27.3 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

Turunkan Angka Stunting, Pokjanal Posyandu Harus Didukung

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Keberadaan Pokjanal Posyandu sangat berperan penting dalam penurunan angka stunting yang belakangan ini gencar dibicarakan di dunia Kesehatan. Dari Studi Kasus Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevalensi di tahun 2019 mencapai 32,3%  dan berdasarkan hasil studi tahun 2022 angka prevalensi turun menjadi 26,9% dengan target di tahun 2024 adalah 15,38%.

Hal ini dikatakan Sektetaris Daerah Kalteng H Nuryakin diwakili oleh Kepala Dinas PMD  Kalteng Aryawan saat membuka Rapat Tim Pokjanal Posyandu Provinsi Kalteng tahun 2023 di Palangka Raya, Selasa (14/3).

“Dari hasil Riskades yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalansi stunting di Provinsi Kalteng trennya terus mengalami penurunan yaitu 41,3% pada tahun 2013 dan 34% pada tahun 2018,” ujarnya.

Baca Juga :  Persiapan BBI dan BBWI, Pemprov Kalteng Gelar Media Briefing

Di tempat yang sama, Ketua Tim Penggerak dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalimantan Tengah, Ivo Sugianto Sabran mengatakan terdapat beberapa kabupaten yang kurang keaktifannya dalam menjalankan Posyandu.

“Kabupaten tersebut diantaranya Kapuas, Seruyan dan Katingan”, tutur Ketua TP-PKK Kalteng Ivo Sugianto Sabran saat menyampaikan arahannya.

Beberapa hal yang ditekankan Ivo dalam pertemuan ini di antaranya bagaimana agar Posyandu bisa berjalan lebih aktif lagi, sehingga apa yang diharapkan oleh pemerintah terkait pembinaan kesehatan di masyarakat baik itu penurunan angka kematian dan stunting dapat terwujud.

“Stunting adalah masalah gizi kronis yang akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran,” tuturnya.

Selain kontribusi aktif dari masyarakat serta kader Posyandu, setiap OPD turut berkontribusi terhadap penanganan stunting di Kalteng salah satunya selain ada program kerja masing-masing, tiap OPD ada satu program lagi yang namanya bapak ibu asuh Posyandu, yaitu mengelola Posyandu di lokus stunting.

Baca Juga :  Lomba Dayung Meriahkan Festival FBIM 2023

“Di Kalteng Posyandu aktif sudah mencapai 72,14 persen, sudah ada peningkatan dari tahun kemaren”, imbuhnya.

Ivo berharap target penurunan stunting di tahun 2024 bisa mencapai 16 persen. Sebagaimana diketahui, pemerintah di tingkat nasional telah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen.

Selaras dengan dilangsungkannya Rapat Tim Pokjanal Posyandu diharapkan juga menguatnya komitmen para pemangku kepentingan di Pemprov Kalteng dalam mendukung pelaksanaan program kerja Pokjanal Posyandu untuk menjaga keberlangsungan Posyandu di Provinsi Kalteng,” ungkapnya. (mmckalteng)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Keberadaan Pokjanal Posyandu sangat berperan penting dalam penurunan angka stunting yang belakangan ini gencar dibicarakan di dunia Kesehatan. Dari Studi Kasus Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevalensi di tahun 2019 mencapai 32,3%  dan berdasarkan hasil studi tahun 2022 angka prevalensi turun menjadi 26,9% dengan target di tahun 2024 adalah 15,38%.

Hal ini dikatakan Sektetaris Daerah Kalteng H Nuryakin diwakili oleh Kepala Dinas PMD  Kalteng Aryawan saat membuka Rapat Tim Pokjanal Posyandu Provinsi Kalteng tahun 2023 di Palangka Raya, Selasa (14/3).

“Dari hasil Riskades yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalansi stunting di Provinsi Kalteng trennya terus mengalami penurunan yaitu 41,3% pada tahun 2013 dan 34% pada tahun 2018,” ujarnya.

Baca Juga :  Persiapan BBI dan BBWI, Pemprov Kalteng Gelar Media Briefing

Di tempat yang sama, Ketua Tim Penggerak dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalimantan Tengah, Ivo Sugianto Sabran mengatakan terdapat beberapa kabupaten yang kurang keaktifannya dalam menjalankan Posyandu.

“Kabupaten tersebut diantaranya Kapuas, Seruyan dan Katingan”, tutur Ketua TP-PKK Kalteng Ivo Sugianto Sabran saat menyampaikan arahannya.

Beberapa hal yang ditekankan Ivo dalam pertemuan ini di antaranya bagaimana agar Posyandu bisa berjalan lebih aktif lagi, sehingga apa yang diharapkan oleh pemerintah terkait pembinaan kesehatan di masyarakat baik itu penurunan angka kematian dan stunting dapat terwujud.

“Stunting adalah masalah gizi kronis yang akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran,” tuturnya.

Selain kontribusi aktif dari masyarakat serta kader Posyandu, setiap OPD turut berkontribusi terhadap penanganan stunting di Kalteng salah satunya selain ada program kerja masing-masing, tiap OPD ada satu program lagi yang namanya bapak ibu asuh Posyandu, yaitu mengelola Posyandu di lokus stunting.

Baca Juga :  Lomba Dayung Meriahkan Festival FBIM 2023

“Di Kalteng Posyandu aktif sudah mencapai 72,14 persen, sudah ada peningkatan dari tahun kemaren”, imbuhnya.

Ivo berharap target penurunan stunting di tahun 2024 bisa mencapai 16 persen. Sebagaimana diketahui, pemerintah di tingkat nasional telah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen.

Selaras dengan dilangsungkannya Rapat Tim Pokjanal Posyandu diharapkan juga menguatnya komitmen para pemangku kepentingan di Pemprov Kalteng dalam mendukung pelaksanaan program kerja Pokjanal Posyandu untuk menjaga keberlangsungan Posyandu di Provinsi Kalteng,” ungkapnya. (mmckalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru