PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palangka Raya, Arbert Tombak. Mengungkapkan bahwa insiden kebakaran di Gereja Maranatha beberapa waktu lalu telah memunculkan kebutuhan untuk mengevaluasi fasilitas pemadam kebakaran di Kota Palangka Raya.
Kebakaran yang terjadi di bagian dalam gereja sulit dipadamkan karena akses yang terbatas, terutama pada area antara plafon dan atap.
“Kejadian di Gereja Maranatha memang sudah terjadi lebih dulu di bagian dalam, sehingga sulit diakses. Namun, jika kebakaran terjadi di dapur atau teras, mungkin lebih mudah ditangani,” ucapnya kepada Prokalteng.co, Rabu (9/10/2024)
Kebakaran yang sulit dijangkau oleh petugas pemadam karena posisi api yang tinggi menjadi tantangan tersendiri. Menurut Arbert, kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah untuk mempersiapkan peralatan yang lebih canggih, dan sesuai dengan kebutuhan penanganan kebakaran di gedung bertingkat.
“Kami harus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan di masa depan dengan menyediakan alat yang mampu menjangkau ketinggian hingga 30 meter,” tambahnya
Arbert juga menjelaskan. Bahwa hingga saat ini fasilitas yang dimiliki oleh Kota Palangka Raya sudah sesuai dengan kebutuhan. Namun, kejadian ini mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan potensi kebakaran di gedung-gedung tinggi dan bangunan lain dengan struktur yang rumit.
“Meskipun fasilitas saat ini cukup, kejadian ini menjadi bahan evaluasi penting bagi kami untuk ke depannya,” katanya
Rencana pemerintah kota adalah menambah peralatan pemadam kebakaran yang lebih khusus dan mampu menjangkau area-area yang sulit diakses. Terutama di gedung tinggi. Selain itu, pemerintah juga akan mengalokasikan anggaran tambahan untuk membeli unit-unit pemadam kebakaran baru yang lebih efektif dalam menangani situasi darurat seperti ini.
“Kita akan menambah unit pemadam yang lebih canggih, khususnya untuk menangani kebakaran di gedung-gedung bertingkat,” Pungkasnya (*ndo)