PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Pohon pisang biasanya tumbuh di kebun atau pekarangan rumah. Namun, di Temanggung Tilung III dan IV, pohon-pohon itu justru muncul di tengah jalan, tertancap di kubangan, seolah menandai luka yang dibiarkan menganga terlalu lama.
Bukan tanpa alasan. Ini adalah simbol keputusasaan warga terhadap kondisi jalan yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki. Tiap kali turun hujan, lubang-lubang di sepanjang ruas jalan itu berubah menjadi genangan, menjebak kendaraan dan mengancam keselamatan pengendara.
Geram karena tak kunjung mendapat perhatian, warga pun memilih cara yang tak biasa: menanam pohon pisang sebagai bentuk protes. Suatu sindiran bisu yang bisa jadi terdengar sampai ke meja pemimpin. Ketua RT 06 RW 11, Kelurahan Menteng, Nopriadi, menyebut aspirasi keresahan warga setempat memang ditujukan kepada Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin.
Ia mewakili warganya meminta kepada Fairid untuk memperhatikan kesejahteraan jalan di daerahnya.
“Kami warga Jalan Tilung III dan Tilung IV sangat merasakan akses jalan sangat buruk dan memprihatinkan,” katanya saat ditemui media, Kamis (17/4).
Nopriadi menjelaskan, warga sekitar juga sudah bahu-membahu menimbun jalan menggunakan pasir. Namun hasilnya sia-sia. Ketika hujan turun, air tetap saja menggenangi badan jalan. Masalahnya tidak dapat teratasi.
Diketahui, jalan yang belum teraspal itu berkisar 500 meter. Namun hal menariknya, sepanjang 200 meter dari arah Jalan Temanggung Tilung III dan arah Jalan Sisingamangaraja sudah teraspal.
“Jadi, bagian tengah ini belum teraspal dan berlubang. Jalan ini sudah tidak tersentuh oleh pemerintah sejak tahun 2000,” keluhnya.
Sebagai ketua RT, ia sudah menyampaikan aspirasi warganya pada berbagai forum. Termasuk saat musrenbang dan reses anggota dewan. Meski begitu, hingga detik ini masih belum ada tanggapan untuk perbaikan jalan.
Terpisah, Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya Arbert Tombak, mengatakan pihaknya telah menerima beberapa keluhan dan siap menampung serta meneruskan kepada pimpinan. Ia menjelaskan, tahun ini Wali Kota Palangka Raya akan berfokus pada pembangunan infrastruktur melalui beberapa strategi.
“Jika pembangunan infrastruktur sudah dalam keadaan darurat, itu sudah diprogramkan melalui swakelola,” bebernya saat ditemui media di Kantor Gubernur Kalteng.
Masyarakat juga diberi wadah untuk menyampaikan aspirasi melalui akses, seperti SiLapor. Selanjutnya, akan direspons oleh dinas-dinas terkait.
“Namun perlua diketahui, tidak bisa kami proses langsung karena harus hitung dahulu, seperti perencanaan perhitungan volume material, kemudian menggunakan teknologi apa yang tepat untuk menanganinya, ini memerlukan waktu satu hingga dua hari, barulah dapat diproses lebih lanjut,” tutupnya. (ham/ram/kpg)