Site icon Prokalteng

Wujudkan ILP, Usulkan 28 Pustu Baru untuk Dibangun

Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terdapat 168 desa, saat ini jumlah puskesmas pembantu (pustu) yang ada sebanyak 148 unit, Tetapi ada beberapa pustu sudah mengalami kerusakan, sehingga pihaknya akan mengusulkan untuk membangun yang baru.

Adapun, total jumlah pustu yang diusulkan untuk pembangunan baru sebanyak 28 pustu. “Pengadaan pustu di setiap desa ini merupakan program dari Kementerian Kesehatan dalam rangka mewujudkan integrasi layanan primer (ILP) yaitu salah satu bentuk transformasi bidang kesehatan demi mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri,” kata Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi, Selasa (14/5).

Menurutnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotim telah melakukan perencanaan dan mengusulkan pembangunan pustu melalui dana alokasi khusus (DAK) yang diterima Dinkes Kotim dari pemerintah pusat melalui program dari Kementerian Kesehatan tersebut, dan diharapkan realisasinya nanti sejalan dengan perencanaan.

“Paling lambat tahun 2027 nanti semua desa di wilayah Kotim sudah harus memiliki puskesmas pembantu (pustu). kami akan mulai dari tahun 2025 hingga 2027 dan setiap pustu harus ada satu perawat, satu bidan dan dua kader kesehatan,” sampai Umar.

Pembangunan pustu di setiap desa ini juga sejalan dengan misi pemerintah daerah untuk menjadikan pustu dan posyandu sebagai garda terdepan penanganan kesehatan masyarakat. Sementara puskesmas akan kembali ke fungsi dasarnya, yakni dalam melaksanakan promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit.

“Ini merupakan peluang besar, karena pembangunan Pustu sebelumnya belum pernah melalui DAK, kalau dulu DAK itu hanya sampai puskesmas, tapi sekarang sampai ke pustu bahkan alat kesehatannya juga, sudah kami usulkan melalui program kementerian Kesehatan,” ujar Umar.

Dirinya juga menambahkan ada tiga sasaran dalam penerapan program ini, yaitu penerapan siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan, mendekatkan layanan hingga ke tingkat desa dan dusun, serta memperkuat pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan melalui dashboard situasi kesehatan per desa.

“Siklus hidup yang dimaksud adalah dari hamil, dilahirkan, bayi, balita, remaja, dewasa, pra lansia, hingga lansia. Selama siklus itu seseorang harus mendapat skrining layanan kesehatan,” ucap Umar

Ia juga mengatakan melalui skrining tersebut pihaknya bisa mendeteksi suatu penyakit yang diderita seseorang, sehingga bisa dilakukan advokasi atau memberikan petunjuk bagi yang bersangkutan agar melaksanakan pengobatan lanjutan. (bah/kpg)

 

Exit mobile version