27.1 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Gubernur Ingin Masyarakat Kalteng Sejahtera

PANGKALAN
BUN

Pada pertengahan Februari 2020 lalu, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran
meresmikan langsung Jembatan layang (pile slab), di ruas jalan lintas Pangkalan
Bun-Kotawaringin Lama (Kolam), Kabupaten Kotawaringin Barat.

Jembatan
tersebut membuka akses wilayah Kotawaringin Lama dan sekitarnya. Selain itu, jembatan
itu sudah lama didambakan masyarakat wilayah Barat Kalteng khususnya warga
Kecamatan Kotawaringin Lama dan Kabupaten Sukamara.

Dalam
peresmian tersebut, Gubernur Kalteng sekaligus memberi nama jembatan layang
tersebut dengan nama Jembatan Haji Sugianto Sabran, sementara jalan lintas
Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama di beri nama Jalan Haji Ahmad Shaleh.

Turut
hadir dalam kegiatan tersebut tiga bupati wilayah Barat, yaitu Bupati
Kotawaringin Barat, Hj Nurhidayah, Bupati Sukamara Windu Subagio, dan Bupati Lamandau
Hendra Lesmana. Nampak pengusaha nasional yang merupakan putra kebanggaan
Kotawaringin Barat H Abdul Rasyid AS juga turut hadir.

Gubernur
Kalteng H Sugianto Sabran dalam kesempatan itu menyampaikan, sejati konsep
Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama pertama kali di gagas dan di rancang oleh
Abdul Razak yang saat itu menjabat sebagai Bupati Kotawaringin Barat.

Menurutnya
jembatan layang di ruas jalan Pangkalan Bun-Kolam dibangun dengan menggunakan
anggaran dari APBD Kalteng tahun jamak 2018, 2019, dan 2020. Jalan ruas
Pangkalan Bun-Kolam ini memperpendek jarak tempuh baik menuju Kabupaten
Sukamara dan Kabupaten Lamandau, ruas jalan tersebut juga menghubungkan dengan
Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Ia
berharap dengan diresmikannya ruas jalan tersebut, lalu lintas baik orang maupun
barang, menuju Kabupaten Lamandau dan Sukamara semakin lancar dan ekonomi di
dua kabupaten itu mengalami peningkatan.

“Kalau
nama jalan ini saya beri nama H Ahmad Saleh yang tak lain adalah kakek saya dan
yang memberikan nama Sugianto kepada saya. Tetapi nama jembatan tetap nama saya
tidak apa-apa,” kata Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dalam pidatonya.

Baca Juga :  Kalteng Mesti Jadi Destinasi Wisata Baru di Indonesia

Sugianto
mengaku, selesainya pembangunan jembatan tersebut bukan hanya menjadi
kebanggaan dirinya saja, tapi seluruh masyarakat Kalteng khususnya yang berada
di Kobar, Sukamara dan Lamandau. Dia mengaku senang, akhirnya bisa
menyelesaikan janji untuk masyarakat yang berada di tiga kabupaten.
“Jembatan ini sebetulnya dirancang oleh Kai saya, Pak Razak, sejak menjabat sebagai
Bupati Kobar. Wajar kalau saya melanjutkan. Karena dulu juga dipikirkan dengan
jangka panjang. Jadi terima kasih untuk Pak Razak yang telah merencanakan ini,”
ucapnya.

Suami
Yulistra Ivo ini menambahkan, selesainya pembangunan Jembatan Layang H Sugianto
Sabran ini salah satu bukti bahwa fokus meningkatkan pendapatan asli daerah
(PAD) memberikan dampak positif bagi pembangunan infrastruktur, sosial,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, ke- budayaan dan pariwisata di Kalteng tentunya
semua demi kesejahteraan masyarakat.

Juga
terwujudnya pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan membuka keterisolasian
daerah. Saat ini, hampir seluruh wilayah di Kalteng mulai terkoneksi dengan
baik. Hal tersebut, tak lepas dari seringnya gubernur turun ke lapangan
mendengarkan aspirasi masyarakat dan berupaya mewujudkannya. Kini Kalteng yang
Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah danHarmonis (BERKAH) bukan hanya
slogan belaka, namun telah diimplementasikan dengan kerja yang nyata untuk
kepentingan masyarakat.

Pada
kesempatan ini, gubernur menegaskan bahwa muatan kendaraan di atas 8 ton ke
atas tak boleh melewati jembatan layang ini. Dia tidak ingin jembatannya jadi
rusak, padahal jembatan ini sangat penting keberadaannya dalam menunjang
perekonomian, karena mobilitas warga lebih mudah.

Pihaknya
juga akan melakukan rapat guna merumuskan masalah retribusi bagi pengguna
jembatan tersebut. Misal, jika kendaraan yang melebihi tonase 8 ton ke atas
maka dikenakan biaya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan pemeliharaan
yang tentu tidak murah. Gubernur menambahkan, tugas pemerintah ke depan adalah
memikirkan pemanfataan lahan tidak produktif di kiri dan kanan jalan.

