26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Stunting Bukan Pengaruh Genetik atau Keturunan

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBP3APM) Kota Palangkaraya, dr. Octavines S.K. Tarigan, M.Kes mengatakan bahwa kasus stunting pada anak yang gagal tumbuh atau memiliki tubuh pendek sering disebut sebagai “masalah keturunan”.

Padahal, jelas dr. Octavines, stunting sama sekali bukan karena masalah genetik. Stunting adalah gangguan yang terjadi karena masalah nutrisi dan faktor lingkungan.

Dalam penilaian stunting, ujar Octavines dapat dilihat dari daya tangkap anak, kecerdasan, kemampuan motorik. Bahkan tumbuh kembang anak yang terkesan lambat dari usianya. Stunting atau tumbuh pendek, menurutnya bukan karena pengaruh genetik.

“Masyarakat sering tidak menyadari bahwa pertumbuhan pendek atau stunting ini terjadi. Sebagai akibat adanya gangguan pertumbuhan pada usia dini bahkan dapat berawal dari dalam kandungan ibu. Anak stunting salah satu ciri-cirinya kemampuan daya tangkapnya kurang atau penurunan kemampuan kognitif,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Senin (19/6/2023).

Baca Juga :  Komitmen Tingkatkan Kapabilitas SDM Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa

Dalam upaya mencegah anak stunting, ibu hamil perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral. Seperti, zat besi, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D.

Kemudian, untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) anak yang stunting diberikan sayuran hijau, bubur kacang hijau, nasi, Ikan, telur. Octavines juga menambahkan, dalam menangani stunting anak tidak boleh diberikan makanan tambahan yang mengandung pengawet bahkan penyedap makanan. Hal demikian bertujuan agar anak yang stunting tidak terpengaruh kesehatannya dan tidak memperparah kondisi si anak.

“Saya ingatkan agar tenaga medis seperti di Posyandu, Postu atau pihak terkait yang menangani stunting. Jangan sampai memberikan makanan tambahan anak yang mengandung pengawet bahkan penyedap rasa. Usahan berikan yang alami saja,” ungkapnya. (pri/rin)

Baca Juga :  DLH Sebut Kualitas Udara di Palangkaraya Masih Aman

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBP3APM) Kota Palangkaraya, dr. Octavines S.K. Tarigan, M.Kes mengatakan bahwa kasus stunting pada anak yang gagal tumbuh atau memiliki tubuh pendek sering disebut sebagai “masalah keturunan”.

Padahal, jelas dr. Octavines, stunting sama sekali bukan karena masalah genetik. Stunting adalah gangguan yang terjadi karena masalah nutrisi dan faktor lingkungan.

Dalam penilaian stunting, ujar Octavines dapat dilihat dari daya tangkap anak, kecerdasan, kemampuan motorik. Bahkan tumbuh kembang anak yang terkesan lambat dari usianya. Stunting atau tumbuh pendek, menurutnya bukan karena pengaruh genetik.

“Masyarakat sering tidak menyadari bahwa pertumbuhan pendek atau stunting ini terjadi. Sebagai akibat adanya gangguan pertumbuhan pada usia dini bahkan dapat berawal dari dalam kandungan ibu. Anak stunting salah satu ciri-cirinya kemampuan daya tangkapnya kurang atau penurunan kemampuan kognitif,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Senin (19/6/2023).

Baca Juga :  Komitmen Tingkatkan Kapabilitas SDM Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa

Dalam upaya mencegah anak stunting, ibu hamil perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral. Seperti, zat besi, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D.

Kemudian, untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) anak yang stunting diberikan sayuran hijau, bubur kacang hijau, nasi, Ikan, telur. Octavines juga menambahkan, dalam menangani stunting anak tidak boleh diberikan makanan tambahan yang mengandung pengawet bahkan penyedap makanan. Hal demikian bertujuan agar anak yang stunting tidak terpengaruh kesehatannya dan tidak memperparah kondisi si anak.

“Saya ingatkan agar tenaga medis seperti di Posyandu, Postu atau pihak terkait yang menangani stunting. Jangan sampai memberikan makanan tambahan anak yang mengandung pengawet bahkan penyedap rasa. Usahan berikan yang alami saja,” ungkapnya. (pri/rin)

Baca Juga :  DLH Sebut Kualitas Udara di Palangkaraya Masih Aman

Terpopuler

Artikel Terbaru