Sejumlah mantan pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) di antaranya Abraham S, mad, Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto
dan Muchammad Jasin meminta Presiden Joko Widodo untuk mengambil sikap tegas
tidak meloloskan terkait calon pimpinan KPK yang bermasalah. Mereka pun
menginginkan Presiden Jokowi dapat mengevaluasi kinerja Pansel Capim KPK.
“Tidak menetapkan
lolosnya Capim KPK yang bermasalah baik yang diduga melakukan pelanggaran etik
ketika bertugas di KPK, pernah mengancam atau menghalangi proses penegakan
hukum oleh KPK,†kata Busyro Muqoddas di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah,
Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).
Ketua Bidang Hukum dan
HAM PP Muhammadiyah ini pun menyebut, upaya pelemahan terhadap KPK hadir sampai
hari ini. Sebagai pimpinan yang pernah memimpin lembaga antirasuah, Busyro pun
merasakan bagaimana berbagai upaya untuk menghancurkan, melemahkan bahkan
melumpuhkan KPK.
Bukti pelemahan itu
terlihat dari berbagai teror, kriminalisasi terhadap pimpinan maupun pegawai
KPK. Serta upaya mengebiri KPK melalui perubahan legislasi sampai dengan
intervensi proses penegakan hukum yang berjalan di KPK.
“Upaya tersebut
kembali hadir pada proses pemilihan pimpinan KPK. Munculnya nama-nama yang
mempunyai catatan menghambat proses penegakan hukum oleh KPK, tidak patuh LHKPN
sampai dengan diduga melakukan berbagai pelanggaran etik ketika bertugas di
KPK,†tegas Busyro.
Senada dengan Busyro,
Bambang Widjojanto alias BW juga meragukan integritas Pansel Capim KPK. BW pun
menyesalkan jika benar adanya terkait isu konflik kepentingan Pansel Capim KPK.
Dia menilai,
permasalahan konflik kepentingan merupakan akar terjadinya korupsi. Dia pun
menyesalkan sikap Pansel yang seolah tak mendengarkan masukan publik terkait
adanya rekam jejak kelam terhadap sejumlah Capim KPK.
“Saya malah sedang
berpikir, jangan-jangan ini KPK sedang ditubi sakaratul maut dan para
penjagalnya sebagaiannya itu adalah anggota panitia seleksi. Itu yang paling
mengerikan,†sesal BW.
Tak hanya BW,
pernyataan senada pun dilontarkan Abraham Samad. Mantan Ketua KPK periode
2011-2015 ini merasa prihatin terkait proses seleksi Capim KPK jilid V. Dia pun
menginginkan agar Jokowi mengevaluasi kinerja Pansel.
“Ini adalah bagian
dari rasa bentuk keprihatian kami yang mendalam, melihat bahwa ada semacam
ancaman yang sangat berbahaya yang akan menimpa KPK apabila proses seleksi ini
terus dilanjutkan,†ucap Abraham.
Dia menilai, kinerja
Pansel perlu dievaluasi agar tidak meloloskan peserta yang mempunyai rekam
jejak bermasalah. Bahkan dikhawatirkan dapat memegang pucuk pimpinan KPK.
“Orang bermasalah
seperti tadi yang sudah dicantumkan kriteria nya didalam surat pernyataan
sikap,†ujar Abraham.
Oleh karena itu,
Abraham sangat mengharapkan ada respon serius dari Presiden Jokowi untuk tidak
meloloskan Capim KPK yang diduga melakukan pelanggaran etik dan mempunyai rekam
jejak kelam.
“Sangat berharap ada
respon yang serius dari bapak presiden untuk segera tidak meloloskan nama-nama
yang bermasalah yang kami anggap bisa melumpuhkan dan merontokkan lembaga yang
kita cintai yaitu KPK,†tegas Abraham. (JPG)