KASONGAN, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Katingan tak main-main soal pendidikan. Mereka kembali meluncurkan program wajib belajar 13 tahun, yang diharapkan jadi solusi jitu untuk pemerataan akses pendidikan di Bumi Penyang Hinje Simpei.
Komitmen ini ditunjukkan lewat acara advokasi pendampingan wajib belajar 13 tahun, dan penanggulangan Anak Tidak Sekolah (ATS) yang dibuka oleh Asisten I Setda Katingan GH Edwar Doddy, di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, Kamis (23/7) lalu.
Dalam sambutannya Asisten I Setda Katingan GH Edwar Doddy menyampaikan. Bahwa program ini merupakan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Program ini tujuannya mulia, untuk memastikan setiap anak di Katingan, bisa mengecap pendidikan berkualitas dari PAUD hingga jenjang menengah.
“Program ini bukan sekadar kebijakan, melainkan wujud nyata amanat konstitusi. Pendidikan itu bukan cuma hak dasar, tapi juga investasi paling top buat masa depan bangsa. Makanya kami janji, tidak ada lagi anak Katingan yang ketinggalan sekolah,” tegas Doddy.
Dikatakan Doddy, bahwa PAUD jadi kunci ATS. Wajib belajar 13 tahun ini menyoroti pentingnya PAUD sebagai fondasi utama. Dia juga menyebut, suksesnya pendidikan sangat bergantung pada kualitas PAUD. Artinya kurikulum dan kompetensi guru PAUD harus diperkuat.
“PAUD itu pondasi. Makanya pondasi harus kokoh. Kalau pondasinya rapuh, gimana mau cetak SDM berkualitas,” ujarnya, menganalogikan dengan lugas.
Tak cuma itu, acara advokasi ini juga jadi ajang serius menggarap masalah ATS. Doddy mengakui, ATS masih jadi PR besar, termasuk di Katingan. Menurutnya, penanganan ATS itu harus dilakukan secara bersama.
“Suksesnya program ini bukan cuma beban pemerintah, tapi butuh semua pihak ikut campur. Anak-anak yang putus sekolah itu harus kita gandeng lagi sama-sama,” ajaknya.(eri/kpg)