27.8 C
Jakarta
Saturday, April 12, 2025

Tetap Pertahankan Budaya Dayak, Jangan Tergerus Perkembangan Zaman

KASONGAN, PROKALTENG.CO-Di tengah kemajuan zaman dan terus berkembang, seluruh masyarakat diminta untuk terus dan tetap mempertahankan budaya dayak. Jangan sampai adat dan budaya peninggalan leluhur Dayak, tergerus oleh perkembangan zaman.

Hal ini disampaikan Bupati Katingan Sakariyas ketika menghadiri kegiatan silaturahmi pasukan merah TBBR se-Kalimantan Tengah di Sport Center Kasongan, Senin (18/9).

Ditegaskan bupati, dirinya sebagai orang dayak patut bangga melihat adat dan budaya yang dimiliki oleh orang Dayak. Oleh sebab itulah, hal ini harus terus dipertahankan dan di lestarikan untuk oleh seluruh masyarakat dayak.

“Apa yang dimiliki baik adat, seni maupun budaya jangan sampai punah seiring dengan perkembangan zaman. Ini sangat penting menjadi perhatian oleh kita semua,” tegas orang nomor satu di Kabupaten Katingan ini.

Baca Juga :  Kesadaran Masyarakat Bayar Kewajiban Masih Rendah

Selain itu, bupati juga mengingatkan masyarakat dayak, secara khusus di Kabupaten Katingan, agar bersatu. Jangan sampai orang Dayak bisa dihasut untuk memecahbelah.

“Jika kita bisa bersatu, bersama-sama, maka orang dayak tidak akan tertinggal. Persatuan dan kesatuan kita orang Dayak harus kuat,” ucapnya.

Di tempat yang sama pemimpin besar pasukan merah TBBR Panglima Jilah menyampaikan, jika orang dayak tanpa adat dan budaya, sama artinya pohon tanpa akar. Jika tidak ada akar, maka pohon akan mati. Seperti itulah orang Dayak. Manusia tidak bisa terlepas dari identitas. Karena identitas merupakan jati diri yang harus dilestarikan.

“Dimana pun kamu tinggal, apapun gelar dan jabatanmu, kamu tidak akan bisa membuang identitasmu. Karena sejatinya Jubata (Tuhan) telah mentakdirkan kita sebagai orang Dayak,” tegas Panglima Jilah di hadapan anggota pasukan merah dan pejabat di lingkup Kabupaten Katingan.

Baca Juga :  Kades Ini Keluhkan Layanan Kesehatan Untuk Warganya

Sebagai manusia Dayak, lanjutnya, maka wajib mengembangkan, wajib mempertahankan, wajib melestarikan, dan wajib untuk mencintai adat serta budaya Dayak.

“Kami boleh hidup di zaman maju seperti sekarang. Atau bahasa anak muda sekarang zaman milenial. Tapi kita tidak boleh meninggalkan budaya peninggalan leluhur kita. Ini harus tetap kita pertahankan sampai kapanpun. Jika sampai kita membuang identitas kita, menolak budaya kita. Artinya kita juga menolak Jubata yang telah menciptakan suku dayak,” ujarnya mengingatkan. (eri/ram/kpg/ind)

KASONGAN, PROKALTENG.CO-Di tengah kemajuan zaman dan terus berkembang, seluruh masyarakat diminta untuk terus dan tetap mempertahankan budaya dayak. Jangan sampai adat dan budaya peninggalan leluhur Dayak, tergerus oleh perkembangan zaman.

Hal ini disampaikan Bupati Katingan Sakariyas ketika menghadiri kegiatan silaturahmi pasukan merah TBBR se-Kalimantan Tengah di Sport Center Kasongan, Senin (18/9).

Ditegaskan bupati, dirinya sebagai orang dayak patut bangga melihat adat dan budaya yang dimiliki oleh orang Dayak. Oleh sebab itulah, hal ini harus terus dipertahankan dan di lestarikan untuk oleh seluruh masyarakat dayak.

“Apa yang dimiliki baik adat, seni maupun budaya jangan sampai punah seiring dengan perkembangan zaman. Ini sangat penting menjadi perhatian oleh kita semua,” tegas orang nomor satu di Kabupaten Katingan ini.

Baca Juga :  Kesadaran Masyarakat Bayar Kewajiban Masih Rendah

Selain itu, bupati juga mengingatkan masyarakat dayak, secara khusus di Kabupaten Katingan, agar bersatu. Jangan sampai orang Dayak bisa dihasut untuk memecahbelah.

“Jika kita bisa bersatu, bersama-sama, maka orang dayak tidak akan tertinggal. Persatuan dan kesatuan kita orang Dayak harus kuat,” ucapnya.

Di tempat yang sama pemimpin besar pasukan merah TBBR Panglima Jilah menyampaikan, jika orang dayak tanpa adat dan budaya, sama artinya pohon tanpa akar. Jika tidak ada akar, maka pohon akan mati. Seperti itulah orang Dayak. Manusia tidak bisa terlepas dari identitas. Karena identitas merupakan jati diri yang harus dilestarikan.

“Dimana pun kamu tinggal, apapun gelar dan jabatanmu, kamu tidak akan bisa membuang identitasmu. Karena sejatinya Jubata (Tuhan) telah mentakdirkan kita sebagai orang Dayak,” tegas Panglima Jilah di hadapan anggota pasukan merah dan pejabat di lingkup Kabupaten Katingan.

Baca Juga :  Kades Ini Keluhkan Layanan Kesehatan Untuk Warganya

Sebagai manusia Dayak, lanjutnya, maka wajib mengembangkan, wajib mempertahankan, wajib melestarikan, dan wajib untuk mencintai adat serta budaya Dayak.

“Kami boleh hidup di zaman maju seperti sekarang. Atau bahasa anak muda sekarang zaman milenial. Tapi kita tidak boleh meninggalkan budaya peninggalan leluhur kita. Ini harus tetap kita pertahankan sampai kapanpun. Jika sampai kita membuang identitas kita, menolak budaya kita. Artinya kita juga menolak Jubata yang telah menciptakan suku dayak,” ujarnya mengingatkan. (eri/ram/kpg/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru