PANGKALAN BUN, PROKALTENG.CO – Memasuki musim kemarau, intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kian meningkat. Selama Juli 2024, tercatat telah terjadi 17 kali kebakaran dengan luas lahan terbakar mencapai 47.725 hektare. Jika diakumulasikan sejak Januari 2024, total lahan yang terbakar di wilayah ini mencapai 48.725 hektare.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kobar melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Martogi Siallagan, menyampaikan bahwa karhutla terjadi di tiga kecamatan, yakni Arut Selatan, Kumai, dan Pangkalan Lada.
“Berdasarkan rekapitulasi bulan Juli, karhutla di Kobar terjadi 12 kali di Arut Selatan, 4 kali di Kumai, dan 1 kali di Pangkalan Lada,” ungkap Martogi, Kamis (1/8/2024).
Martogi menambahkan bahwa tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Tagana, Manggala Agni, Huma Singgah Itah, KPHP, PMI, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) telah dikerahkan untuk menangani kebakaran dengan cepat. Mereka melakukan pemadaman hingga pendinginan untuk meminimalisasi dampak karhutla.
“Personel di lapangan melakukan koordinasi untuk membagi regu agar dapat mencapai titik-titik api yang tersebar, mengingat beberapa lokasi berangin dan sulit dijangkau,” jelas Martogi.
Seluruh unit *tanky water supply* dan sarana prasarana pemadaman lainnya diturunkan untuk mempercepat pemadaman. Meski menghadapi kendala seperti sulitnya akses dan minimnya sumber air, tim gabungan berhasil mengendalikan karhutla agar tidak meluas lebih jauh. Berkat upaya sistematis, sebanyak 24.225 hektare lahan berhasil dipadamkan selama Juli 2024.
Martogi juga kembali mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, mengingat risiko karhutla yang tinggi di musim kemarau.
“Kami tidak bosan-bosannya mengimbau masyarakat untuk tidak membakar lahan. Ada sanksi tegas bagi siapa saja yang melakukannya. Semoga ini menjadi perhatian semua pihak di Kobar,” tegasnya. (mmckalteng)