31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Bentuk Bapak Ibu Asuh, Berperan Aktif Melihat Langsung Perkembangan Anak Stunting

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kota Palangkaraya terus berupaya untuk fokus dalam menurunkan angka stunting. Oleh karena itu, Pemko membentuk Bapak Ibu Asuh melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBP3APM) Kota Palangkaraya dalam menangani stunting di Kota Palangkaraya.

Kepala DPPKBP3APM Kota Palangkaraya, Fitriyanto Leksono, mengatakan bahwa para Bapak Ibu Asuh berperan aktif dalam melihat langsung perkembangan anak stunting di Kota Palangkaraya.

“Mereka juga tidak hanya memberikan bantuan ya, tapi juga mengedukasi keluarganya agar mereka paham tentang pola asuh, pola makan, sanitasi air bersih, sumber air minumnya layak atau tidak, direbus atau tidak. Kemudian mereka juga diedukasi untuk datang ke Posyandu, sehingga mereka tahu profilnya apakah anakku gizi kurang,” jelas Fitriyanto saat diwawancarai media belum lama ini.

Baca Juga :  Ini Target Pemko Palangka Raya pada BKN Award

Lebih lanjut, Fitriyanto atau yang akrab disapa Riyan ini mengatakan bahwa yang terkena dampak stunting tidak hanya orang yang tidak mampu, tetapi juga orang yang mampu juga bisa terkena stunting. Jika pola asuhnya belum optimal. Pihaknya juga terus melakukan pendataan terkait anak stunting yang sudah mengalami perkembangan perbaikan gizi.

“Kami masih melakukan pendataan, terutama Bapak Ibu asuh. Nanti akan kami sinkronkan dengan kader-kader di Posyandu masing-masing. Karena yang mengukur berat badan, tinggi badan, harus tetap Posyandu. Oleh karena itu, kami harapkan untuk optimalisasi call center stunting, terutama di Kota Palangkaraya,” ujarnya.

Riyan menambahkan bahwa ini adalah bentuk kolaborasi Pemerintah dan ia juga berharap Bapak Ibu asuh ini dapat diperluas ke swasta, diperluas ke media, diperluas ke siapa saja masyarakat yang mampu. Selanjutnya, dalam 1.000 hari pertama kehidupan, center of point-nya adalah agar anak bisa tidak terkena dari stunting. Jadi dari 1.000 kehidupan itu kalau bagus, perkembangan sel otak sampai usia 2 tahun bisa mencapai 80 persen.

Baca Juga :  Ingin Membuat KTP Digital? Cukup Membawa Ponsel Berbasis Android

“Ya yang kita selamatkan adalah kecerdasan anak-anak di Kota Palangkaraya. Kalau kecerdasannya bagus, SDM nya bagus, di tahun 2045 bonus demografi di Kota Palangkaraya juga bagus,” ucapnya.

Mengenai keaktifan Posyandu di Kota Palangkaraya. Ia mengatakan bahwa Posyandu di Kota Palangkaraya berstatus aktif, dan ia mendorong masyarakat untuk aktif mengunjungi Posyandu di daerahnya masing-masing.(ana)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kota Palangkaraya terus berupaya untuk fokus dalam menurunkan angka stunting. Oleh karena itu, Pemko membentuk Bapak Ibu Asuh melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBP3APM) Kota Palangkaraya dalam menangani stunting di Kota Palangkaraya.

Kepala DPPKBP3APM Kota Palangkaraya, Fitriyanto Leksono, mengatakan bahwa para Bapak Ibu Asuh berperan aktif dalam melihat langsung perkembangan anak stunting di Kota Palangkaraya.

“Mereka juga tidak hanya memberikan bantuan ya, tapi juga mengedukasi keluarganya agar mereka paham tentang pola asuh, pola makan, sanitasi air bersih, sumber air minumnya layak atau tidak, direbus atau tidak. Kemudian mereka juga diedukasi untuk datang ke Posyandu, sehingga mereka tahu profilnya apakah anakku gizi kurang,” jelas Fitriyanto saat diwawancarai media belum lama ini.

Baca Juga :  Ini Target Pemko Palangka Raya pada BKN Award

Lebih lanjut, Fitriyanto atau yang akrab disapa Riyan ini mengatakan bahwa yang terkena dampak stunting tidak hanya orang yang tidak mampu, tetapi juga orang yang mampu juga bisa terkena stunting. Jika pola asuhnya belum optimal. Pihaknya juga terus melakukan pendataan terkait anak stunting yang sudah mengalami perkembangan perbaikan gizi.

“Kami masih melakukan pendataan, terutama Bapak Ibu asuh. Nanti akan kami sinkronkan dengan kader-kader di Posyandu masing-masing. Karena yang mengukur berat badan, tinggi badan, harus tetap Posyandu. Oleh karena itu, kami harapkan untuk optimalisasi call center stunting, terutama di Kota Palangkaraya,” ujarnya.

Riyan menambahkan bahwa ini adalah bentuk kolaborasi Pemerintah dan ia juga berharap Bapak Ibu asuh ini dapat diperluas ke swasta, diperluas ke media, diperluas ke siapa saja masyarakat yang mampu. Selanjutnya, dalam 1.000 hari pertama kehidupan, center of point-nya adalah agar anak bisa tidak terkena dari stunting. Jadi dari 1.000 kehidupan itu kalau bagus, perkembangan sel otak sampai usia 2 tahun bisa mencapai 80 persen.

Baca Juga :  Ingin Membuat KTP Digital? Cukup Membawa Ponsel Berbasis Android

“Ya yang kita selamatkan adalah kecerdasan anak-anak di Kota Palangkaraya. Kalau kecerdasannya bagus, SDM nya bagus, di tahun 2045 bonus demografi di Kota Palangkaraya juga bagus,” ucapnya.

Mengenai keaktifan Posyandu di Kota Palangkaraya. Ia mengatakan bahwa Posyandu di Kota Palangkaraya berstatus aktif, dan ia mendorong masyarakat untuk aktif mengunjungi Posyandu di daerahnya masing-masing.(ana)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru