dari pengairan sampai transportasi hasil panen,” tambahnya.

Edy menjelaskan, target tersebut sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan kawasan swasembada pangan, energi, dan air. Dalam kebijakan itu, Kalteng ditetapkan sebagai salah satu wilayah prioritas nasional.

“Tahun ini kami ditugaskan membuka sawah baru seluas 71 ribu hektare. Dari jumlah itu, 66 ribu hektare sudah dikontrakkan dan sekitar 25 persennya telah tergarap. Kami yakin progres ini akan berdampak positif bagi produksi pangan daerah,” paparnya.

Kepala Bulog Kanwil Kalteng, Budi Sultika, menambahkan bahwa luas lahan sawah di Kalteng mencapai sekitar 158 ribu hektare dengan produktivitas rata-rata 5 ton gabah kering panen per hektare.

“Kalau dihitung, produksi beras di Kalteng sekitar 250 ribu ton per tahun. Namun data pastinya tetap perlu dikonfirmasi ke BPS dan Dinas Pertanian,” ujarnya usai menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak Nasional di Halaman Dinas Ketahanan Pangan Provinsi, Kamis (16/10).

Ia menyebut dua komoditas utama yang menjadi fokus Pemprov Kalteng adalah beras dan jagung karena berperan besar dalam menjaga stabilitas harga pangan dan inflasi daerah.

Baca Juga :  Disbudpar Dukung Dekranasda Tumbuhkan Ekonomi Kalteng

Selain memperkuat produksi, Pemprov juga aktif menjaga daya beli masyarakat melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak Nasional.

Kegiatan yang dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota se-Kalteng itu menjadi bagian dari peringatan Hari Pangan Sedunia ke-45 sekaligus langkah konkret pemerintah mengendalikan inflasi menjelang akhir tahun.

Plt Sekda Kalteng Leonard S. Ampung menegaskan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan harga pangan tetap stabil.

“Gerakan pangan murah bukan sekadar acara tahunan, tapi upaya berkelanjutan agar masyarakat mudah mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau. Telur di sini dijual Rp50 ribu per tabak, di pasar bisa Rp60 ribu. Ikan patin juga cuma Rp20 ribu per kilo,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng, Agus Candra, menambahkan bahwa GPM merupakan tindak lanjut dari program nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan.

“Untuk Kalimantan Tengah, kegiatan ini digelar serentak di sepuluh kabupaten, empat daerah lainnya menyusul bulan Oktober ini. Tujuannya supaya masyarakat lebih mudah mengakses pangan berkualitas dan menjaga stabilitas ekonomi daerah,” jelasnya.

Kegiatan GPM disambut antusias masyarakat, terutama kaum ibu yang merasakan langsung manfaatnya. “Senang bisa belanja murah. Harganya jauh lebih ringan dibanding di pasar,” kata Siti Noor Rohmah, warga Kelurahan Bukit Tunggal. (ovi/ala/kpg)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran turun langsung ke lapangan meninjau sektor pertanian yang dinilai belum optimal. Dalam kunjungannya ke Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, Palangka Raya, Rabu (8/10), Gubernur menegaskan komitmen Pemprov Kalteng untuk membenahi lahan pertanian yang masih terbengkalai agar bisa memberi hasil nyata bagi petani.

Di bawah kepemimpinan Agustiar-Edy, Pemprov Kalteng menempatkan pembangunan pertanian sebagai prioritas utama. Potensi lahan yang luas disebut belum tergarap maksimal, sehingga perlu dikelola dengan strategi dan kebijakan yang tepat.

“Saya minta seluruh kabupaten dan kota mencadangkan lahan khusus untuk jagung. Petani itu ujung tombak ketahanan pangan, kesejahteraan mereka harus naik seiring peningkatan hasil panen,” tegas Gubernur.

Ia juga mengungkapkan, pemerintah provinsi tengah menyiapkan pabrik pakan ternak yang membutuhkan pasokan jagung hingga 70 persen. Setiap daerah juga diminta memiliki Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk menjaga stabilitas pasokan bahan pokok.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalteng H. Edy Pratowo menyampaikan bahwa pemerintah provinsi terus memperkuat langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Tahun ini, Kalteng menargetkan produksi padi mencapai 400 ribu ton, naik signifikan dibanding dua tahun sebelumnya.

