PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Masyarakat lokal akan diprioritaskan
dalam pelaksanaan program Food Estate di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).
Sampai saat ini, pemerintah terus mematangkan rencana pengembangan program
ketahanan pangan tersebut.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Disnakertrans) Pulang Pisau Farisco JS Ibat mengaku sangat
menyambut baik terhadap program tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut selain
memiliki nilai positif meningkatkan produksi pangan nasional, juga akan
menyerap tenaga kerja. “Kehadiran food estate juga diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan petani,” harap Farisco.
Dalam pengelolaan dan pelaksanaan
program tersebut, Farisco berharap masyarakat lokal menjadi prioritas dengan
mengedepankan kearifan lokal. “Dalam pengelolaannya, gunakan tenaga Kerja dan
petani setempat. Tingkatkan SDM masyarakat dalam pelaksanaan program
tersebut,” tegasnya.
Dia menambahkan, jika nantinya
ada kekurangan tenaga kerja atau petani yang diperlukan dalam pengembangan
ketahanan pangan nasional itu, kedepan dapat memikirkan tenaga kerja atau
petani yang diambil dari luar atau melalui pola transmigrasi. “Itu pun kalau
sangat diperlukan,†ucap dia.
Kendati demikian, lanjut Farisco,
dalam pengembangan ketahanan pangan khususnya di Kabupaten Pulang Pisau masih
belum pasti harus mendatangkan transmigrasi baru. Karena menurutnya untuk
pelaksanaan program tersebut bisa memberi kesempatan seluas-luasnya untuk
masyarakat lokal di wilayah Kabupaten Pulang Pisau.
“Jika harus mendatangkan
transmigran, tentunya lebih baik memprioritaskan masyarakat di Kalteng saja.
Bukan harus mendatangkan dari luar provinsi. Itu perlu dipahami,” tegas
Farisco.
Dia menegaskan, jika nanti akan
dibuka transmigrasi baru, maka pola SP Pugar-lah yang akan dilaksanakan. Atau
lebih mendahulukan untuk masyarakat lokal di kabupaten Pulang Pisau.
“Itu pun orang yang ditempatkan
sudah melalui seleksi, memiliki kemampuan, keahlian dalam bidangnya, yang
nantinya ditunjang dengan berbagai bentuk pelatihan kerja untuk pengelolaan
ketahanan pangan dimaksud,†ujarnya.
Dia mengaku, dalam menempatkan
transmigran tidak serta merta comot begitu saja. Menurut dia, akan ada
tahapan-tahapan yang betul-betul untuk mensukseskan program ketahanan pangan
itu. “Yang jelas dapat dicatat, kita utamakan penduduk lokal atau masyarakat di
daerah kita terlebih dahulu,” tegasnya lagi.
Namun Farisco mengaku, untuk
transmigrasi akan dipikirkan ke depan. Karena di sisi lain pihaknya masih
mempersiapkan petani muda atau tenaga kerja milenial yang bisa dimanfaatkan
untuk mengembangkan dan mengelola lahan-lahan pertanian. “Selain itu memberikan
kesempatan kepada mereka dalam program ketahanan pangan,†tandasnya.