BALIKPAPAN – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran
telah menyiapkan strategi pengembangan kawasan penyangga mandiri pangan untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.
Untuk mempersiapkan penyangga pangan Ibu Kota Negara baru, akan dilakukan
melalui sistem kluster tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan
menggunakan teknologi pertanian modern sehingga semua kebutuhan pangan dipenuhi
sendiri tanpa adanya impor. Bahkan diproyeksikan menjadi pendukung ekspor dan
lumbung pangan dunia.
Hal itu disampaikan Amran dalam Focus Group Discussion (FGD) Strategi
Pengembangan Kawasan Penyangga Kemandirian Pangan Ibu Kota Negara, yang digelar
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Balikpapan Kalimantan Timur,
Jumat malam (30/8/2019).
Amran menyatakan pihaknya telah melakukan perhitungan proyeksi kebutuhan
pangan ke depan, dalam memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota baru dengan membangun
klaster pengembangan komoditas.
“Ibu Kota baru mandiri pangan, ini kata kuncinya. Mimpi besar kami adalah
menyiapkan pangan untuk penduduk di Ibu Kota baru kita siapkan lebih awal
karena katakanlah pindah 2024, umur komoditas hortikultura 2 sampai 3 tahun
sudah berbuah,†sebutnya.
Oleh karena itu, Amran menegaskan mimpi besarnya nanti yakni membangun Ibu
Kota baru tanpa impor pangan sebab pangan dapat diproduksi masyarakat
Kalimantan Timur dan daerah-daerah sekitarnya.
Menurut Amran, hal ini dapat diwujudkan karena Kementan sejak awal telah
menyiapkan 500 juta pohon bibit tanaman perkebunan yang akan menelan anggaran
Rp 10 triliun. Di tahun 2018, bantuan yang bibit hortikultura yang telah
diberikan sekitar 30 sampai 50 ribu dan ditingkatkan 100 ribu pohon per tahun.
“Kemudian kami juga sudah kirim sapi terbesar tiga tahun lalu untuk
Kalimantan Timur sebanyak 2.000 ekor, terbesar di seluruh Indonesia. Potensi
padi sudah kami hitung yang minus tinggal 60 ribu ton,†katanya.
Sementara itu, Ketua Presidum Majelis Nasional Kahmi, Hamdan Zoelva menilai,
upaya penyediaan pangan mandiri di Ibu Kota Negara baru dan Indonesia menjadi
lumbung pangan dunia tersebut merupakan gagasan yang luar biasa dan optimis
dapat diwujudkan. Pasalnya, kedaulatan pangan menjadi bagian yang sangat
penting bagi kedaulatan dan kekuatan sebuah bangsa.
“Cita-cita kedaulatan pangan itu bukan lagi kecil, tapi sudah jauh melompat
ke depan yaitu menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Ini adalah
sesuatu hal yang luar biasa dan memang kalau kita lihat dari berbagai sisi,
luas lahan Kalimantan masih banyak yang belum dikelola. Maka kesempatan
mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan itu bukanlah mimpi belaka, tapi
sesuatu yang optimis bisa diwujudkan,†kata Hamdan.
Hadir pula pada diskusi itu Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, Pangdam
VI/ Mulawarman, Mayjen TNI Subiyanto, Perwakilan Kontak Tani Nelayan Andalan
(KTNA) Nasional, dan jajaran Eselon I Kementan, serta para bupati se-Kaltim, serta
para kepala dinas pertanian se Kalimantan. (nto)