“Produksi padi Kalteng pada 2023 mencapai sekitar 330 ribu ton, meningkat menjadi 366 ribu ton pada 2024. Kami optimistis target 400 ribu ton tahun ini bisa tercapai,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Leadership Forum CNN Indonesia: Pilar Nusantara, Penopang Asta Cita di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (14/10).

Baca Juga :  Kebakaran Hampir Putus Pasokan Listrik Kalteng, Sinergi PLN dan BPBD Selamatkan Tower Transmisi

Menurut Edy, peningkatan tersebut didorong pengelolaan lahan yang lebih efektif dan dukungan infrastruktur pertanian yang makin baik. Pemprov juga memperbaiki sistem logistik agar hasil panen tersalurkan lebih cepat dan biaya distribusi bisa ditekan.

“Kalau distribusi lancar, petani lebih sejahtera. Kami tidak hanya fokus ke produksi, tapi juga ke sistem pendukungnya mulai dari pengairan sampai transportasi hasil panen,” tambahnya.

Edy menjelaskan, target tersebut sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan kawasan swasembada pangan, energi, dan air. Dalam kebijakan itu, Kalteng ditetapkan sebagai salah satu wilayah prioritas nasional.

“Tahun ini kami ditugaskan membuka sawah baru seluas 71 ribu hektare. Dari jumlah itu, 66 ribu hektare sudah dikontrakkan dan sekitar 25 persennya telah tergarap. Kami yakin progres ini akan berdampak positif bagi produksi pangan daerah,” paparnya.

Kepala Bulog Kanwil Kalteng, Budi Sultika, menambahkan bahwa luas lahan sawah di Kalteng mencapai sekitar 158 ribu hektare dengan produktivitas rata-rata 5 ton gabah kering panen per hektare.

“Kalau dihitung, produksi beras di Kalteng sekitar 250 ribu ton per tahun. Namun data pastinya tetap perlu dikonfirmasi ke BPS dan Dinas Pertanian,” ujarnya usai menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak Nasional di Halaman Dinas Ketahanan Pangan Provinsi, Kamis (16/10).

Ia menyebut dua komoditas utama yang menjadi fokus Pemprov Kalteng adalah beras dan jagung karena berperan besar dalam menjaga stabilitas harga pangan dan inflasi daerah.

Baca Juga :  Disbudpar Dukung Dekranasda Tumbuhkan Ekonomi Kalteng

Selain memperkuat produksi, Pemprov juga aktif menjaga daya beli masyarakat melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak Nasional.

Kegiatan yang dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota se-Kalteng itu menjadi bagian dari peringatan Hari Pangan Sedunia ke-45 sekaligus langkah konkret pemerintah mengendalikan inflasi menjelang akhir tahun.

Plt Sekda Kalteng Leonard S. Ampung menegaskan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan harga pangan tetap stabil.

“Gerakan pangan murah bukan sekadar acara tahunan, tapi upaya berkelanjutan agar masyarakat mudah mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau. Telur di sini dijual Rp50 ribu per tabak, di pasar bisa Rp60 ribu. Ikan patin juga cuma Rp20 ribu per kilo,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng, Agus Candra, menambahkan bahwa GPM merupakan tindak lanjut dari program nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan.

“Untuk Kalimantan Tengah, kegiatan ini digelar serentak di sepuluh kabupaten, empat daerah lainnya menyusul bulan Oktober ini. Tujuannya supaya masyarakat lebih mudah mengakses pangan berkualitas dan menjaga stabilitas ekonomi daerah,” jelasnya.

Kegiatan GPM disambut antusias masyarakat, terutama kaum ibu yang merasakan langsung manfaatnya. “Senang bisa belanja murah. Harganya jauh lebih ringan dibanding di pasar,” kata Siti Noor Rohmah, warga Kelurahan Bukit Tunggal. (ovi/ala/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru