SAMPIT, PROKALTENG.CO – Penguatan pendidikan anak usia dini di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memasuki babak baru, setelah enam Bunda PAUD kecamatan resmi dikukuhkan pada Senin (17/11) di Ballroom salah satu Hotel.
Pengukuhan tersebut meliputi Bunda PAUD Kecamatan Tualan Hulu, Cempaga, Pulau Hanaut, Mentaya Hulu, Bukit Santua, dan Telaga Antang.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan Workshop Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk pencegahan stunting pada satuan PAUD sebagai bentuk komitmen lintas sektor dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Bunda PAUD Kotim, Khairiah Halikinnor, yang memimpin langsung prosesi pengukuhan, menegaskan bahwa peran Bunda PAUD bukan sekadar simbol seremonial, tetapi menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan usia dini di tingkat kecamatan.
Ia menekankan bahwa Bunda PAUD harus hadir sebagai penghubung, pendamping, dan penggerak kolaborasi di berbagai satuan PAUD.
“Pengukuhan ini adalah momentum untuk memastikan seluruh anak usia dini mendapatkan layanan PAUD yang berkualitas, holistik, dan integratif,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa tanggung jawab tersebut meliputi peningkatan partisipasi PAUD, pengembangan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, serta mendorong satuan PAUD agar mampu menciptakan pembelajaran yang memerdekakan.
Selain itu, penguatan layanan PAUD ini juga sejalan dengan Gerakan Wajib Belajar 13 Tahun Pra-SD sebagai fondasi pendidikan yang lebih kokoh sejak usia dini.
“Saya berharap Bunda PAUD kecamatan bisa menjadi motor penggerak. Mereka harus mampu menggerakkan program, mendampingi satuan PAUD, dan memastikan layanan yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi anak-anak,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khairiah juga meminta setiap Bunda PAUD kecamatan segera membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Bunda PAUD.
Bagi kecamatan yang sudah memiliki Pokja, ia menekankan pentingnya evaluasi rutin untuk memastikan seluruh program berjalan tepat sasaran dan memberi dampak yang nyata.
“Pelaksanaan program tidak bisa berjalan sendiri. Perlu kolaborasi dengan Pokja agar setiap rencana kerja terarah dan optimal,” tambahnya.
Selain pengukuhan, kegiatan juga diisi Workshop PMT sebagai bentuk upaya pencegahan stunting melalui intervensi gizi sejak dini di satuan PAUD.
Khairiah menegaskan bahwa persoalan stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada kemampuan belajar dan masa depan anak.
“PAUD adalah garda terdepan yang paling dekat dengan anak dan orang tua. Melalui PMT yang tepat gizi dan edukasi pola makan sehat, kita bisa bersama menurunkan angka stunting di Kotim,” jelasnya.
Ia mengajak seluruh pendidik, kepala satuan PAUD, hingga mitra lintas sektor seperti puskesmas, PKK, dan pemerintah desa untuk memperkuat edukasi gizi, mengoptimalkan PMT dengan menu sehat yang mudah diakses, serta meningkatkan pemantauan tumbuh kembang anak.
“Saya yakin dengan semangat gotong royong, Kotawaringin Timur dapat menjadi daerah yang ramah anak dan bebas stunting di masa depan,” pungkasnya. (mif/kpg)
