SAMPIT, PROKALTENG.CO – Di sebuah ruang pertemuan yang dipenuhi berkas dan proyeksi data, jajaran lintas instansi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali berkumpul.
Pertemuan ini bukan hanya membahas laporan, melainkan juga menyatukan langkah konkret dalam upaya menurunkan angka stunting yang masih menjadi tantangan utama daerah.
Kegiatan koordinasi ini menjadi bagian dari persiapan menghadapi evaluasi kinerja delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi, menyatakan bahwa semua sektor terkait telah diajak berperan aktif dalam penyusunan dokumen dan data yang akan dipresentasikan.
“Langkah-langkah yang sudah dilakukan, mulai dari pemberian intervensi gizi, pendampingan keluarga dengan risiko stunting, hingga pemantauan pertumbuhan balita sedang kita siapkan sebagai bahan presentasi. Ini akan memperlihatkan sejauh mana upaya kita selama ini,” ujarnya, Kamis (22/5).
Meskipun penilaian awalnya dijadwalkan berlangsung pada Kamis pekan ini, agenda tersebut mengalami penundaan. Umar menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian jadwal dari provinsi.
“Kami masih menanti informasi resmi, termasuk ketersediaan data dari provinsi. Saat ini pun data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024 belum dipilah per kabupaten, ini membuat proses kami sedikit tertunda,” terangnya.
Meski demikian, optimisme tetap terjaga. Berdasarkan hasil pemantauan lapangan tahun lalu, prevalensi stunting di Kotim diprediksi telah turun di bawah 20 persen, sebuah kemajuan signifi – kan dibandingkan data SKI 2023 yang mencapai 35,5 persen.
“Kami perkirakan angkanya kini berada di sekitar 19,1 persen. Jika data terbaru nanti sesuai, berarti upaya kita selama ini berada di jalur yang tepat,” tambahnya. (mif/ bah/kpg)