24.4 C
Jakarta
Monday, November 4, 2024

Bomber Perempuan Gereja Katedral Makasar Baru Didoktrin 6 Bulan

PROKALTENG.CO – Pelaku bomber perempuan berinisial YSR yang ikut
bersama suaminya Lukman, 26, meledakkan diri di Gereja Katedral Makassar,
ternyata baru sekitar 6 bulan didoktrin gurunya di Villa Mutiara.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Prabowo menuturkan ada kajian di Perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Kota
Makassar, yang diikuti pasangan suami istri ini yakni Lukman dan YSR. Pemberi
doktrin bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar adalah guru dari Lukman dan YSR
di kajian di Villa Mutiara Makassar.

Pascabom bunuh diri di Gereja
Katedral, Makassar, Minggu (28/3), tim Densus 88 bergerak cepat melakukan
penangkapan. Empat terduga teroris yang masih merupakan satu kelompok dengan
pelaku Lukman dan istrinya YSR, telah diamankan petugas.

Keempat pelaku terduga teroris tersebut
yaitu AS, SAS, MR, dan AA. “Ini masih satu kelompok, satu kajian Villa
Mutiara,” kata Kapolri seperti dikutip PojokSatu
(Jawa Pos Group), Senin (29/3/).

Mantan Kabareskrim itu
menuturkan, empat terduga teroris yang ditangkap di Makassar itu berperan untuk
mempersiapkan bahan-bahan peledak. “Mempersiapkan rencana jihad serta membeli
bahan-bahan peledak untuk disiapkan bom bunuh diri,” ujarnya.

Baca Juga :  Masyarakat Diminta Bersabar, Wagub Berkeyakinan Kalteng Ibu Kota

Bersamaan dengan itu, kata Sigit,
tim Densus juga bergerak cepat melakukan penggeledahan di dua wilayah yakni
Condet Jakarta Timur dan Bekasi Jawa Barat. Dari penggeledahan itu, total empat
terduga teroris yang diamankan yakni A, AH, AJ, dan BS.

Tak hanya itu, hasil operasi di
Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), tim Densus 88 mengamankan lima terduga
teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daullah (JAD). “Ini terus kita
kembangkan,” kata Jenderal Listyo Sigit.

Ke empatnya lanjut Listyo,
memiliki peran masing-masing terkait rencana pengeboman Gereja Katedral
Makassar. “Masing-masing perannya bersama L dan YSR, mereka ada dalam satu
kelompok kajian di Villa Mutiara. Untuk bersama-sama memberikan doktrin,
mempersiapkan untuk jihad dan berperan membeli bahan untuk digunakan bom bunuh
diri,” bebernya.

Sebelum melancarkan aksi bom
bunuh diri di Makassar, Lukman sempat meninggalkan surat wasiat kepada ibunya.
“L (Lukman) sempat tinggalkan wasiat kepada orang tuanya. Isinya yang
bersangkutan pamit, siap untuk mati syahid,” kata Jenderal Pol Listyo Sigit.

Dari penangkapan teroris di
sejumlah wilayah itu, tim mengamankan sejumlah barang bukti lima bom aktif,
jenis bom sumbu, 5 toples besar berisi bahan kimia peledak, sulfur,
flashfolder, dan termometer. Kemudian ditemukan bahan peledak lain dengan
jumlah 1,5 kg.

Baca Juga :  Dirut BRI Dinobatkan Sebagai CEO CSR of The Year

Rencananya bahan-bahan tersebut
akan diolah menjadi bahan peledak dengan jumlahnya 4 kg. Sebelumnya, ledakan
bom terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3)
sekitar pukul 10.30 WITA.

Sebelumnya Kapolri juga
menyebutkan, dua terduga pelaku ini diduga pernah terlibat operasi di Filipina,
tahun 2012 lalu. “Kelompok ini pernah melaksanakan operasi di Dolo, Filipina
tahun 2012. Untuk inisial pelaku yang kita dapat sementara kita dalami, terkait
dengan hal ini dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.

Dari hasil penyelidikan di
lapangan ternyata terduga pelaku merupakan pengantin baru, yang baru menikah
sejak 6 bulan lalu.

Keduanya merupakan bagian dari
jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulsel yang beberapa anggotanya
telah ditangkap pada bulan Januari lalu di Perumahan Villa Mutiara Cluster
Biru, Makassar. “Betul, baru menikah 6 bulan lalu,” kata Kadiv Humas Polri,
Irjen Pol Argo Yuwono dalam keterangannya.

