BUNTOK PROKALTENG.CO-Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Deddy Winarwan secara resmi meletakkan batu pertama, pembangunan Huma Betang atau Rumah Adat Dayak. Berlokasi di Jalan Pahlawan, samping Gedung Jaro Pirarahan Buntok, Sabtu (3/8).
Peletakan batu pertama dihadiri Wakil Sekretaris Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Yulindra Dedy Lampe, Ketua DAD Barsel Tamarzam, Kapolres, Sekda, sejumlah anggota DPRD dan kepala OPD.
“Dengan dibangunnya Rumah atau Huma Betang merupakan simbol pandangan masyarakat Dayak tentang kehidupan, kesejahteraan berdasarkan Falsafah Huma betang yang merupakan salah satu bentuk fi losofi hidup dan kekayaan intelektual lokal asli masyarakat Suku Dayak,” ungkap Pj bupati.
Huma Betang sendiri, menurut Deddy, memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Dayak. Rumah Betang adalah pusat kebudayaan Dayak, karena disanalah seluruh kegiatan dan segala proses kehidupan berjalan dari waktu ke waktu. Falsafah Huma Betang juga mengajarkan semua untuk dapat hidup berdampingan dalam keragaman, demi suatu tujuan dan cita-cita bersama yang luhur dan mulia.
Bangunan yang nantinya menjadi Ikon Kota Buntok juga sesuai dengan amanat UndangUndang Dasar 1945 Pasal 32 ayat 1 yang berbunyi, negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Pemerintah Kabupaten Barsel telah melaksanakan undang-undang, melalui pemugaran cagar-cagar budaya, pembangunan balai-balai adat dan salah satunya dengan mulai melaksanakan pembangunan fisik Huma Betang ini yang berdiri di tengah Kota Buntok.
“Nantinya benar- benar dapat menjadi Huma akan Itah Uras (rumah kita semua) dan dipergunakan untuk kepentingan bersama bagi segenap lapisan masyarakat Adat Dayak di Kabupaten Barito Selatan,” terang Deddy.
Selain itu, menurut Pj bupati Barsel, pemerintah kabupaten turut menaruh harapan besar, agar kelak Huma Betang ini dapat menjadi pusat pelestarian kebudayaan Dayak, sehingga generasi muda akan selalu menghargai dan menjunjung tinggi budaya leluhurnya. Setidaknya, dapat memperkenalkan keindahan budaya suku Dayak kepada para pihak lainnya.
“Momentum peletakan batu pertama pembangunan menjadi tonggak awal pelestarian budaya Suku Dayak di Kabupaten Barsel, kita semua berharap semoga Huma Betang ini dapat menjadi sumber inspirasi dan contoh yang membanggakan bagi masyarakat Dayak dan masyarakat Adat Dayak umumnya,” tutup Deddy. (ena/kpg)