29.1 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Inflasi Kalteng Terkendali, Asisten Ekbang Serukan Sinergi Atasi Dampak Kenaikan Harga

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Provinsi Kalimantan Tengah, Sri Widanarni, menyampaikan apresiasi atas terkendalinya tingkat inflasi di Kalteng. Dalam rapat koordinasi (rakor) yang digelar baru-baru ini, Sri memaparkan bahwa pada bulan Maret 2024, tingkat inflasi Kalteng tercatat sebesar 2,72%, menempatkan provinsi ini di posisi 10 besar terendah se-Indonesia.

“Ini patut kita syukuri karena inflasi di Kalteng masih terkendali. Meskipun pada minggu ketiga bulan April ada sedikit kenaikan, namun tingkat inflasi kita belum masuk dalam kategori yang tertinggi,” ungkap Sri.

Sri juga menyoroti beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian, khususnya kondisi global yang dipengaruhi oleh ketegangan politik antara Iran dan Israel. Ketegangan ini, menurut Sri, berpotensi menyebabkan lonjakan harga minyak, yang pada gilirannya bisa meningkatkan harga-harga barang lainnya, sehingga berisiko menyebabkan inflasi lebih lanjut.

Baca Juga :  Asah Kemampuan Jurnalistik, PWI Gelar Pelatihan Penulisan Opini dan Tajuk

Ia mengimbau agar dinas-dinas terkait segera mencari inovasi untuk menjaga kestabilan harga di Kalimantan Tengah, dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan dan sumber daya lainnya.

“Diharapkan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dapat bersinergi untuk merumuskan langkah-langkah yang tepat, guna memastikan Kalteng bisa berdaulat pangan dan tidak terlalu bergantung pada pasokan dari luar,” tambah Sri.

Melalui sinergi yang lebih kuat antar instansi, Sri optimis bahwa tantangan global dapat dihadapi dengan lebih baik, dan kesejahteraan masyarakat Kalteng dapat terus terjaga. (mmckalteng)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Provinsi Kalimantan Tengah, Sri Widanarni, menyampaikan apresiasi atas terkendalinya tingkat inflasi di Kalteng. Dalam rapat koordinasi (rakor) yang digelar baru-baru ini, Sri memaparkan bahwa pada bulan Maret 2024, tingkat inflasi Kalteng tercatat sebesar 2,72%, menempatkan provinsi ini di posisi 10 besar terendah se-Indonesia.

“Ini patut kita syukuri karena inflasi di Kalteng masih terkendali. Meskipun pada minggu ketiga bulan April ada sedikit kenaikan, namun tingkat inflasi kita belum masuk dalam kategori yang tertinggi,” ungkap Sri.

Sri juga menyoroti beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian, khususnya kondisi global yang dipengaruhi oleh ketegangan politik antara Iran dan Israel. Ketegangan ini, menurut Sri, berpotensi menyebabkan lonjakan harga minyak, yang pada gilirannya bisa meningkatkan harga-harga barang lainnya, sehingga berisiko menyebabkan inflasi lebih lanjut.

Baca Juga :  Asah Kemampuan Jurnalistik, PWI Gelar Pelatihan Penulisan Opini dan Tajuk

Ia mengimbau agar dinas-dinas terkait segera mencari inovasi untuk menjaga kestabilan harga di Kalimantan Tengah, dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan dan sumber daya lainnya.

“Diharapkan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dapat bersinergi untuk merumuskan langkah-langkah yang tepat, guna memastikan Kalteng bisa berdaulat pangan dan tidak terlalu bergantung pada pasokan dari luar,” tambah Sri.

Melalui sinergi yang lebih kuat antar instansi, Sri optimis bahwa tantangan global dapat dihadapi dengan lebih baik, dan kesejahteraan masyarakat Kalteng dapat terus terjaga. (mmckalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru