27.9 C
Jakarta
Thursday, August 28, 2025

Bimtek, Upaya Strategis Memperkuat dan Membangun Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Lamandau terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dalam menghadapi bencana. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) yang dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 26 – 29 Agustus 2025, di Aula Putri Tunggal Nanga Bulik.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang dibutuhkan bagi para fasilitator desa, dalam membimbing masyarakat membangun ketangguhan terhadap bencana serta mengelola sumber daya lokal secara efektif.

Bimtek ini merupakan tahap awal dalam proses pengembangan dan penguatan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Lamandau. Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Meigo Bassel, yang mewakili Bupati Lamandau, menyampaikan. Bahwa intensitas dan kompleksitas bencana di era modern ini telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan, dan kerugian yang besar.

Oleh karena itu, penanggulangan bencana merupakan urusan semua pihak, dan penting bagi semua untuk memahami risiko serta berbagi peran dan tanggung jawab.

Baca Juga :  Tidak Ingin Menguasai Lahan, Hanya Ingin Kepengurusan Gapoktanhut Diganti

“Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah mengubah paradigma dari responsif menjadi preventif. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, telah terbentuk 15 Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Diharapkan, Destana ini memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana,” ujarnya kepada Wartawan, Rabu (27/8).

Kepala Pelaksana BPBD Lamandau, Hendikel, menjelaskan bahwa fasilitator berperan sebagai jembatan antara BPBD dan masyarakat desa, membantu masyarakat dalam mengidentifikasi risiko, menyusun rencana penanggulangan bencana, dan membangun kapasitas masyarakat.

“Dalam Bimtek ini, akan disampaikan 10 materi terkait pengembangan Destana, termasuk Penilaian Ketangguhan Desa (PKD). Peserta diharapkan dapat mengisi PKD pada link katalog kesiapsiagaan BNPB atau sesuai petunjuk narasumber. Hasil PKD akan menunjukkan tingkatan kriteria Destana, yaitu Utama (skor 51-60), Madya (skor 36-50), dan Pratama (skor 20-35),” jelas Hendikel.

Baca Juga :  Hadiri Rapat Paripurna Dewan, Bupati Lamandau Paparkan Alasan Perubahan APBD

Kegiatan ini melibatkan 30 peserta dari 13 desa dan 2 kelurahan, masing-masing mengirimkan 2 orang perwakilan. Narasumber berasal dari berbagai instansi, termasuk BNPB (Virana Fatwa, Indra Baskoro Ardi, dan Rahmat Subiyakto), Kejaksaan Negeri Lamandau, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lamandau.

Hendikel juga mengharapkan bantuan dari para camat dan lurah/kepala desa dalam membimbing Destana yang sudah dibentuk di Kabupaten Lamandau. Pemerintah dan pemerintah daerah akan memfasilitasi program ini dengan menyediakan sumber daya dan bantuan teknis yang dibutuhkan oleh desa/kelurahan.

Pengembangan Destana harus tercakup dalam rencana pembangunan desa, baik jangka menengah maupun rencana kerja pemerintah desa.

“Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat bersinergi dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Lamandau, sebagai upaya strategis untuk memperkuat dan membangun kesiapsiagaan menghadapi dampak buruk ancaman bencana,” tandasnya. (bib)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Lamandau terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dalam menghadapi bencana. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) yang dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 26 – 29 Agustus 2025, di Aula Putri Tunggal Nanga Bulik.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang dibutuhkan bagi para fasilitator desa, dalam membimbing masyarakat membangun ketangguhan terhadap bencana serta mengelola sumber daya lokal secara efektif.

Bimtek ini merupakan tahap awal dalam proses pengembangan dan penguatan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Lamandau. Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Meigo Bassel, yang mewakili Bupati Lamandau, menyampaikan. Bahwa intensitas dan kompleksitas bencana di era modern ini telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan, dan kerugian yang besar.

Oleh karena itu, penanggulangan bencana merupakan urusan semua pihak, dan penting bagi semua untuk memahami risiko serta berbagi peran dan tanggung jawab.

Baca Juga :  Tidak Ingin Menguasai Lahan, Hanya Ingin Kepengurusan Gapoktanhut Diganti

“Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah mengubah paradigma dari responsif menjadi preventif. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, telah terbentuk 15 Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Diharapkan, Destana ini memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana,” ujarnya kepada Wartawan, Rabu (27/8).

Kepala Pelaksana BPBD Lamandau, Hendikel, menjelaskan bahwa fasilitator berperan sebagai jembatan antara BPBD dan masyarakat desa, membantu masyarakat dalam mengidentifikasi risiko, menyusun rencana penanggulangan bencana, dan membangun kapasitas masyarakat.

“Dalam Bimtek ini, akan disampaikan 10 materi terkait pengembangan Destana, termasuk Penilaian Ketangguhan Desa (PKD). Peserta diharapkan dapat mengisi PKD pada link katalog kesiapsiagaan BNPB atau sesuai petunjuk narasumber. Hasil PKD akan menunjukkan tingkatan kriteria Destana, yaitu Utama (skor 51-60), Madya (skor 36-50), dan Pratama (skor 20-35),” jelas Hendikel.

Baca Juga :  Hadiri Rapat Paripurna Dewan, Bupati Lamandau Paparkan Alasan Perubahan APBD

Kegiatan ini melibatkan 30 peserta dari 13 desa dan 2 kelurahan, masing-masing mengirimkan 2 orang perwakilan. Narasumber berasal dari berbagai instansi, termasuk BNPB (Virana Fatwa, Indra Baskoro Ardi, dan Rahmat Subiyakto), Kejaksaan Negeri Lamandau, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lamandau.

Hendikel juga mengharapkan bantuan dari para camat dan lurah/kepala desa dalam membimbing Destana yang sudah dibentuk di Kabupaten Lamandau. Pemerintah dan pemerintah daerah akan memfasilitasi program ini dengan menyediakan sumber daya dan bantuan teknis yang dibutuhkan oleh desa/kelurahan.

Pengembangan Destana harus tercakup dalam rencana pembangunan desa, baik jangka menengah maupun rencana kerja pemerintah desa.

“Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat bersinergi dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Lamandau, sebagai upaya strategis untuk memperkuat dan membangun kesiapsiagaan menghadapi dampak buruk ancaman bencana,” tandasnya. (bib)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/