SAMPIT, PROKALTENG.CO– Museum tidak hanya sebagai wadah wisata bagi para pelancong. Tempat yang menjadi rumah bagi benda-benda bersejarah itu juga turut benkontribusi sebagai media pembelajaran untuk mencerdaskan generasi bangsa. Untuk itu, perlu adanya gagasan untuk meningkatkan eksistensi museum. Salah satu museum yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) adalah Museum Kayu.
Dalam upaya peningkatan eksistensi Museum Kayu, Pemerintah Kabupaten Kotim dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotim menggelar group focus discussion museum dan pendidikan di Mueseum Kayu Sampit pada Kamis (12/10).
Acara yang menjadi wadah bertukar fikiran tersebut akan membahas tata cara membangun citra museum agar dapat menarik perhatian pengunjung dan menjadi wadah pembelajaran bagi masyarakat.
“Melalui kegiatan ini mudah-mudahan kita dapat menghasilkan kajian tentang pengelolaan museum dalam membangun citranya. Agar bisa mengundang pengunjung dan memberikan pembelajaran,” sampai Asisten III Setda Kotim, Muhammad Saleh saat membacakan sambutan Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor dalam kegiatan tersebut.
Dirinya menyebutkan, museum memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Barang-barang koleksi yang dipampang didalamnya menyimpan informasi mengenai sejaran dan peristiwa di masa lampau.
Hal senada juga tertuang dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
“Saya harapkan museum ini menjadi salah satu wadah yang bisa memberikan pelajaran dan edukasi bagi anak-anak didik dan masyarakat di Kabupaten Kotim,” ucap Saleh.
Tidak hanya itu, museum yang sudah berusia 19 tahun itu juga dapat menjadi pembelajran berharga dari prestasi yang ada di masa lalu. Dengan pembelajaran itu, generasi sekarang mampu menghasilkan karya yang lebih baik lagi dengan menyesuaikan pengetahuan, dan teknologi zaman sekarang. Hal itu karena dalam suatu karya pasti menyimpan pengetahuan tentang tata cara menghasulkan budaya.(sli/kpg/ind)