PROKALTENG.CO – Pelaku bomber perempuan berinisial YSR yang ikut
bersama suaminya Lukman, 26, meledakkan diri di Gereja Katedral Makassar,
ternyata baru sekitar 6 bulan didoktrin gurunya di Villa Mutiara.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Prabowo menuturkan ada kajian di Perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Kota
Makassar, yang diikuti pasangan suami istri ini yakni Lukman dan YSR. Pemberi
doktrin bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar adalah guru dari Lukman dan YSR
di kajian di Villa Mutiara Makassar.

Pascabom bunuh diri di Gereja
Katedral, Makassar, Minggu (28/3), tim Densus 88 bergerak cepat melakukan
penangkapan. Empat terduga teroris yang masih merupakan satu kelompok dengan
pelaku Lukman dan istrinya YSR, telah diamankan petugas.

Keempat pelaku terduga teroris tersebut
yaitu AS, SAS, MR, dan AA. “Ini masih satu kelompok, satu kajian Villa
Mutiara,” kata Kapolri seperti dikutip PojokSatu
(Jawa Pos Group), Senin (29/3/).

Mantan Kabareskrim itu
menuturkan, empat terduga teroris yang ditangkap di Makassar itu berperan untuk
mempersiapkan bahan-bahan peledak. “Mempersiapkan rencana jihad serta membeli
bahan-bahan peledak untuk disiapkan bom bunuh diri,” ujarnya.

Baca Juga :  Masyarakat Diminta Bersabar, Wagub Berkeyakinan Kalteng Ibu Kota

Bersamaan dengan itu, kata Sigit,
tim Densus juga bergerak cepat melakukan penggeledahan di dua wilayah yakni
Condet Jakarta Timur dan Bekasi Jawa Barat. Dari penggeledahan itu, total empat
terduga teroris yang diamankan yakni A, AH, AJ, dan BS.

Tak hanya itu, hasil operasi di
Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), tim Densus 88 mengamankan lima terduga
teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daullah (JAD). “Ini terus kita
kembangkan,” kata Jenderal Listyo Sigit.

Ke empatnya lanjut Listyo,
memiliki peran masing-masing terkait rencana pengeboman Gereja Katedral
Makassar. “Masing-masing perannya bersama L dan YSR, mereka ada dalam satu
kelompok kajian di Villa Mutiara. Untuk bersama-sama memberikan doktrin,
mempersiapkan untuk jihad dan berperan membeli bahan untuk digunakan bom bunuh
diri,” bebernya.

Sebelum melancarkan aksi bom
bunuh diri di Makassar, Lukman sempat meninggalkan surat wasiat kepada ibunya.
“L (Lukman) sempat tinggalkan wasiat kepada orang tuanya. Isinya yang
bersangkutan pamit, siap untuk mati syahid,” kata Jenderal Pol Listyo Sigit.

Dari penangkapan teroris di
sejumlah wilayah itu, tim mengamankan sejumlah barang bukti lima bom aktif,
jenis bom sumbu, 5 toples besar berisi bahan kimia peledak, sulfur,
flashfolder, dan termometer. Kemudian ditemukan bahan peledak lain dengan
jumlah 1,5 kg.

Baca Juga :  Dirut BRI Dinobatkan Sebagai CEO CSR of The Year

Rencananya bahan-bahan tersebut
akan diolah menjadi bahan peledak dengan jumlahnya 4 kg. Sebelumnya, ledakan
bom terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3)
sekitar pukul 10.30 WITA.

Sebelumnya Kapolri juga
menyebutkan, dua terduga pelaku ini diduga pernah terlibat operasi di Filipina,
tahun 2012 lalu. “Kelompok ini pernah melaksanakan operasi di Dolo, Filipina
tahun 2012. Untuk inisial pelaku yang kita dapat sementara kita dalami, terkait
dengan hal ini dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.

Dari hasil penyelidikan di
lapangan ternyata terduga pelaku merupakan pengantin baru, yang baru menikah
sejak 6 bulan lalu.

Keduanya merupakan bagian dari
jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulsel yang beberapa anggotanya
telah ditangkap pada bulan Januari lalu di Perumahan Villa Mutiara Cluster
Biru, Makassar. “Betul, baru menikah 6 bulan lalu,” kata Kadiv Humas Polri,
Irjen Pol Argo Yuwono dalam keterangannya.

Terpopuler

Artikel Terbaru