34 C
Jakarta
Saturday, October 19, 2024

Komitmen Jaga Kekayaan Budaya, 9 Tahun Lamandau Konsisten Gelar Festival Babukung

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Festival Budaya Babukung kembali digelar. Event tahunan berskala nasional yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik para wisatawan dan pelaku usaha UMKM di Kabupaten Lamandau ini, merupakan komitmen dari Pemkab Lamandau dalam menjaga kekayaan budaya lokal.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Lamandau, Hendroplin mengatakan, Festival Babukung ini merupakan event yang kesembilan kalinya dilaksanakan sejak tahun 2014 lalu. Di mana Festival Babukung tersebut, juga telah masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenkraf-RI).

“Festival Budaya Babukung berdasarkan sejarahnya, merupakan kegiatan ritual penghiburan bagi suku Dayak Tomun beragama Kaharingan yang sebagian besar mendiami wilayah Kabupaten Lamandau. Ritual ini sering kali dilakukan ketika ada warga yang sedang berduka,” ujarnya, Sabtu (10/8/2024).

Baca Juga :  Pemkab Lamandau Tera Ulang Timbangan Pedagang

Saat acara berlangsung, para penari akan melakukan tari-tarian menggunakan topeng dari bahan kayu yang telah diukir menyerupai berbagai macam jenis hewan maupun karakter.

Topeng yang diukir itu disebut juga dengan ‘Sababuka atau ‘Luha’. Sedangkan para penarinya disebut dengan ‘Bukung’. Sehingga ritual ini, kemudian dikenal dengan nama ‘Babukung’.

“Sebelum setiap rangkaian kegiatan Festival Budaya Babukung dimulai, sejumlah pemangku adat terlebih dahulu menggelar ritual adat Padah Pamit dan Meumpan Bukung. Itu sebuah tradisi yang sakral bagi masyarakat adat Dayak Tomun yang beragama Kaharingan. Kegiatan ini bertujuan untuk meminta izin kepada leluhur agar pelaksanaan festival tersebut berjalan lancar dan aman. Sementara, ritual adat Maumpan Bukung atau ritual adat pembuka Festival Budaya Babukung, dilaksanakan sebelum penari bukung muncul,” jelas Hendroplin.

Baca Juga :  Upaya Koordinasi, Dislutkan Kalteng Terima Kunjungan DKPP Kapuas

Dia menambahkan bahwa, bagi masyarakat suku Dayak Tomun, ritual Babukung ini juga memiliki makna yang cukup mendalam. Yaitu menggambarkan semangat kebersamaan, kesetiakawanan dan semangat gotong royong.

“Pada Festival Budaya Babukung tahun 2024 ini, Pemkab Lamandau sengaja mengadakannya di bulan Agustus, lantaran bersamaan dengan momen perayaan Hari Jadi Kabupaten Lamandau yang ke-22 dan HUT ke-79 RI,” tandasnya. (bib/hnd)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Festival Budaya Babukung kembali digelar. Event tahunan berskala nasional yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik para wisatawan dan pelaku usaha UMKM di Kabupaten Lamandau ini, merupakan komitmen dari Pemkab Lamandau dalam menjaga kekayaan budaya lokal.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Lamandau, Hendroplin mengatakan, Festival Babukung ini merupakan event yang kesembilan kalinya dilaksanakan sejak tahun 2014 lalu. Di mana Festival Babukung tersebut, juga telah masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenkraf-RI).

“Festival Budaya Babukung berdasarkan sejarahnya, merupakan kegiatan ritual penghiburan bagi suku Dayak Tomun beragama Kaharingan yang sebagian besar mendiami wilayah Kabupaten Lamandau. Ritual ini sering kali dilakukan ketika ada warga yang sedang berduka,” ujarnya, Sabtu (10/8/2024).

Baca Juga :  Pemkab Lamandau Tera Ulang Timbangan Pedagang

Saat acara berlangsung, para penari akan melakukan tari-tarian menggunakan topeng dari bahan kayu yang telah diukir menyerupai berbagai macam jenis hewan maupun karakter.

Topeng yang diukir itu disebut juga dengan ‘Sababuka atau ‘Luha’. Sedangkan para penarinya disebut dengan ‘Bukung’. Sehingga ritual ini, kemudian dikenal dengan nama ‘Babukung’.

“Sebelum setiap rangkaian kegiatan Festival Budaya Babukung dimulai, sejumlah pemangku adat terlebih dahulu menggelar ritual adat Padah Pamit dan Meumpan Bukung. Itu sebuah tradisi yang sakral bagi masyarakat adat Dayak Tomun yang beragama Kaharingan. Kegiatan ini bertujuan untuk meminta izin kepada leluhur agar pelaksanaan festival tersebut berjalan lancar dan aman. Sementara, ritual adat Maumpan Bukung atau ritual adat pembuka Festival Budaya Babukung, dilaksanakan sebelum penari bukung muncul,” jelas Hendroplin.

Baca Juga :  Upaya Koordinasi, Dislutkan Kalteng Terima Kunjungan DKPP Kapuas

Dia menambahkan bahwa, bagi masyarakat suku Dayak Tomun, ritual Babukung ini juga memiliki makna yang cukup mendalam. Yaitu menggambarkan semangat kebersamaan, kesetiakawanan dan semangat gotong royong.

“Pada Festival Budaya Babukung tahun 2024 ini, Pemkab Lamandau sengaja mengadakannya di bulan Agustus, lantaran bersamaan dengan momen perayaan Hari Jadi Kabupaten Lamandau yang ke-22 dan HUT ke-79 RI,” tandasnya. (bib/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru