26.2 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Ritual Mamapas Lewu di Pulang Pisau Diharapkan Terus Lestari

PULANG PISAU,PROKALTENG.CO – Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani menghadiri pelepasan tim basir balian pada acara ritual mamapas lewu. Kegiatan tersebut dipusatkan di Kantor Damang Kepala Adat Kahayan Hilir, Sabtu (10/8).

Nunu mengungkapkan, mamapas lewu adalah sebuah upacara yang mengandung makna untuk membersihkan dan menyucikan lingkungan alam/kampung dari pengaruhpengaruh yang tidak diinginkan agar tercipta kondisi yang aman damai sejahtera serta keselamatan bagi seluruh umat manusia.

“Mamapas lewu ini menjadi salah satu kearifan lokal yang terdapat di Kalimantan Tengah, termasuk di Pulang Pisau. Yakni untuk membersihkan alam lingkungan hidup (petak danum) dan melindunginya dari berbagai ancaman marabahaya misalnya kesialan, wabah penyakit serta hal buruk lainnya, yang muncul oleh kelalaian manusia maupun roh-roh gaib,” kata Nunu.

Baca Juga :  Penanganan Karhutla Harus Bersinergi

Dia berharap, agar ritual mamapas lewu tetap dilestarikan khususnya di Kabupaten Pulang Pisau Bumi Handep Hapakat dijadikan agenda tahunan. Menurut dia, ada beberapa alasan ritual mamapas lewu perlu untuk tetap dipertahankan.

Di antaranya, untuk memelihara identitas budaya, menjaga dan merawat identitas budaya yang kaya dan unik menjadi warisan budaya berharga bagi generasi mendatang. Menjaga keseimbangan alam dan lingkungan, agar dapat mempertahankan hubungan yang harmonis dengan alam lingkungan serta menjaga ekosistem alamiah.

Memperkuat dan mempertahankan nilai-nilai spiritual dan religius sehingga mampu menciptakan keyakinan spiritual untuk mewujudkan keharmonisan. Memiliki peran sosial untuk mempererat persatuan dan hubungan sosial sesama warga.

“Terakhir mendidik dan mewariskan budaya kepada generasi muda, mewariskan pengetahuan dan nilai agar terus hidup dan berkembang,” kata Nunu. (art/kpg)

Baca Juga :  PKKMB, Pemkab Seruyan Dorong SDM Berkualitas

PULANG PISAU,PROKALTENG.CO – Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani menghadiri pelepasan tim basir balian pada acara ritual mamapas lewu. Kegiatan tersebut dipusatkan di Kantor Damang Kepala Adat Kahayan Hilir, Sabtu (10/8).

Nunu mengungkapkan, mamapas lewu adalah sebuah upacara yang mengandung makna untuk membersihkan dan menyucikan lingkungan alam/kampung dari pengaruhpengaruh yang tidak diinginkan agar tercipta kondisi yang aman damai sejahtera serta keselamatan bagi seluruh umat manusia.

“Mamapas lewu ini menjadi salah satu kearifan lokal yang terdapat di Kalimantan Tengah, termasuk di Pulang Pisau. Yakni untuk membersihkan alam lingkungan hidup (petak danum) dan melindunginya dari berbagai ancaman marabahaya misalnya kesialan, wabah penyakit serta hal buruk lainnya, yang muncul oleh kelalaian manusia maupun roh-roh gaib,” kata Nunu.

Baca Juga :  Penanganan Karhutla Harus Bersinergi

Dia berharap, agar ritual mamapas lewu tetap dilestarikan khususnya di Kabupaten Pulang Pisau Bumi Handep Hapakat dijadikan agenda tahunan. Menurut dia, ada beberapa alasan ritual mamapas lewu perlu untuk tetap dipertahankan.

Di antaranya, untuk memelihara identitas budaya, menjaga dan merawat identitas budaya yang kaya dan unik menjadi warisan budaya berharga bagi generasi mendatang. Menjaga keseimbangan alam dan lingkungan, agar dapat mempertahankan hubungan yang harmonis dengan alam lingkungan serta menjaga ekosistem alamiah.

Memperkuat dan mempertahankan nilai-nilai spiritual dan religius sehingga mampu menciptakan keyakinan spiritual untuk mewujudkan keharmonisan. Memiliki peran sosial untuk mempererat persatuan dan hubungan sosial sesama warga.

“Terakhir mendidik dan mewariskan budaya kepada generasi muda, mewariskan pengetahuan dan nilai agar terus hidup dan berkembang,” kata Nunu. (art/kpg)

Baca Juga :  PKKMB, Pemkab Seruyan Dorong SDM Berkualitas

Terpopuler

Artikel Terbaru