NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Jelang akhir tahun ajaran, sejumlah orang tua mulai dipusingkan dengan pengeluaran untuk uang perpisahan dan wisuda anak sekolah. Terutama yang akan mengalami kelulusan di tiap jenjang sekolah mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/sederajad.
“Infonya di sekolah anak saya nanti ada acara wisuda dan perpisahan. Pusing, urunannya bisa Rp700 ribuan, belum lagi sewa bajunya,” Keluh salah satu orangtua siswa, di Nanga Bulik, Senin (28/4).
Pria yang enggan disebutkaan namanya ini mengaku keberatan jika harus membayar dalam jumlah besar setiap kali kelulusan. Sebab setelah kelulusan ia masih harus mempersiapkan biaya masuk sekolah baru ,seragam dan buku, apalagi jika masuk pesantren.
“Kalau yang punya gaji besar tidak masalah, kalau masyarakat biasa seperti kita yang uangnya pas-pasan tentu berat,”ungkapnya.
Menteri Pendidikan sebelumnya telah mengeluarkan arahan untuk tidak mengadakan acara perpisahan atau wisuda sekolah yang dapat memberatkan orang tua siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamandau, Abdul Kohar, juga menghimbau sekolah-sekolah untuk tidak mengadakan perpisahan secara mewah dan memberatkan orangtua siswa. Termasuk menghapuskan kegiatan wisuda dan pemakaian toga layaknya mahasiswa.
“Sebenarnya imbauan ini sudah ada sejak tahun lalu. Saya harap hal ini dapat dipatuhi, baik dari jenjang sekolah TK hingga SMA, ” Imbaunya. (bib)
Orang Tua Keberatan Acara Perpisahan dan Wisuda Mengeluarkan Banyak Biaya

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Jelang akhir tahun ajaran, sejumlah orang tua mulai dipusingkan dengan pengeluaran untuk uang perpisahan dan wisuda anak sekolah. Terutama yang akan mengalami kelulusan di tiap jenjang sekolah mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/sederajad.
“Infonya di sekolah anak saya nanti ada acara wisuda dan perpisahan. Pusing, urunannya bisa Rp700 ribuan, belum lagi sewa bajunya,” Keluh salah satu orangtua siswa, di Nanga Bulik, Senin (28/4).
Pria yang enggan disebutkaan namanya ini mengaku keberatan jika harus membayar dalam jumlah besar setiap kali kelulusan. Sebab setelah kelulusan ia masih harus mempersiapkan biaya masuk sekolah baru ,seragam dan buku, apalagi jika masuk pesantren.
“Kalau yang punya gaji besar tidak masalah, kalau masyarakat biasa seperti kita yang uangnya pas-pasan tentu berat,”ungkapnya.
Menteri Pendidikan sebelumnya telah mengeluarkan arahan untuk tidak mengadakan acara perpisahan atau wisuda sekolah yang dapat memberatkan orang tua siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamandau, Abdul Kohar, juga menghimbau sekolah-sekolah untuk tidak mengadakan perpisahan secara mewah dan memberatkan orangtua siswa. Termasuk menghapuskan kegiatan wisuda dan pemakaian toga layaknya mahasiswa.
“Sebenarnya imbauan ini sudah ada sejak tahun lalu. Saya harap hal ini dapat dipatuhi, baik dari jenjang sekolah TK hingga SMA, ” Imbaunya. (bib)