NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Kain tenun yang terus dikembangkan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan mendapat pembinaan dari Pemkab Lamandau melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian, tetap mempertahankan eksistensi tradisional. Pasalnya, dalam proses produksinya, pengrajin masih menggunakan alat tenun tradisional.
Pj Bupati Lilis Suryani mengatakan, Kain tenun Lamandau merupakan kain daerah yang kerap eksis pada pergelaran pameran perekonomian. Kain tenun dengan panjang 6 meter memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk pengerjaannya. Kain Tenun Tanilo Sega, memiliki kualiats bagus, lembut dan termasuk salah satu yang paling bagus di Kalteng.
“Kain tenun Lamandau sudah ada 13 motif. Salah satunya, motif pinang sekayu yang sudah memperoleh hak kekayaan intelektual (Haki),” katanya kepada awak media, Jumat (24/5).
Lanjut ia, Pengrajin kain tenun Tanilo Sega juga ikut berpartisipasi dalam HUT Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ke-44 di Surakarta beberapa hari yang lalu.
“Pihak akan terus berbenah dalam melestarikan kain tradisional daerah yang dimiliki. Sehingga, kedepannya, kain tradisional khas Lamandau dapat menjadi salah satu ikon daerah,” tuturnya. (bib)