28.9 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Berusia 18 Tahun, Pulang Pisau Songsong Kawasan Ekonomi Khusus

PULANG
PISAU, PROKALTENG.CO

Hari ini (2/7), Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) genap berusia 18 tahun. Meski
tergolong masih berusia muda, namun pembangunan yang dilakukan daerah pemekaran
dari Kabupaten Kapuas itu terlihat maju pesat.

Di bawah kepemimpinan Bupati H Edy Pratowo
dan Wakil Bupati Pudjirustaty Narang (Edy-Taty), Pulang Pisau telah menapaki
era industri. Hal ini seiring hadirnya industri kayu terpadu di wilayah itu.

Tak hanya itu, Edy juga berupaya
mengintegrasikan kawasan industri dengan pelabuhan. Terlebih pelabuhan laut
yang melayani rute Bahaur ke Paciran, Lamongan, Provinsi Jawa Timur juga telah
beroperasi.

Selaku kepala daerah, Edy berkeinginan agar Pulang
Pisau kelak akan bertumbuh menjadi kawasan industri baru di Kalteng dan menjadi
pintu gerbang perekonomian wilayah tengah Kalteng. “Pelabuhan yang dimiliki
Pulang Pisau bisa terintegrasi dengan kawasan industri. Alhamdulillah, saat ini
pelabuhan dan kawasan industri sama-sama sudah jalan,” ungkap Edy.

Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau terus
memacu pembangunan daerah. Saat ini Pulang Pisau tengah menyongsong kawasan
ekonomi khusus. Harapan Pulang Pisau untuk menjadi kawasan ekonomi khusus bukanlah
hanya sekadar mimpi belaka.

Baca Juga :  Kejelasan Tahapan Tes CPNS, Ini Kata BKPP

Bahkan Menteri Koordinator Perekonomian
Airlangga Hartarto pernah mengutarakan keseriusan pemerintah pusat untuk
menjadikan Pulang Pisau sebagai kawasan ekonomi khusus. “Pemerintah akan
mempersiapkan wilayah ini (Desa Belanti Siam dan sekitarnya) sebagai kawasan
ekonomi khusus,” kata Airlangga saat berkunjung ke Pulang Pisau akhir pekan
lalu.

Ditegaskan Airlangga, kawasan khusus
diberikan kepada masyarakat yang memiliki daya juang luar biasa. “Karena kami yakin,
kalau desanya pantang mundur, maka programnya akan berhasil,” kata dia.

Modalnya, tegas dia, isen mulang (pantang
mundur). “Pemerintah sudah datang, pemerintah juga pantang mundur. Maju terus
sampai wilayah ini menjadi lumbung padi nasional. Kalau berhasil menjadi
lumbung padi nasional, maka saya yakin masyarakatnya akan sejahtera,” tutur
Airlangga.

Langkah pemerintah pusat memilih Pulang Pisau
sebagai salah satu kawasan food estate, langsung direspons bupati. Untuk
menunjang program tersebut, Pemkab Pulpis telah menyediakan lahan seluas 56.521
hektare (ha). Rinciannya, lahan eksisting atau lahan yang sudah dikerjakan
seluas 25.062 ha, lahan noneksisting seluas 19.950 ha, serta potensi perluasan
lahan seluas 11.509 ha.

Baca Juga :  Hanya Ada 376 Pendaftar dari 664 Formasi PPPK Guru

“Dalam fokus pencapaian lahan seluas 164 ribu
ha, Pulpis telah memiliki lahan-lahan yang sudah dipetakan,” kata Edy.

Edy menambahkan, pengembangan kawasan pangan ini
juga telah ditunjang dengan akses perhubungan yang kian membaik di wilayah
Pulang Pisau. Bahkan pihaknya sudah membuka akses angkutan barang dari dan
menuju Pelabuhan Bahaur.

“Jasa angkutan menuju Pelabuhan Bahaur bisa dimanfaatkan
untuk mengirim barang-barang pertanian ke Pulau Jawa. Apalagi jarak dari
kawasan food estate menuju Pelabuhan Bahaur tidaklah jauh. Menurut saya ini
cukup strategis. Pulang Pisau siap menyongsong kawasan ekonomi khusus,” tandas
Edy. 