Apakah
itu untuk lahan pertanian, perkebunan atau hal lain. Gubernur berharap dengan
dana pembangunan yang digelontorkan begitu besar, keberadaan jembatan ini
jangan sampai hanya untuk dilewati saja Selain menunjang ekonomi, tetapi lahan
di kiri dan kanan jalan bisa menjadi kekuatan ekonomi baru.

Baca Juga :  Pemerintah Bantu Revitalisasi Ekonomi MPA

“Sehingga
jangan sampai lahan dibiarkan terbengkalai. Kami akan melihat dengan aturan dan
pengkajian. Jika dalam waktu tiga tahun lahan tersebut tidak digarap, maka
harus dikembalian kepada pemerintah daerah. Siapapun pemiliknya,” tegas
Gubernur.

Sementara
itu, Bupati Kotawaringin Barat, Hj Nurhidayah menambahkan peresmian jalan
Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama mengakhiri penantian panjang masyarakat
Kabupaten Kotawaringin Barat. Fungsionalnya ruas jalan tersebut selain
mempermudah akses baik orang maupun barang antar kecamatan, kabupaten dan
provinsi juga membawa dampak ekonomi luar biasa, karena pergerakan barang
semakin lancar sehingga harga-harga yang semula mahal di kawasan yang sulit
dijangkau saat ini sudah mulai murah.

“Sejak
fungsional betapa masyarakat Kobar sangat berbangga memiliki jembatan layang
yang memudahkan akses mereka menuju ke kecamatan dan kabupaten tetangga,” jelasnya.

Jembatan
layang (pile slab) Pangkalan Bun- Kotawaringin Lama (Kolam) akhirnya telah
diresmikan, Sabtu 15 Februari 2020. Keberadaan jembatan layang ini sudah
dinantikan selama 15 tahun oleh masyarakat, namun baru terealisasi tahun ini
dan pada masa kepemimpinan Gubenur Kalteng H Sugianto Sabran dan Wagub Habib
Ismail bin Yahya. Selama pembangunan jembatan, gubernur bersama tim turut
mengawasi langsung pengerjaannya. Bahkan gubernur langsung terjun ke lapangan,
agar hasilnya dapat sesuai dengan target dan benar-benar dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat Kalteng. Melalui jembatan ini, akses masya- rakat untuk
melintasi jalur Pangkalan Bun-Kolam lebih mudah dan lancar. Biasanya, jika
turun hujan jalur ini berlumpur dan susah dilewati. Selain itu, jembatan ini
juga akan dinikmati oleh masyarakat dari Kabupaten Sukamara dan Lamandau. 

PANGKALAN
BUN

Pada pertengahan Februari 2020 lalu, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran
meresmikan langsung Jembatan layang (pile slab), di ruas jalan lintas Pangkalan
Bun-Kotawaringin Lama (Kolam), Kabupaten Kotawaringin Barat.

Jembatan
tersebut membuka akses wilayah Kotawaringin Lama dan sekitarnya. Selain itu, jembatan
itu sudah lama didambakan masyarakat wilayah Barat Kalteng khususnya warga
Kecamatan Kotawaringin Lama dan Kabupaten Sukamara.

Dalam
peresmian tersebut, Gubernur Kalteng sekaligus memberi nama jembatan layang
tersebut dengan nama Jembatan Haji Sugianto Sabran, sementara jalan lintas
Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama di beri nama Jalan Haji Ahmad Shaleh.

Turut
hadir dalam kegiatan tersebut tiga bupati wilayah Barat, yaitu Bupati
Kotawaringin Barat, Hj Nurhidayah, Bupati Sukamara Windu Subagio, dan Bupati Lamandau
Hendra Lesmana. Nampak pengusaha nasional yang merupakan putra kebanggaan
Kotawaringin Barat H Abdul Rasyid AS juga turut hadir.

Gubernur
Kalteng H Sugianto Sabran dalam kesempatan itu menyampaikan, sejati konsep
Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama pertama kali di gagas dan di rancang oleh
Abdul Razak yang saat itu menjabat sebagai Bupati Kotawaringin Barat.

Menurutnya
jembatan layang di ruas jalan Pangkalan Bun-Kolam dibangun dengan menggunakan
anggaran dari APBD Kalteng tahun jamak 2018, 2019, dan 2020. Jalan ruas
Pangkalan Bun-Kolam ini memperpendek jarak tempuh baik menuju Kabupaten
Sukamara dan Kabupaten Lamandau, ruas jalan tersebut juga menghubungkan dengan
Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Ia
berharap dengan diresmikannya ruas jalan tersebut, lalu lintas baik orang maupun
barang, menuju Kabupaten Lamandau dan Sukamara semakin lancar dan ekonomi di
dua kabupaten itu mengalami peningkatan.

“Kalau
nama jalan ini saya beri nama H Ahmad Saleh yang tak lain adalah kakek saya dan
yang memberikan nama Sugianto kepada saya. Tetapi nama jembatan tetap nama saya
tidak apa-apa,” kata Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dalam pidatonya.

