29.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Bupati Temukan Fakta Angka Presentase Bayi yang Ditimbang di Layanan Kesehatan Terendah se Kalteng

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Isu stunting menjadi pembahasan hangat Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor, dalam rapat rancangan akhir Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kotim tahun 2025, Kamis (27/6).

Ia menemukan fakta bahwa angka presentase bayi yang ditimbang di layanan kesehatan di Kabupaten kotim menyentuh angka terendah se-Kalimantan Tengah (Kalteng). Hal itu bisa berpotensi berdampak pada angka stunting di Kotim

“Saya terima laporan bahwa kita terendah se-Kalteng tentang anak yang ditimbang di Posyandu. Berarti selama ini apakah Posyandunya tidak buka atau balitanya yang tidak datang. Ini menjadi hal yang tidak bagus,” ujarnya.

Menurut Halikinnor dari semua jumlah Balita itu, ada yang terkena stunting. Hal itu tentunya perlu dilakukan pengawasan. Jika mereka tidak melakukan pengecekkan pengukuran pada Balita, maka stunting di Kotim tidak bisa ditangani dengan baik. Hal itulah yang bisa mempengaruhi angka stunting di Kabupaten Kotim.

Baca Juga :  Sepakat! Pemprov Sediakan Material, Pemkab Kotim Peralatan dan Armada untuk Perbaikan

“Dari semua jumlah Balita itu ada stunting dan itu harus kita awasi,” terangnya.

Padahal menurutnya beberapa waktu lalu, Pemkab Kotim telah meluncurkan program grebek stunting demi menekan kasus penyakit gagal tumbuh kembang pada anak itu. ia bahkan terjun langsung untuk memberikan susu, telur ke rumah-rumah masyarakat yang mempunyai Balita penderita stunting untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.

“Kita sudah menginovasikan grebek stunting. Saya langsung yang ikut mengantarkan susu, telur ke rumah-rumah penderita stunting. Kita jelaskan agar makanan itu dimakan oleh anaknya,” ungkap Halikin.

Dari pantauan di lapangan, hal ini terjadi karena hanya Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotim yang turun tangan menangani hal tersebut. Sehingga hal tersebut tidak terlalu efektif. Mengingat jumlah Balita yang ada di desa dan kecamatan berada di pimpinan wilayah.

Baca Juga :  Fokus Beribadah, Bersihkan Jiwa dan Doakan Kotim Semakin Berkah

“Selama ini ternyata hanya Dinkes yang bekerja. Artinya hanya Pustu, Puskesmas yang menangani ini. Sementara camat dan kepala desa seperti lepas tangan. Makanya saya instruksikan agar kalau tidak turun paling tidak data anak itu diserahkan. Temui mereka, timbang di tempat agar tau,” jelas Halikin.

Ia menginstruksikan kepada Wakil Bupati (Wabup) Kotim, Irawati agar membentuk tim khusus di setiap wilayah agar menangani hal tersebut. Mereka diminta untuk bisa bergerak semaksimal mungkin sehingga angka stunting bisa terlihat pergerakannya.

“Tim ini nanti harus bekerja semaksimal mungkin. kita kan libatkan juga TP-PKK sehingga kelihatan pergerakkan stunting itu turun atau tidak,” tandasnya.(sli/kpg)

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Isu stunting menjadi pembahasan hangat Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor, dalam rapat rancangan akhir Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kotim tahun 2025, Kamis (27/6).

Ia menemukan fakta bahwa angka presentase bayi yang ditimbang di layanan kesehatan di Kabupaten kotim menyentuh angka terendah se-Kalimantan Tengah (Kalteng). Hal itu bisa berpotensi berdampak pada angka stunting di Kotim

“Saya terima laporan bahwa kita terendah se-Kalteng tentang anak yang ditimbang di Posyandu. Berarti selama ini apakah Posyandunya tidak buka atau balitanya yang tidak datang. Ini menjadi hal yang tidak bagus,” ujarnya.

Menurut Halikinnor dari semua jumlah Balita itu, ada yang terkena stunting. Hal itu tentunya perlu dilakukan pengawasan. Jika mereka tidak melakukan pengecekkan pengukuran pada Balita, maka stunting di Kotim tidak bisa ditangani dengan baik. Hal itulah yang bisa mempengaruhi angka stunting di Kabupaten Kotim.

Baca Juga :  Sepakat! Pemprov Sediakan Material, Pemkab Kotim Peralatan dan Armada untuk Perbaikan

“Dari semua jumlah Balita itu ada stunting dan itu harus kita awasi,” terangnya.

Padahal menurutnya beberapa waktu lalu, Pemkab Kotim telah meluncurkan program grebek stunting demi menekan kasus penyakit gagal tumbuh kembang pada anak itu. ia bahkan terjun langsung untuk memberikan susu, telur ke rumah-rumah masyarakat yang mempunyai Balita penderita stunting untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.

“Kita sudah menginovasikan grebek stunting. Saya langsung yang ikut mengantarkan susu, telur ke rumah-rumah penderita stunting. Kita jelaskan agar makanan itu dimakan oleh anaknya,” ungkap Halikin.

Dari pantauan di lapangan, hal ini terjadi karena hanya Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotim yang turun tangan menangani hal tersebut. Sehingga hal tersebut tidak terlalu efektif. Mengingat jumlah Balita yang ada di desa dan kecamatan berada di pimpinan wilayah.

Baca Juga :  Fokus Beribadah, Bersihkan Jiwa dan Doakan Kotim Semakin Berkah

“Selama ini ternyata hanya Dinkes yang bekerja. Artinya hanya Pustu, Puskesmas yang menangani ini. Sementara camat dan kepala desa seperti lepas tangan. Makanya saya instruksikan agar kalau tidak turun paling tidak data anak itu diserahkan. Temui mereka, timbang di tempat agar tau,” jelas Halikin.

Ia menginstruksikan kepada Wakil Bupati (Wabup) Kotim, Irawati agar membentuk tim khusus di setiap wilayah agar menangani hal tersebut. Mereka diminta untuk bisa bergerak semaksimal mungkin sehingga angka stunting bisa terlihat pergerakannya.

“Tim ini nanti harus bekerja semaksimal mungkin. kita kan libatkan juga TP-PKK sehingga kelihatan pergerakkan stunting itu turun atau tidak,” tandasnya.(sli/kpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru