PROKALTENG.CO-Saking banyaknya penggemar jenis motor Vespa ini, nilai jualnya justru menyesuaikan dengan umurnya. Semakin tua umur Vespa itu, maka harga di pasaran semakin mahal. Sejatinya, hal itu disebabkan oleh alat-alat Vespa yang semakin tua, semakin sulit ditemukan. Serta bentuknya yang sangat klasik. Tentunya, selain itu Vespa tua mempunyai sejuta cerita tentang perjalanan bangsa ini.
Hal itu berbeda dengan Vespa tahun produksi 2.000-an ke atas. Meskipun diproduksi oleh pabrik yang sama, namun spesifikasinya sudah beda karena menyesuaikan dengan motor kekinian. Sementara, rata-rata penggemar Vespa menikmatinya karena cerita dan nilai klasiknya.
Sebagaimana diketahui, body motor Vespa itu nyaris 90 persen berbahan besi. Hal itu berbeda dengan motor kekinian yang berbahan plastik. Bahkan, akibat terburuk saat terjadi kecelakaan, motor tersebut tidak akan pecah. Bahan itu yang juga menjadi kebanggaan para penggemar Vespa di Indonesia, termasuk di Bondowoso.
Agus Propianto, anggota Komunitas Orijingan Indonesia di Bondowoso menceritakan, saat mengendarai Vespa tua mendapat sensasi yang berbeda dibanding naik motor lainnya, bahkan kerap menjadi perhatian orang banyak saat di jalanan. “Iya sensasinya sudah beda, mungkin karena saya sudah sangat menyatu dengan kendaraan ini (Vespa,Red), kemudian saat di jalan selalu jadi pusat perhatian,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh body motor yang antik, serta jarang dikendarai orang pada umumnya. Seluruh bagian motornya seolah menunjukkan kehidupan pada zaman kolonial Belanda. “Semuanya klasik, mulai dari spidometer, deknya juga ori, serta handel-handel yang lainnya juga ori semua,” katanya.
Selama mendalami tentang Vespa, Agus menyebut, harga tertinggi satu motor dapat dibanderol sampai Rp 1,3 Miliar. Yaitu Vespa jenis Douglas yang dikeluarkan sekitar tahun 1940-an. “Itu saya temukan saat ada event di Bali, semuanya original, itu yang membuat mahal,” pungkasnya. (mun/jpg)