Baca Juga :  Kalteng Mesti Jadi Destinasi Wisata Baru di Indonesia

Sugianto
mengaku, selesainya pembangunan jembatan tersebut bukan hanya menjadi
kebanggaan dirinya saja, tapi seluruh masyarakat Kalteng khususnya yang berada
di Kobar, Sukamara dan Lamandau. Dia mengaku senang, akhirnya bisa
menyelesaikan janji untuk masyarakat yang berada di tiga kabupaten.
“Jembatan ini sebetulnya dirancang oleh Kai saya, Pak Razak, sejak menjabat sebagai
Bupati Kobar. Wajar kalau saya melanjutkan. Karena dulu juga dipikirkan dengan
jangka panjang. Jadi terima kasih untuk Pak Razak yang telah merencanakan ini,”
ucapnya.

Suami
Yulistra Ivo ini menambahkan, selesainya pembangunan Jembatan Layang H Sugianto
Sabran ini salah satu bukti bahwa fokus meningkatkan pendapatan asli daerah
(PAD) memberikan dampak positif bagi pembangunan infrastruktur, sosial,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, ke- budayaan dan pariwisata di Kalteng tentunya
semua demi kesejahteraan masyarakat.

Juga
terwujudnya pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan membuka keterisolasian
daerah. Saat ini, hampir seluruh wilayah di Kalteng mulai terkoneksi dengan
baik. Hal tersebut, tak lepas dari seringnya gubernur turun ke lapangan
mendengarkan aspirasi masyarakat dan berupaya mewujudkannya. Kini Kalteng yang
Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah danHarmonis (BERKAH) bukan hanya
slogan belaka, namun telah diimplementasikan dengan kerja yang nyata untuk
kepentingan masyarakat.

Pada
kesempatan ini, gubernur menegaskan bahwa muatan kendaraan di atas 8 ton ke
atas tak boleh melewati jembatan layang ini. Dia tidak ingin jembatannya jadi
rusak, padahal jembatan ini sangat penting keberadaannya dalam menunjang
perekonomian, karena mobilitas warga lebih mudah.

Pihaknya
juga akan melakukan rapat guna merumuskan masalah retribusi bagi pengguna
jembatan tersebut. Misal, jika kendaraan yang melebihi tonase 8 ton ke atas
maka dikenakan biaya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan pemeliharaan
yang tentu tidak murah. Gubernur menambahkan, tugas pemerintah ke depan adalah
memikirkan pemanfataan lahan tidak produktif di kiri dan kanan jalan.

Apakah
itu untuk lahan pertanian, perkebunan atau hal lain. Gubernur berharap dengan
dana pembangunan yang digelontorkan begitu besar, keberadaan jembatan ini
jangan sampai hanya untuk dilewati saja Selain menunjang ekonomi, tetapi lahan
di kiri dan kanan jalan bisa menjadi kekuatan ekonomi baru.

Baca Juga :  Pemerintah Bantu Revitalisasi Ekonomi MPA

“Sehingga
jangan sampai lahan dibiarkan terbengkalai. Kami akan melihat dengan aturan dan
pengkajian. Jika dalam waktu tiga tahun lahan tersebut tidak digarap, maka
harus dikembalian kepada pemerintah daerah. Siapapun pemiliknya,” tegas
Gubernur.

Sementara
itu, Bupati Kotawaringin Barat, Hj Nurhidayah menambahkan peresmian jalan
Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama mengakhiri penantian panjang masyarakat
Kabupaten Kotawaringin Barat. Fungsionalnya ruas jalan tersebut selain
mempermudah akses baik orang maupun barang antar kecamatan, kabupaten dan
provinsi juga membawa dampak ekonomi luar biasa, karena pergerakan barang
semakin lancar sehingga harga-harga yang semula mahal di kawasan yang sulit
dijangkau saat ini sudah mulai murah.

“Sejak
fungsional betapa masyarakat Kobar sangat berbangga memiliki jembatan layang
yang memudahkan akses mereka menuju ke kecamatan dan kabupaten tetangga,” jelasnya.

Jembatan
layang (pile slab) Pangkalan Bun- Kotawaringin Lama (Kolam) akhirnya telah
diresmikan, Sabtu 15 Februari 2020. Keberadaan jembatan layang ini sudah
dinantikan selama 15 tahun oleh masyarakat, namun baru terealisasi tahun ini
dan pada masa kepemimpinan Gubenur Kalteng H Sugianto Sabran dan Wagub Habib
Ismail bin Yahya. Selama pembangunan jembatan, gubernur bersama tim turut
mengawasi langsung pengerjaannya. Bahkan gubernur langsung terjun ke lapangan,
agar hasilnya dapat sesuai dengan target dan benar-benar dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat Kalteng. Melalui jembatan ini, akses masya- rakat untuk
melintasi jalur Pangkalan Bun-Kolam lebih mudah dan lancar. Biasanya, jika
turun hujan jalur ini berlumpur dan susah dilewati. Selain itu, jembatan ini
juga akan dinikmati oleh masyarakat dari Kabupaten Sukamara dan Lamandau. 

Terpopuler

Artikel Terbaru