26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Distan Data Kekeringan Sawah di Lokasi Food Estate

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten
Pulang Pisau belum bisa memastikan berapa hektare sawah yang mengalami
kekeringan di Desa Belanti Siam akibat cuaca panas yang terjadi belakangan ini.

Kepala Distan Kabupaten Pulang
Pisau, Slamet Untung Rianto mengungkapkan, pihaknya langsung turun ke lapangan
untuk melihat kondisi persawahan di kawasan food estate tersebut. “Ini saya mau
ke lokasi untuk melakukan pengecekan,” kata Slamet, kemarin.

Saat dikonfirmasi apakah tidak
ada petugas di lapangan yang melaporkan dan menyajikan data terkait kondisi
sawah yang mengalami kekeringan? Menurut Slamet sebenarnya ada. “Namun pimpinan
menginstruksikan saya harus turun ke lapangan,” tegas dia.

Menurut Slamet, kekeringan itu
kemungkinan terjadi di daerah yang agak tinggi dan pada saluran irigasi tidak
ada pintu air. “Kalau tidak ada pintu air, akan menganggu sistem pengairan.
Kalau ada pintu air, setelah air pasang masuk bisa ditutup untuk menahan air,”
kata dia.

Baca Juga :  Antisipasi Karhutla, BPBD Siap Beri Pelatihan MPA

Permasalahan lain yang dihadapi
petani di Desa Belanti Siam, saat ini di desa tersebut tidak memiliki petugas
penyuluh lapangan atau PPL. Hal itu juga tidak dibantah Slamet. “Ini sedang
kami susun, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah ada,” tegas Slamet.

Sebelumnya, beberapa petani di
kawasan food estate di Desa Belanti Siam Blok A, Kecamatan Pandih Batu
mengalami masalah serius. Lahan pertanian yang ditanami padi di wilayah mulai
mengalami kekeringan akibat tidak adanya curah hujan dalam beberapa minggu
terakhir.

Petani di desa tersebut sangat
mengkhawatirkan akan terjadi gagal panen. “Lahan yang sudah ditanami padi, ada
yang mati karena kekurangan air dan tidak bisa dilakukan pemupukan,” keluh
Heri, salah satu petani di desa tersebut kepada Kalteng Pos.

Baca Juga :  Hari Ini, 10 Pejabat Pulpis Divaksin

Dia berharap ada solusi dari
permasalahan yang dihadapi pihaknya itu. “Banyak lahan sawah di tempat kami
yang mengalami kekeringan dan kekurangan mesin pompa air,” ungkap dia.

Dia juga mengaku, petani yang
akan melakukan pengolahan sawah untuk masa tanam April-September (Asep) saat
ini juga kesulitan, karena tidak ada air. Menurut dia, salah satu solusi yang
diharapkan adalah memperbanyak pompa air.

“Namun yang yang menggunakan
pompa air, airnya pun cepat habis. Karena tanahnya banyak yang pecah-pecah.
Untuk itu, perlu diperbanyak mesin pompa air. “Sehingga mampu memenuhi kebutuhan
air di sawah,” tandas dia.

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten
Pulang Pisau belum bisa memastikan berapa hektare sawah yang mengalami
kekeringan di Desa Belanti Siam akibat cuaca panas yang terjadi belakangan ini.

Kepala Distan Kabupaten Pulang
Pisau, Slamet Untung Rianto mengungkapkan, pihaknya langsung turun ke lapangan
untuk melihat kondisi persawahan di kawasan food estate tersebut. “Ini saya mau
ke lokasi untuk melakukan pengecekan,” kata Slamet, kemarin.

Saat dikonfirmasi apakah tidak
ada petugas di lapangan yang melaporkan dan menyajikan data terkait kondisi
sawah yang mengalami kekeringan? Menurut Slamet sebenarnya ada. “Namun pimpinan
menginstruksikan saya harus turun ke lapangan,” tegas dia.

Menurut Slamet, kekeringan itu
kemungkinan terjadi di daerah yang agak tinggi dan pada saluran irigasi tidak
ada pintu air. “Kalau tidak ada pintu air, akan menganggu sistem pengairan.
Kalau ada pintu air, setelah air pasang masuk bisa ditutup untuk menahan air,”
kata dia.

Baca Juga :  Antisipasi Karhutla, BPBD Siap Beri Pelatihan MPA

Permasalahan lain yang dihadapi
petani di Desa Belanti Siam, saat ini di desa tersebut tidak memiliki petugas
penyuluh lapangan atau PPL. Hal itu juga tidak dibantah Slamet. “Ini sedang
kami susun, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah ada,” tegas Slamet.

Sebelumnya, beberapa petani di
kawasan food estate di Desa Belanti Siam Blok A, Kecamatan Pandih Batu
mengalami masalah serius. Lahan pertanian yang ditanami padi di wilayah mulai
mengalami kekeringan akibat tidak adanya curah hujan dalam beberapa minggu
terakhir.

Petani di desa tersebut sangat
mengkhawatirkan akan terjadi gagal panen. “Lahan yang sudah ditanami padi, ada
yang mati karena kekurangan air dan tidak bisa dilakukan pemupukan,” keluh
Heri, salah satu petani di desa tersebut kepada Kalteng Pos.

Baca Juga :  Hari Ini, 10 Pejabat Pulpis Divaksin

Dia berharap ada solusi dari
permasalahan yang dihadapi pihaknya itu. “Banyak lahan sawah di tempat kami
yang mengalami kekeringan dan kekurangan mesin pompa air,” ungkap dia.

Dia juga mengaku, petani yang
akan melakukan pengolahan sawah untuk masa tanam April-September (Asep) saat
ini juga kesulitan, karena tidak ada air. Menurut dia, salah satu solusi yang
diharapkan adalah memperbanyak pompa air.

“Namun yang yang menggunakan
pompa air, airnya pun cepat habis. Karena tanahnya banyak yang pecah-pecah.
Untuk itu, perlu diperbanyak mesin pompa air. “Sehingga mampu memenuhi kebutuhan
air di sawah,” tandas dia.

Terpopuler

Artikel Terbaru