PULANG
PISAU, PROKALTENG.CO

Hari ini (2/7), Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) genap berusia 18 tahun. Meski
tergolong masih berusia muda, namun pembangunan yang dilakukan daerah pemekaran
dari Kabupaten Kapuas itu terlihat maju pesat.

Di bawah kepemimpinan Bupati H Edy Pratowo
dan Wakil Bupati Pudjirustaty Narang (Edy-Taty), Pulang Pisau telah menapaki
era industri. Hal ini seiring hadirnya industri kayu terpadu di wilayah itu.

Tak hanya itu, Edy juga berupaya
mengintegrasikan kawasan industri dengan pelabuhan. Terlebih pelabuhan laut
yang melayani rute Bahaur ke Paciran, Lamongan, Provinsi Jawa Timur juga telah
beroperasi.

Selaku kepala daerah, Edy berkeinginan agar Pulang
Pisau kelak akan bertumbuh menjadi kawasan industri baru di Kalteng dan menjadi
pintu gerbang perekonomian wilayah tengah Kalteng. “Pelabuhan yang dimiliki
Pulang Pisau bisa terintegrasi dengan kawasan industri. Alhamdulillah, saat ini
pelabuhan dan kawasan industri sama-sama sudah jalan,” ungkap Edy.

Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau terus
memacu pembangunan daerah. Saat ini Pulang Pisau tengah menyongsong kawasan
ekonomi khusus. Harapan Pulang Pisau untuk menjadi kawasan ekonomi khusus bukanlah
hanya sekadar mimpi belaka.

Baca Juga :  Kejelasan Tahapan Tes CPNS, Ini Kata BKPP

Bahkan Menteri Koordinator Perekonomian
Airlangga Hartarto pernah mengutarakan keseriusan pemerintah pusat untuk
menjadikan Pulang Pisau sebagai kawasan ekonomi khusus. “Pemerintah akan
mempersiapkan wilayah ini (Desa Belanti Siam dan sekitarnya) sebagai kawasan
ekonomi khusus,” kata Airlangga saat berkunjung ke Pulang Pisau akhir pekan
lalu.

Ditegaskan Airlangga, kawasan khusus
diberikan kepada masyarakat yang memiliki daya juang luar biasa. “Karena kami yakin,
kalau desanya pantang mundur, maka programnya akan berhasil,” kata dia.

Modalnya, tegas dia, isen mulang (pantang
mundur). “Pemerintah sudah datang, pemerintah juga pantang mundur. Maju terus
sampai wilayah ini menjadi lumbung padi nasional. Kalau berhasil menjadi
lumbung padi nasional, maka saya yakin masyarakatnya akan sejahtera,” tutur
Airlangga.

Langkah pemerintah pusat memilih Pulang Pisau
sebagai salah satu kawasan food estate, langsung direspons bupati. Untuk
menunjang program tersebut, Pemkab Pulpis telah menyediakan lahan seluas 56.521
hektare (ha). Rinciannya, lahan eksisting atau lahan yang sudah dikerjakan
seluas 25.062 ha, lahan noneksisting seluas 19.950 ha, serta potensi perluasan
lahan seluas 11.509 ha.

Baca Juga :  Hanya Ada 376 Pendaftar dari 664 Formasi PPPK Guru

“Dalam fokus pencapaian lahan seluas 164 ribu
ha, Pulpis telah memiliki lahan-lahan yang sudah dipetakan,” kata Edy.

Edy menambahkan, pengembangan kawasan pangan ini
juga telah ditunjang dengan akses perhubungan yang kian membaik di wilayah
Pulang Pisau. Bahkan pihaknya sudah membuka akses angkutan barang dari dan
menuju Pelabuhan Bahaur.

“Jasa angkutan menuju Pelabuhan Bahaur bisa dimanfaatkan
untuk mengirim barang-barang pertanian ke Pulau Jawa. Apalagi jarak dari
kawasan food estate menuju Pelabuhan Bahaur tidaklah jauh. Menurut saya ini
cukup strategis. Pulang Pisau siap menyongsong kawasan ekonomi khusus,” tandas
Edy. 

Terpopuler

Artikel Terbaru