32.9 C
Jakarta
Sunday, October 6, 2024

Gotong Royong Massal Bersihkan Drainase dan Sungai, Dilakukan di 3 Titik

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) melakukan gotong royong massal bersama masyarakat untuk membersihkan drainase dan sungai yang tersumbat dalam Kota Sampit.

Kerja bakti itu dilaksanakan pemerintah daerah setempat bersama sejumlah pihak untuk mencegah terjadi banjir dalam kota akibat penyumbatan saluran air setelah dilanda hujan lebat.

“Sesuai pertemuan pada 2 Mei 2024 pukul 19.00 WIB malam terkait penanganan jangka pendek penanggulangan banjir dalam Kota Sampit, bapak bupati H Halikinnor menginstruksikan kepada semua perangkat daerah (PD) untuk melakukan gotong royong,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Multazam, Jumat (3/5).

Menurut dia, gotong royong tersebut perlu dilakukan untuk penanganan banjir dalam Kota Sampit serta menyiapkan rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk penanganannya. Kalau jangka pendeknya, yaitu pihaknya melakukan normalisasi sungai dan drainase yang tersumbat dan jangka panjangnya akan dibahas pada rapat yang akan digelar kemudian.

Baca Juga :  Harus Sama-Sama Memerangi untuk Mewujudkan Kotim Bersih dari Narkoba

“Gotong royong massal ini kita lakukan di tiga titik yaitu Jalan Pramuka untuk pembuatan tabat, Jalan Sirotol Mustaqim dan Jalan Iskandar (atau dekat Masjid Jami), untuk membersihkan sungai sehingga airnya dapat lancar hingga ke Sungai Mentaya,” ungkap Multazam.

Dijelaskannya, bahwa banjir yang melanda Kota Sampit selama ini lebih dipengaruhi oleh hujan dengan intensitas tinggi dibarengi pasangnya air sungai, serta drainase dan sungai yang tersumbat, sehingga airnya lambat surut.

“Tapi kalau sungai dan drainase lancar, meskipun ada genangan saat pasang dan hujan, air akan tetap mengalir dan cepat surut,” tegasnya.

“Banjir tidak hanya menggenang jalan, tetapi juga telah masuk ke rumah warga dan berdampak kepada fasilitas pendidikan. Salah satunya SDN 3 Sawahan yang terendam air hingga masuk ke ruangan,” ujar Multazam.

Baca Juga :  Bupati Beri Bonus Empat Santri yang Mengikuti MQK

Dia menambahkan, saat ini banjir melanda empat kecamatan. Yaitu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Mentaya Hilir Utara dan Kecamatan Antang Kalang. Ketinggian air bervariasi, antara 20 hingga 100 cm.  Banjir di Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang terjadi di Kelurahan Baamang Tengah, Mentawa Baru Hilir, Sawahan, Ketapang dan Desa Telaga Baru. Banjir di Kecamatan Mentaya Hilir Utara terjadi di Desa Bagendang Tengah.

“Kalau banjir di Kecamatan Antang Kalang terjadi di enam desa, yaitu Desa Tumbang Gagu, Buntut Nusa, Tumbang Ngahan, Sungai Puring, Kuluk Telawang dan Tumbang Kalang dengan ketinggian air hingga mencapai 100 centimeter,” tutupnya. (bah/ens/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) melakukan gotong royong massal bersama masyarakat untuk membersihkan drainase dan sungai yang tersumbat dalam Kota Sampit.

Kerja bakti itu dilaksanakan pemerintah daerah setempat bersama sejumlah pihak untuk mencegah terjadi banjir dalam kota akibat penyumbatan saluran air setelah dilanda hujan lebat.

“Sesuai pertemuan pada 2 Mei 2024 pukul 19.00 WIB malam terkait penanganan jangka pendek penanggulangan banjir dalam Kota Sampit, bapak bupati H Halikinnor menginstruksikan kepada semua perangkat daerah (PD) untuk melakukan gotong royong,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Multazam, Jumat (3/5).

Menurut dia, gotong royong tersebut perlu dilakukan untuk penanganan banjir dalam Kota Sampit serta menyiapkan rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk penanganannya. Kalau jangka pendeknya, yaitu pihaknya melakukan normalisasi sungai dan drainase yang tersumbat dan jangka panjangnya akan dibahas pada rapat yang akan digelar kemudian.

Baca Juga :  Harus Sama-Sama Memerangi untuk Mewujudkan Kotim Bersih dari Narkoba

“Gotong royong massal ini kita lakukan di tiga titik yaitu Jalan Pramuka untuk pembuatan tabat, Jalan Sirotol Mustaqim dan Jalan Iskandar (atau dekat Masjid Jami), untuk membersihkan sungai sehingga airnya dapat lancar hingga ke Sungai Mentaya,” ungkap Multazam.

Dijelaskannya, bahwa banjir yang melanda Kota Sampit selama ini lebih dipengaruhi oleh hujan dengan intensitas tinggi dibarengi pasangnya air sungai, serta drainase dan sungai yang tersumbat, sehingga airnya lambat surut.

“Tapi kalau sungai dan drainase lancar, meskipun ada genangan saat pasang dan hujan, air akan tetap mengalir dan cepat surut,” tegasnya.

“Banjir tidak hanya menggenang jalan, tetapi juga telah masuk ke rumah warga dan berdampak kepada fasilitas pendidikan. Salah satunya SDN 3 Sawahan yang terendam air hingga masuk ke ruangan,” ujar Multazam.

Baca Juga :  Bupati Beri Bonus Empat Santri yang Mengikuti MQK

Dia menambahkan, saat ini banjir melanda empat kecamatan. Yaitu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Mentaya Hilir Utara dan Kecamatan Antang Kalang. Ketinggian air bervariasi, antara 20 hingga 100 cm.  Banjir di Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang terjadi di Kelurahan Baamang Tengah, Mentawa Baru Hilir, Sawahan, Ketapang dan Desa Telaga Baru. Banjir di Kecamatan Mentaya Hilir Utara terjadi di Desa Bagendang Tengah.

“Kalau banjir di Kecamatan Antang Kalang terjadi di enam desa, yaitu Desa Tumbang Gagu, Buntut Nusa, Tumbang Ngahan, Sungai Puring, Kuluk Telawang dan Tumbang Kalang dengan ketinggian air hingga mencapai 100 centimeter,” tutupnya. (bah/ens/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru